tiga puluh delapan

62 6 0
                                    

Bunyi bel apartemen yang ditekan berulang-ulang membangunkan Liana pada pukul 8 pagi. Dengan perlahan Liana berjalan keluar kamar dan menuju pintu apartemen melihat siapa yang datang pagi ini.

Setelah membuka pintu Liana langsung menemukan Viona yang menatapnya datar.

"Nyenyak tuan putri tidurnya semalam??" Tanya Viona yang kini berdiri sambil melipat kedua tangannya.

"Kenapa lagi?" Tanya Liana yang malas basa basi.

"Yaudah, gue jelasin didalam" jawab Viona kemudian melenggang masuk dengan menubruk Liana yang berdiri didepan pintu hingga punggungnya terdorong hingga tembok.

"Sorry ya bumil gue emang sengaja" ujar Viona tanpa rasa bersalah, kemudian berjalan santai menuju ruang tengah dan duduk di sofa.

"Mending lo pergi sekarang, gue lagi malas debat sama lo" usir Liana sebelum berjalan kembali ke kamarnya.

Mendengar itu Viona kemudian berjalan menuju dapur dan mengambil sebotol Vodka dan dia bawah menuju kamar Liana.

"Isi kulkas bumil lengkap ya, bahkan setelah dibuang dari keluarga Joanne juga lo tetap hidup enak ya" ujar Viona setelah tiba disisi tempat tidur Liana dan meneguk Vodka di genggamannya.

"Gue benci denger suara lo Vio" ujar Liana dengan jujur masih pada posisi tidur dan tidak repot-repot bangun dari tidurnya.

Mendengar itu Viona otomatis menuangkan vodka tersebut ke tubuh Liana sambil tersenyum puas melihat Liana yang langsung bangun.

"Brengsek!! Apa masalah lo sama gue b*tch?!!" Tanya Liana yang sudah berdiri dihadapan Viona.

"Sayangnya lo yang bakal jadi b*tch untuk biayain hidup lo Liana" jelas Viona sambil menatap Liana dengan remeh dari atas ke bawah.

"Tarik kata-kata lo!!"

"Ngapain??" Tanya Viona yang kini menatap sekelilingnya.

"Apartemen ini ternyata udah jadi milik gue, dan lo harus keluar dari sini" lanjut Viona sambil menyodorkan surat pemindahan nama dari dalam tasnya.

"Maksud lo apa??" Tanya Liana tanpa berniat mengambil surat yang Viona sodorkan.

"Tante Ann nggak sebaik itu untuk kasih apartemen ini orang asing Liana" jelas Viona yang sedang berusaha untuk bersikap sebaik mungkin untuk pertama dan terakhir kalinya pada Liana.

"Gue nggak mau kuras tenaga gue untuk usir lo dari sini, jadi gue kasih lo waktu sampai jam 5 sore nanti" lanjut Viona sebelum akhirnya keluar dari kamar Liana.

Liana mengekor dari belakang, sudah Liana duga Mama pasti akan mengusirnya juga, tapi yang membuat Liana tidak habis pikir adalah Mama selalu membuatnya terlihat seperti anak angkat dari awal hingga akhir, dan memperlakukan Viona dengan sangat baik. Dan itu membuatnya hampir tidak kaget dengan dirinya yang ternyata anak angkat dalam keluarga Joanne.

"Lo tenang aja, gue malahan seneng karna bakalan pergi dari tempat ini, gue juga udah muak harus ketemu lo terus dan berurusan dengan keluarga Joanne"

"Bagus deh kalo lo ngerti, jangan lupa kunci mobilnya juga ya"

"Tenang aja, gue hanya akan bawa pakaian yang dibeliin Opa aja kok" ujar Liana.

"Lo emang nggak tahu malu ya brengsek, dia bukan Opa lo lagi Liana!!" Teriak Viona guna menyadarkan perempuan menyedihkan dihadapannya.

"Sampai napas terakhir Opa, Opa tetap akui gue sebagai cucunya, dan komentar orang lain, khususnya yang keluar dari mulut lo gue anggap sampah!!" Jelas Liana kemudian kembali ke kamarnya meninggalkan Viona yang melanjutkan jalannya dnegan wajah kesal.







DRAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang