06

9.6K 861 8
                                    

Erik pergi ke toko penjual mainan dewasa, dia melihat-lihat sekitar hingga pemilik di toko itu mendekati Erik.

"Selamat sore, apa barang yang menarik minat Anda pak ?" Tanya pemilik toko.

Erik menatap pria alpha ini yang kemungkinan sudah berusia 40an tahun.
"Aku hanya melihat-lihat.. Hm, maaf.. boleh aku bertanya ?"

"Iya silahkan"

Erik mendekat lalu memperlihatkan layar ponselnya.
"Aku melihat toko mu dari internet, bisakah kamu menjual ini pada ku ?"

Pemilik toko tersenyum.
"Apa pasangan mu seorang alpha ?" Tanyanya.

"Ya, dia tengah memasuki masa Rut saat ini tapi tidak akan berhasil kalau dia melihat ku.. dia bisa marah"

Pemilik toko membawa Erik ke meja kasir lalu mengambil botol ukuran 50ml.
"Silahkan, harganya 800 ribu"

"Ah ya, pakai kartu ini saja" Erik menaruh kartunya.

"Baik, tolong tunggu sebentar" selesai membayar, Erik membawa bungkus kecil itu ke dalam mobilnya lalu dia melaju pergi kembali ke rumah.

Setibanya di rumah, Erik bisa merasakan tekanan di sekitar kamarnya dan Jo, perasaan ini sangat menganggu karena Erik adalah seorang alpha beda lagi kalau dia omega pasti langsung terangsang saat mencium feromon Jo.

Walaupun Erik merasakan tekanan yang sangat kuat, dia berusaha masuk ke dalam kamar. Erik bisa melihat Jo duduk di atas kasur menatap tajam kearah Erik.

"Apa yang kamu lakukan ? Kenapa kamu mengurung ku seperti tahanan ?" Jo memperlihatkan borgol mainan yang sengaja Erik pasang di tangan kiri Jo dan terikat di kasur mereka.

"Kamu tengah Rut, aku tidak bisa membiarkan kamu pergi dalam keadaan seperti ini" jawab Erik.

Keringat membasahi tubuh Jo.
"Aku tidak mood melakukan s*x dalam keadaan seperti ini jadi pergilah sebelum aku mengamuk saat melihat wajah mu !"

Erik mengambil botol tadi dari dalam bungkus kecil lalu membuka tutupnya.
"Untuk apa itu ?" Tanya Jo.

Erik tersenyum.
"Tentu saja untuk menenangkan Rut mu karena rasanya pasti sangat tersiksa"

"Aku sudah memberitahu mu untuk tidak - ah" Jo membulatkan kedua matanya saat melihat Erik membuka bajunya kemudian menumpahkan cairan itu ke tubuhnya sendiri.

Deg! Deg! Deg!

Jantung Jo berdebar kencang, aroma manis omega menyebar di dalam kamar.

"A-apa yang kamu lakukan ?!"

Seringai terlihat jelas dibibir Erik.
"Bukan kah sudah ku katakan, aku akan membantu mu"

Jo meremas kuat seprei kasur.
"Kamu sudah gila !"

Erik mendekat lalu menarik rambut belakang Jo, Erik memaksa Jo untuk melihat wajahnya.
"Hirup lah aromanya.. apa kepala mu mulai terasa sakit ?"

"Aku tidak mau melakukan s*x saat kita tengah ada masalah, kamu tidak bisa menyentuh ku seenaknya !" Jo langsung melayangkan tinju ke wajah Erik yang membuat sudut bibir Erik berdarah.

"Hah.. hah.. hah.. ! Ku bilang lepaskan borgol ini !! Lepaskan aku !!" Jo sekuat tenaga menarik-narik borgol di tangannya tapi tiba-tiba tamparan melayang di pipi Jo hingga dia terbaring di kasur.

Erik menindih tubuh Jo kemudian meremas kuat wajah Jo.
"Apa kamu berniat menghamili omega yang kamu temui ? Tidakkah kamu berpikir betapa bahayanya alpha seperti mu berkeliaran diluar sana, aku mencoba menyelamatkan mu .. aku akan melepaskan borgolnya kalau kamu bisa ku ajak bicara dengan kepala dingin"

Jo meremas kerah baju Erik.
"Hah...hah.. berikan aku obat !! Kamu.. hah..  harus memberikan obat agar Rut ku mereda!"

Erik tersenyum.
"Apa selama ini aku membiarkan kamu meminum obat mu ? Tentu tidak, aku yang akan menolong mu"

Erik melepas paksa celana Jo, tak hanya itu Erik juga mendorong p*nis Jo masuk ke dalam mulutnya.

"Apa ?! Hah- hei !! Berhenti !! Akhh!" Jo meremas kuat rambut Erik.

"Ah...hah...! Ah.. cukup.. ah! Hah!" Tubuh Jo bergetar hebat, saat Jo mengalami Rut dia sudah terbiasa di sentuh oleh Erik jadi tubuhnya tidak menolak selagi orang itu Erik.

Walaupun mulut Jo terus meminta Erik untuk berhenti tapi tubuhnya memberi respon yang berbeda.
"Ah ! Tidak.. ah...hah! Aku akan keluar !! Hah-Ah.. enak ! Ya.. disana !"

Perlahan Jo mulai kehilangan akal sehatnya, dia menerima semua  sentuhan dari Erik bahkan saat Erik mengambil pelumas dan kond*m, Jo seperti menantikan Erik untuk secepatnya kembali menyentuh tubuhnya.

"Ah.. lihat wajah itu, hanya aku yang bisa membuat mu seperti ini sayang~" Erik mendorong kedua kaki Jo ke depan lalu dengan sekali hentakan setelah pemanasan Erik berhasil masuk ke dalam hole Jo.

"Ahhh! Ah!" Desahan terdengar dari kamar dengan nuansa coklat muda ini, tak hanya memuaskan Jo dari holenya Erik juga memakai mainan s*x untuk memijat p*nis Jo karena saat Rut, alpha juga ingin masuk ke dalam hole omega.

Jam terus berputar bahkan saat pagi tiba Erik tak berhenti memberikan kenikmatan untuk Jo hingga dia merasa puas, saat Erik merasa haus dan lapar dia akan pergi ke dapur sebentar sementara Jo dia pasangkan mainan di hole maupun p*nisnya.

Sesekali Jo juga meminta minum pada Erik karena dia merasa sangat haus, Erik memberi Jo minum lewat mulutnya lalu kembali melakukan s*x hingga tak terasa tiga hari berlalu hingga akhirnya Jo terbaring lemah karena kelelahan.

Erik juga memeriksa tubuh Jo untuk memastikan kalau Jo sudah melewati masa Rutnya, Erik memeriksa ponsel Jo yang ternyata berisi banyak pesan dan panggilan masuk dari staf di restoran.

Erik menghubungi mereka dan memberitahu kalau Jo saat ini tengah Rut dan akan ke restoran kalau keadaannya sudah membaik, para staf memaklumi hal itu terlebih mereka sudah tau kalau memang Erik dan Jo sangat dekat.

Sembari menelpon, Erik melepas borgol di tangan Jo kemudian duduk di dekat Jo.

Perlahan Jo membuka matanya, dia bisa mendengar Erik bicara memakai telpon Jo tapi tubuh Jo terasa sangat lemah hingga dia tidak mampu menggerakkan kaki dan tangannya.

"Ah ya.. aku akan melaporkan hal itu nanti ke Jo.. baik, ku tutup telponnya" Erik menekan tombol merah kemudian menaruh ponsel Jo di atas lemari kecil dekat dengan kasur.

"Hah.." Erik meremas pelan rambutnya.
" ..bagaimana ini ? Aku mengacaukan segalanya, seharusnya dari dulu ku buang saja kotak itu padahal aku sudah menyiapkan perayaan dua tahun kami, Ah.. semuanya jadi kacau" ujar Erik, Jo bisa mendengar semua yang Erik katakan.

Jo bisa melihat wajah berpikir Erik tapi tiba-tiba Erik menoleh kearah Jo. Dengan cepat Jo menutup matanya, dia bisa merasakan sesuatu yang hangat dan kenyal menempel di bibirnya yang berarti Erik tengah mengecup bibir Jo.

"Sayang, aku minta maaf atas semua yang terjadi" ujar Erik, Jo juga bisa merasakan Erik mengenggam tangannya.

"Maafkan aku yang tak bisa melepaskan mu pergi, aku tidak akan pernah membiarkan orang lain menyentuh mu.. kamu milik ku"

.
.

Bersambung ...

[Tamat] Jodoh Pilihan Keluarga (ABO18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang