Tidak ada kelembutan, semuanya dia lakukan dengan kasar. Lelaki yang kini sibuk diatasnya kini benar-benar membawanya kembali pada titik keterpurukannya seperti biasa.
Perjuangan Liana selama 2 tahun dengan proses yang cukup berat, mengonsumsi obat penenang, meminum obat tidur dan terapi nyatanya sia-sia.
Semuanya kembali hancur tidak bersisa dan pada akhirnya Liana kembali lagi ke titik awal dimana bayang-bayang kematian Arkana pacarnya dan rasa bersalah yang kembali menghantuinya.
Liana kembali pada kalimat seharusnya dia tidak bertemu Arkana. Seharusnya Liana tidak jatuh pada cinta pertamanya itu. Seharusnya tidak ada yang pergi. Seharusnya dia tidak bertemu dengan lelaki ini dan berakhir disini bersama.
"Aroma tubuh lo tetep sama kaya dulu, dan gue suka"
Itu kalimat penutup yang dipilih lelaki brengsek disampingnya ini sebelum akhirnya tertidur disampingnya.
Liana berusaha keras meredam tangisannya. Sekeras apapun ia berusaha nyatanya air matanya tidak kunjung berhenti menetes
Kenapa kehidupan tidak pernah berpihak padanya?
Jam menunjukan pukul setengah 5 pagi ketika Liana berusaha bangun dari tempat tidurnya sambil menahan sakit dibagian bawah tubuhnya kemudian berjalan tertatih-tatih menuju kamar mandi tanpa mengenakan sehelai pakaian.
Setelah memastikan pintu terkunci Liana kemudian mulai mengisi bathup hingga penuh. Liana menatap pantulan tubuhnya yang begitu berantakan dicermin bibir yang lecet, mata sembab dan tubuh yang dipenuhi kissmark.
Perlahan airmata yang sedari tadi coba ditahannya kembali turun tanpa bisa dicegah lagi.
Hiks hiks hiks
Liana kembali menangisi dirinya yang menjadi sekotor ini. Dia bersumpah lebih baik seumur hidupnya dia diacuhkan Mamanya dari pada harus menjadi pemuas nafsu lelaki itu. Jujur saja itu neraka bagi Liana.
"Lo cuman mau tubuh lo doang" itu ucapan Alaksa yang terus-terusan berputar dikepalanya sekarang.
🥀
Alaksa terbangun dari tidurnya dan mendapati tempat disampingnya kosong. Dia mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru kamar dan sedikit lega ketika masih mendapati pakaian Liana yang berserakan dilantai.
Dia tidak akan mungkin kemana-mana dengan tubuh seberantakan itu dan ini juga apartemennya.
Alaksa memakai pakaiannya kembali dengan cepat kemudian turun dari ranjang menuju dapur hendak mencari Liana namun hasilnya nihil. Dia kemudian memutuskan untuk menuju kekamar mandi namun sialnya kamar mandi tersebut terkunci dari dalam.
"Shit, Buka pintunya Liana!!!" teriak Alaksa yang tidak sabaran.
"Gue bukan tipikal cowok penyabar Liana!! Buka sialan!!!" Lanjut Alaksa.
"Gue dobrak!!" putusnya kemudian mendobrak dengan satu kali percobaan dan mendapati Liana yang seluruh tubuhnya sudah sepenuhnya terendam air.
Semuanya kembali berputar dalam memori Alaksa dengan lambat, benar-benar lambat seperti kaset rusak yang coba diputar kembali.
Bathup yang penuh dengan darah...
KAMU SEDANG MEMBACA
DRAGA
General Fiction"Kalau kamu yang menjadi penyebab luka itu, paling tidak kamu harus menjadi obatnya atau mengobatinya" DRAGA yang artinya Obat.