Tiba dirumah sakit Liana langsung dibawa ke ruang ICU, mereka semua kini menunggu diluar dengan penuh harap agar Liana baik-baik saja. Alaksa tadi juga langsung memilih rumah sakit milik keluarganya agar bisa ditangani oleh Dokter Sintia.
Setelah hampir setengah jam Liana ditangani Dokter Sintia, kini pintu ruang ICU terbuka dan Dokter Sintia langsung menuju kearah Alaksa dan Rion.
"Nona Liana masih perlu dirawat secara intensif karna kurangnya istirahat dan nutrisi ke janinnya, sehingga kondisi janinnya menjadi lemah" jelas Dokter Sintia.
"Maaf tunangan dari Nona Liana bisa ikut saya sebentar?" Tanya Dokter Sintia pada Rion.
"Bisa Dok" jawab Rion.
"Ini terkait kondisi kandungan Nona Liana" Jelas Dokter Sintia.
"Oke Dok" jawab Rion lagi.
Reynal dan Hesly yang baru tahu kabar tentang kehamilan Liana langsung menatap Dokter meminta penjelasan.
"Tunggu Dok, maksud Dokter gimana?" Tanya Reynal yang masih mencerna semua kalimat yang dari tadi dokter bicarakan.
Mendengar itu Dokter Sintia langsung menoleh kearah Reynal.
"Oh iya Dok, kenalin saya Reynal saudaranya Liana Dok, selama ini lagi kuliah diluar negeri" jelas Reynal.
"Pasti Liana belum kasih tahu ya, Liana sudah hamil 3 bulan" jelas Dokter Sintia sambil tersenyum, berbeda dengan Reynal yang langsung menelan salivanya dengan susah payah.
Tanpa basa-basi Reynal langsung berjalan kearah Rion, kemudian menarik kerahnya dan menonjoknya.
"Gue nyuruh lo untuk jagain Liana brengsek!! Bukannya malah ngerusak dia sialaaan!!!" Teriak Reynal yang kesabaran sudah habis untuk menangani lelaki brengsek dihadapannya ini.
Melihat itu Laura dan Hesly langsung berlari kearah Reynal dan menahan tubuhnya. Sedangkan Dokter Sintia yang kaget dengan kejadian yang sangat tiba-tiba itu langsung berlari keluar memanggil security rumah sakit.
Rion yang tiba-tiba menerima pukulan itu langsung membalasnya.
"Anj*ng!! lo nggak lupa kan, gue sama dia udah tunangan!!!" jawab Rion dengan penuh emosi.
Melihat itu Alaksa yang dari tadi hanya menyimak perkelahian itu kemudian menghembuskan napas kasar dan berjalan kearah mereka kemudian memisahkan mereka dengan bogeman.
"Ini untuk lo karna nggak bisa jaga dia sebagai adik" ujar Alaksa yang langsung memukul Reynal duluan setelah mendorong Rion menjauh. Itu jelas untuk semua waktu yang Reynal lewatkan dan membiarkan Liana sendirian, bahkan Alaksa saja bisa menyakiti Liana tanpa Reynal tahu.
"Dan untuk lo karna nggak becus jadi tunangan" ujar Alaksa setelah berbalik kearah Rion dan menonjoknya. Tonjokkan itu juga berlaku untuk Rion yang selama ini menyembunyikan perempuan itu dan anaknya bersama perempuan itu dari Liana.
"Lo berdua nggak lihat Liana lagi terbaring didalam??!!" Tanya Alaksa dengan suara yang meninggi dan juga wajah yang sangat kesal.
Sialan, ujar Alaksa dalam hati.
Dia dari tadi hanya memikirkan hal-hal buruk yang bisa saja terjadi pada Liana, sedangkan mereka malah memilih bertengkar disaat Liana dengan bantuan Ventilator sedang berjuang untuk hidupnya dan janin yang sedang dia kandung.
Security yang datang kemudian membawa mereka ke lobby rumah sakit sedangkan Alaksa berjalan mengikuti Dokter Sintia menggantikkan Rion.
Setelah kembali dari security dan mendapat masing-masing 1 cup es batu untuk mengompres wajah mereka Rion dan Reynal kini duduk berjauhan didepan kamar rawat inap Liana, kemudian datang Alaksa dan bergabung disamping Rion dengan obat-obatan yang diberikan Dokter Sintia.
KAMU SEDANG MEMBACA
DRAGA
General Fiction"Kalau kamu yang menjadi penyebab luka itu, paling tidak kamu harus menjadi obatnya atau mengobatinya" DRAGA yang artinya Obat.