dua puluh delapan

2.3K 102 0
                                    

Setelah membayar semua Ice Cream rasa odol milik Liana. Alaksa kemudian berjalan keluar kearah Liana dan duduk berhadapan dengannya.

"Thanks Alaksa" ujar Liana yang kini sibuk mengeluarkan semua Ice Cream  choco mint tersebut dan dia taruh berjejer diatas meja tersebut.

Alaksa memilih menunggu Liana selesai memakan semua Ice Creamnya sambil memainkan ponselnya. Sesekali dia mengamati Liana yang menikmati Ice Cream tersebut dengan wajah yang bahagia. Dan itu membuat Alaksa tersenyum tipis.

Putri tidur dan Ice Cream odol.

"Mau lagi?" Tanya Alaksa setelah mendapati hanya tersisa 1 cup, dengan 8 cup sudah bersih.

"Pas" jawab Liana sambil menggeleng.

"Lo nggak--" ucapan Alaksa langsung terhenti ketika ponsel Liana berdering dan disana tertera nama Rion.

Drrrt drrrt drrrt

Liana sebenarnya bingung antara mengangkatnya atau tidak karna sekarang dia bersama Alaksa. Sehingga Liana hanya menatap ponselnya dalam diam.

"Angkat aja" ujar Alaksa saat melihat Liana hendak mereject panggilan tersebut.

"Liana lo lagi dimana?" Tanya Rion diseberang dengan nada khawatir, sebelum Liana berbicara.

"Gue lagi beli Ice Cream"

"Dimana Liana??" Tanya Rion lagi dengan tidak sabaran.

"Di minimarket dekat apartemen"

"Jam segini Liana?" Liana yakin Rion sangat kesal sekarang setelah mendengar Rion menghembuskan napas panjang.

"Gue lagi pengen" jawab Liana dengan suara pelan. Alaksa hanya memilih mendengar sambil memainkan ponselnya.

"Jangan kemana-mana, gue kesitu sekarang!!" Putus Rion dengan cepat.

Rion langsung mematikan panggilan tersebut. Liana kemudian menaruh ponselnya lagi sedangkan Alaksa hanya memilih diam setelah Liana menerima telfon dari Rion, sampai akhirnya mobil Rion muncul diparkir didepan mereka.

Rion kemudian mematikan mesin mobilnya dan turun dari mobil dan berjalan kearah Alaksa dan Liana.

Rion sebenarnya kaget melihat Liana kini duduk bersama Alaksa, tapi dia bersyukur karna setidaknya ada yang menemani Liana dari tadi, karna saat menemukan apartemen Liana yang dalam keadaan kosong membuat Rion panik, apalagi lampu apartemen dalam keadaan menyala semuanya. Dia takut terjadi apa-apa pada Liana dan takut Liana melakukan hal nekat.

"Kenapa nggak telfon gue kalo mau kesini??" Tanya Rion yang kini mengambil kursi dan duduk diantara Alaksa dan Liana.

"Gue bisa sendiri" jawab Liana.

Liana jelas tidak mau mengganggu Rion, apalagi harus menyuruhnya datang untuk menemaninya ke tempat yang bisa dia tuju dengan berjalan kaki.

"Dengan keadaan lo yang kaya gini, lo harus ditemani kemana-mana Liana" ujar Rion sambil menghembuskan napas kasar.

"Gue--" ucapan Liana langsung dipotong dengan pertanyaan dari Rion yang tidak habis pikir dengan Liana.

DRAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang