tiga puluh lima

57 5 2
                                    

"Lo marah?" Tanya Liana tiba-tiba, masih tetap dalam posisi membelakangi Alaksa, menatap langsung Alaksa hanya membuat suasana hatinya menjadi aneh.

"Buat apa?" Jawab Alaksa sambil menatap punggung Liana.

"Terus?"

"Gue lagi berusaha untuk menjauh dari lo" Ujar Alaksa langsung, sudah tidak ada waktu untuk berbasa basi lagi sekarang.

Mendengar itu Liana langsung bangun dari tempat tidur dan berbalik kearah Alaksa.

"Gue nggak bermaksud apa-apa Alaksa, gue cuman khawatir sama keadaan lo" jawab Liana.

"Gue nggak butuh itu" balas Alaksa dengan wajah datar seperti biasa.

"Mending lo khawatirin tubuh lo sendiri biar nggak usah ngerepotin orang lain" lanjut Alaksa kemudian berjalan kearah sofa dan memilih berbaring disana.

"Lo pergi aja kalo ngerasa gue repotin!!" Jawab Liana dengan wajah kesal. Yang benar saja Alaksa, Liana bahkan bisa selamanya sendiri disini.

"Terlambat kalo usir gue sekarang, mending lo tidur, Rion nggak bakal suka kalo sampe terjadi apa-apa sama lo saat gue jaga" balas Alaksa yang kini sudah menutup kedua matanya.

"Kalo lo nggak mau jagain gue, mending lo pergi sekarang!!" Ujar Liana.

"Gue nggak mau waktu gue terbuang sia-sia, jadi lo mending istirahat sekarang"

Liana otomatis turun dari tempat tidur dan berjalan kearah Alaksa.

"Lo mending pergi dari sini!!" Sahut Liana kemudian didetik berikutnya menarik tangan Alaksa untuk bangun.

"Gue nggak mau!" Balas Alaksa sambil menghembuskan napas.

"Cepetan pergi dari sini!!" Usir Liana sambil berusaha menarik Alaksa namun sia-sia.

Alaksa kemudian menarik Liana hingga terjatuh ditubuh Alaksa.

"Kalo lo kaya gini, gimana gue mau lepasin lo Lia??" Tanya Alaksa yang kini sudah dalam posisi memeluk Liana.

"Lepasin gue Alaksa"

"Lo emang batu ya dibilangin" ujar Alaksa yang kini memilih menggeser tubuhnya agar Liana bisa berbaring dengan nyaman kemudian memeluk Liana dan menutup kedua matanya, dia benar-benar butuh istirahat.

"Alaksaaaaa" panggilan Liana tidak dihiraukan sama sekali oleh Alaksa.

Liana dan Alaksa kini tidur disofa tersebut, dengan posisi Alaksa memeluk Liana.

Tepat pukul 5 pagi, Alaksa kemudian bangun dengan hati-hati agar tidak membangunkan Liana, setelah itu dia mulai menggendong Liana menuju tempat tidur dan menyelimuti Liana hingga ke leher. Alaksa sini memilih duduk dikursi di samping tempat tidur, sambil menunggu Laura dan Hesly yang katanya akan bergantian dengannya pagi ini.





🥀






Setelah Laura dan Hesly datang, Alaksa kemudian bangkit dari duduknya kemudian pamit untuk meninggalkan Liana bersama mereka.

"Makasih ya Ka Alaksa udah jagain Liana" ujar Laura pada Alaksa seniornya di kampus, sedangkan Hesly yang biasanya banyak bicara kini hanya menikmati wajah tampan Alaksa yang masih muka bantal tetapi malah sangat tampan.

Bukan rahasia kalau Alaksa adalah idaman semua mahasiswa di kampus mereka saat Alaksa menjadi murid trasfer S2 di kampus mereka, hanya saja mereka tidak berani mengganggu Alaksa yang sifat dan sikapnya kelewat dingin itu. Yang jelas Alaksa masih tetap menjadi crush Laura dan Hesly sampai sekarang sejak melihat Alaksa masih menjadi kapten basket 1 tahun yang lalu di kampus Reynal sepupunya Liana.

DRAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang