20.

27.6K 1.9K 48
                                    

*Visualisasi Tokoh*

Leorensius ErikoUsia 30 tahun, AlphaPekerjaan dosen Seni di Universitas X

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Leorensius Eriko
Usia 30 tahun, Alpha
Pekerjaan dosen Seni di Universitas X.
Jurusan fotografi.

Joanri AkriasUsia 28 tahun, AlphaPemilik restoran dan seorang chef

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Joanri Akrias
Usia 28 tahun, Alpha
Pemilik restoran dan seorang chef.

.
.
.

Bima dan Aksa pergi ke pantai, seperti perjanjian mereka sebelum pergi berlibur, keduanya memakai masker kalau berada di kerumunan orang.

Aksa terlihat sangat senang bermain di pantai, dia seolah baru pernah berlibur padahal itulah kenyataannya karena Aksa tak terlalu di pedulikan oleh keluarganya, bersama Bima dia seolah menemukan kehidupan baru.

"Mas ! Lihat ini...lihat!" Aksa menarik Bima menuju pinggir pantai, dia memperlihatkan bintang laut yang Aksa temukan.

"Lucu sekali mas.. boleh dibawa pulang ?" Tanya Aksa.

Bima mengusap pelan pucuk kepala Aksa.
"Jangan ya, lepaskan ke laut ya dek"

Aksa terlihat sedih.
"Tapi ini lucu"

"Dia masih hidup itu, nanti kita beli hiasannya saja untuk adek bawa pulang, hm ?" Bima mencoba memberi pengertian untuk Aksa.

Aksa masih tidak mau melepas bintang laut itu karena dia merasa sangat menyukai bentuk dan warnanya.

"Begini saja, mas beli aquarium nanti di rumah.. adek boleh pilih jenis apapun buat adek pelihara, ya ?"

Aksa langsung tersenyum.
"Janji ya mas ! Kita ke toko ikan !"

"Iya.. mas janji, lepasin dia ya" pinta Bima, Aksa mendorong pelan bintang laut kembali ke air.

"Dah bintang laut ~" Aksa melambaikan tangannya yang membuat Bima gemas sendiri melihat tingkah omeganya ini.

Bima mendekat lalu mengecup singkat pipi Aksa.
"Ma-mas Bima !" Aksa terkejut mendapat kecupan mendadak dari Bima.

Bima terkekeh pelan.
"Maaf.. " Bima berdiri kemudian mengulurkan tangannya pada Aksa.
" ..ayo jalan lagi"

"Hm !" Aksa mengenggam tangan Bima, mereka berdua berjalan-jalan di bibir pantai sembari menikmati indahnya pemandangan pantai.

Bima memesan kursi juga buah kelapa untuknya dan Aksa, saat keduanya asik mengobrol seseorang tiba-tiba duduk di hadapan Aksa.

"Halo manis" sapanya.

"Um.. iya ?" Aksa tersenyum kaku karena dia tidak mengenal orang ini.

"Oh, kamu juga ke pantai Erik ?" Ujar Bima.

"Iya.. aku merasa bosan di kamar kebetulan sekali bertemu kalian berdua disini"

"Oh iya dek.. kamu belum pernah bertemu orang ini secara langsung tapi dia hadir di pernikahan kita.. " Bima merangkul pundak Erik.

" ..dia juga dosen dan berjenis alpha, namanya Erik sahabat ku" sambung Bima.

"Ah.. saya Aksa" Aksa mengulurkan tangannya.

"Ya, aku sudah mengenal mu Aksa karena Bima terus bicara tentang kamu sejak awal kalian menikah"

"Hei, jangan bicara seenaknya !!" Bima langsung menepuk kepala Erik karena sudah membocorkan rahasia.

"Kenapa ? Aku kan bicara fakta!" Kesal Erik.

"Hah ya ampun.. dek itu-" belum selesai Bima bicara, dia bisa melihat wajah Aksa memerah saat mendengar kalau sejak awal Bima memang memperhatikan Aksa.

Kedua pipi Bima juga memerah, dia mengusap lehernya seraya melihat kearah lain.
"I-itu benar.. mas selalu bercerita tentang kamu pada Erik"

"O-Oh...iya mas" Aksa tertunda malu.

Erik melihat Bima dan Aksa bergantian lalu tertawa dengan tingkah malu-malu pasangan ini.
"Ahahaha, apa ini ? Kalian berdua benar-benar seperti pengantin baru, lucu sekali"

"Hei sudah lah, kami berusaha keras beradaptasi untuk hubungan ini jadi jangan menggoda kami seperti itu" Bima terlihat kesal karena sudah di tertawakan oleh Erik.

"Iya.. iya, maaf.. tapi.. " Erik menopang dagunya menatap wajah Aksa.
" .. seperti yang kamu katakan, dia sangat manis saat dilihat dari dekat"

Bima langsung menepuk wajah Erik.
"Jangan melihat milik orang lain dengan tatapan mengerikan seperti itu !"

"Ah, katakan saja kalau kamu cemburu ~" kata Erik dengan nada mengejek Bima.

"Ck, sudahlah.. huss.. huss.. pergi sana" Bima mengusir Erik.

"Baiklah, Aksa manis.. Abang ganteng ini pergi dulu ya~" goda Erik seraya mengelus pelan dagu Aksa.

"Hei !! Ku potong tangan mu, Abang.. Abang !! Tidak ada panggilan Abang seperti itu, kamu bukan kakaknya !" Bima sangat kesal karena memang Erik sangat suka menggoda orang yang menurutnya menarik.

"Aksa...alpha itu sangat pencemburu! Hati-hati!" Ujar Erik dari kejauhan.

"Pergi sana !!" Bima melempar Erik memakai sebelah sendalnya.

Erik hanya tertawa sembari berlari kecil meninggalkan pasangan ini, Bima mengambil sendalnya lalu berjalan kearah Aksa.

"Dia benar-benar menyebalkan untung sahabat lama ku.. " Bima tiba-tiba berbaring di pangkuan Aksa, dia menatap wajah Aksa di atasnya.
" ..jangan panggil dia Abang ya dek, panggil pak Erik saja"

Aksa terkekeh pelan.
"Iya mas"

Beralih pada Erik yang saat ini berjalan menikmati indahnya laut pagi itu, dia bisa melihat beberapa orang berkerumun di satu lokasi.

"Apa yang mereka lihat ? Ada orang berjualan kah ?" Tanya Erik pada dirinya sendiri.

Erik berjalan kearah kerumunan itu, dia bertanya pada salah seorang disana.
"Apa yang orang-orang lihat ?" Tanya Erik.

"Katanya ada chef tampan, dia tengah mempertunjukkan bakatnya untuk promosi restoran baru yang akan buka nanti" ujar wanita ini dengan wajah antusias.

"Ah.. chef ya" tak lama kemudian kobaran api terlihat yang membuat semua orang ber 'wow' bersamaan.

Erik yang penasaran akhirnya berusaha menerobos kerumunan mencoba melihat lebih dekat, aroma enak masakan tercium sangat wangi ketika Erik sudah berada di barisan kedua dari penonton lain.

Kobaran api itu perlahan turun yang langsung menampilkan wajah si chef.
"Oh!" Erik terkejut melihat siapa yang saat ini tengah beraksi di hadapannya.

Chef Jo dengan kharismanya sangat ahli memainkan penggorengan bahkan dia memperlihatkan caranya memasak dengan beberapa teknik sulit.

Mata Erik berbinar-binar.
'Dia luar biasa' batin Erik, saat masakannya selesai Jo langsung meminta staf memilih orang beruntung yang akan mencicipi masakannya.

Entah memang karena takdir, Erik langsung terpilih dari banyaknya orang disana.

Ketika Staf menarik Erik untuk maju, Jo sangat terkejut karena ulah Erik lah dia hampir tidak bisa melakukan pertunjukan memasaknya pagi ini.

.
.

Bersambung ...

[Tamat] Jodoh Pilihan Keluarga (ABO18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang