empat belas

2.4K 109 0
                                    

Liana buru-buru mengambil ponselnya dengan tangan yang masih bergetar hebat, kemudian mencoba menghubungi Reynal yang sialnya tidak bisa dihubungi.

Liana kembali mengatur napasnya mencoba tenang, hingga akhirnya memutuskan untuk menghubungi Rion.

"Ha--halo Ri?"

"Lia? Lo baik-baik aja kan?" Tanya Rion setelah mendengar suara Liana.

"Bisa jemput gue?" Tanya Liana lagi.

"Lo dimana sekarang?"

"Ditempat tadi" jelas Liana.

"Oke. Gue kesitu"

Beberapa jam menunggu Rion tidak juga datang, hingga ponselnya mati dan sebuah mobil yang tidak asing baginya berhenti dihadapannya.

"Malam nona saya diperintahkan Nyonya untuk menjemput nona" ujar Natally sambil membukakan pintu untuk Liana.

Tiba dirumah hal pertama yang dilihat Liana adalah Mamanya dan Viona yang baru saja turun dari mobil.

Tanpa berpikir panjang Liana turun dari mobil tersebut kemudian menghampiri keduanya hendak menyapa.

"Ternyata benar yang dikatakan Viona tentang kamu!!". Ujar Mamanya dengan penuh amarah dan tanpa penjelasan apapun menampar Liana seperti yang sudah-sudah disertai jambakan, pukulan dan cacian yang selalu diterimanya, hingga Liana benar-benar mati rasa sekarang.

"Sialan!! Saya nggak pernah ngajarin kamu buat jadi perempuan nggak bener ya!! Berhenti mempermalukan saya Liana!!" Teriak Annanta.

Setelah Mamanya menghentikan aksinya Liana tetap berdiri dengan tatapan kosong, sebelum akhirnya tersenyum pahit jujur saja dia benar-benar enggan menatap keduanya.

"Apalagi Vio? Habis ini apalagi yang udah lo siapin buat gue?". Tanya Liana pelan.

"Apa lo bilang??" Tanya Viona dengan wajah pura-pura kaget.

"Iya, kebohongan apalagi? Bahkan Mama gue sendiri nggak sudi lihat gue. Dan lihat sekarang ini lagi yang gue dapet. Besok-besok apalagi??" Tanya Liana dengan tatapan kecewa.

"Untuk malam ini cukup segini ya Mah. Lia pergi". Pamit Liana sebelum sesaat sebelum pergi dari hadapan Mamanya dan Viona yang menatapnya tidak percaya.







🥀








Liana menghembuskan kembali asap yang keluar dari mulutnya, Liana kini benar-benar hilang arah, jujur dia belum cukup terbiasa dengan semua kejadian sialan ini. Liana kembali dengan insomnia yang dideritanya dan berakhir di club seperti biasa.

Dan sekarang apakah Liana harus bahagia atau sakit melihat pemandangan yang disuguhkan Rion kali ini. Dia benar-bebar capek dengan semuanya.

Liana sudah terbiasa, benar-benar terbiasa, tapi untuk kali ini Liana berharap ini hanya mimpi buruk untuknya.

Mulai dari tamparan Mamanya, Kebohongan Viona, Reynal yang meninggalkannya ditempat asing tadi, kejadian terkutuk tadi dan sekarang kebohongan Rion.

Perlahan Liana melangkahkan kakinya mendekati keduanya kemudian mengambil satu-persatu gelas yang berada diatas meja milik Rion kemudian mulai menjatuhkannya.

Pranggg pranggg prangggg

Bunyi pecahan kaca itu berhasil menghantar kembali kedua manusia yang sedang dipenuhi gairah tersebut ke alam sadar keduanya.

DRAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang