"Bisa-bisanya lo berdua nggak kasih tahu kabar sepenting ini ke gue" ujar Hesly sambil memasang wajah kesal.
"Lo kan berisik" sahut Laura yang kini menyuapi Jessica.
"Kaya nggak dianggap tahu nggak"
"Maaf ya Hesly, kita nggak mau konsetrasi lo selama disana jadi terganggu" ujar Liana mencoba memberi pengertian pada sahabatnya itu.
"Apaan sih lo, mending kupasin apel buat Lia" timpal Laura.
"Yaudah, yaudah gue maafin ya kali ini, tapi jangan diulang ya" ujar Hesly sambil memasang senyumnya.
"Akhirnya gue bisa kesampean gendong bayi juga" lanjut Hesly sambil mengupas apel.
"Gue duluan yang gendong, lo setelah gue" sahut Laura yang langsung membuat Liana tersenyum sambil menatap kedua sahabatnya.
Liana bersyukur karna ada mereka berdua yang selalu menjadi 911 nya dalam keadaan apapun. Semoga mereka bisa terus saling menjaga satu sama lain sampai kapanpun.
Setelah Liana selesai memakan makanannya dan buah-buahan, Laura dan Hesly kemudian pamit untuk pulang, setelah Rion dan Alaksa masuk ke ruangan Liana.
Rion dan Alaksa kembali ke Rumah Sakit pada pukul 11, dan menyuruh Laura dan Hesly untuk pulang. Liana juga sudah mengganti pakaiannya dengan pakaian rumah sakit.
"Lo udah makan belum?" Tanya Rion yang kini duduk disamping Liana dengan Alaksa yang memilih duduk di sofa seperti biasa.
"Udah"
"Bener udah makan kan?" Tanya Rion memastikan.
"Iya Rion"
"Oke" jawab Rion yang kini menaruh ponselnya dimeja.
"Rion, gue bisa minta tolong nggak?" Tanya Liana setelah menimbang-nimbang.
"Gimana?" Tanya Rion yang kini membantu Liana agar bisa bersandar.
Liana kemudian menyuruh Rion mendekat agar dia bisa mengatakan keinginannya sambil berbisik, Liana tidak ingin Alaksa mengejeknya lagi karna meminta Ice Cream Choco Mint di jam segini.
"Bisa dong, kalo gitu gue pergi sekarang ya" jawab Rion, kemudian langsung pergi setelah mendengar permintaan Liana.
"Arex tolong jagain Liana bentar ya" ujar Rion yang langsung dibalas Alaksa dengan anggukan.
Suasana menjadi sangat sunyi setelah Rion pergi, Liana kemudian memilih berbaring, menyalakan TV dan membuka channel random untuk ditonton. Setelah menatap TV dengan wajah tanpa minat, Liana kemudian memilih berbalik memunggungi Alaksa dan mencoba menutup matanya.
Satu ruangan dengan Alaksa hanya membuat hatinya tidak tenang. Gerutu Liana dalam hati.
Sekitar 15 menitan Alaksa kemudian bangun dari sofa dan berjalan kearah Liana untuk memperbaiki selimutnya agar bisa menutupinya sampai ke bahunya. Liana yang belum sepenuhnya tidur sebenarnya sedikit kaget dengan perlakuan Alaksa namun dia malah langsung dilanda rasa kantuk yang luar biasa setelah diselimuti Alaksa, dan beberapa menit setelah itu Liana langsung terlelap.
Sedangkan Alaksa kini memilih duduk di kursi yang berada disamping Liana dan menatap punggung Liana dalam diam.
Putri tidur yang sangat keras kepala. Ujar Alaksa sambil membuang napas pelan.
Setelah hampir 1 jam Rion akhirnya kembali dengan 1 paperbag sedang ditangannya.
"Dia udah tidur??" Tanya Rion dengan suara pelan sambil berjalan dengan hati-hati agar tidak mengganggu tidur Liana.
KAMU SEDANG MEMBACA
DRAGA
General Fiction"Kalau kamu yang menjadi penyebab luka itu, paling tidak kamu harus menjadi obatnya atau mengobatinya" DRAGA yang artinya Obat.