23

21.8K 1.8K 69
                                    

Bima segera membawa Aksa memakai mobil ke klinik terdekat, darah terus keluar dari sela kaki Aksa.

"Tolong !! Pasangan ku pendarahan!!" Ujar Bima dengan raut wajah panik saat masuk ke dalam klinik.

Orang-orang di dalam klinik bergegas menolong Aksa bahkan dokter lebih dulu memprioritaskan Aksa dari pada pasien lain karena Aksa dalam keadaan darurat.

Dokter menyuruh Bima menyadarkan Aksa dengan menepuk-nepuk wajah Aksa.
"Dek...bangun dek ! Hei.. sayang ! Kamu kenapa ?!" Bima terus menepuk wajah Aksa berharap omeganya ini segera sadar.

Dokter memeriksa tubuh Aksa, dia menatap Bima.
"Pak pasangan Anda pendarahan dalam masa kehamilan dan kondisinya saat ini dalam keadaan kritis jadi kita harus segera merujuknya ke rumah sakit" ujar dokter yang membuat Bima bingung karena dia tidak tau Aksa dalam keadaan hamil.

Bima pun tidak tau apa yang menyebabkan Aksa pendarahan padahal dia dan Aksa tidak melakukan s*x yang sangat brutal bahkan tergolong normal beberapa hari ini.

Dokter menghubungi rumah sakit untuk menjemput Aksa dan Bima sementara Bima menelpon orang tuanya juga orang tua Aksa.

Ketika Ambulans tiba, mereka segera membawa tubuh Aksa juga memasang infus dan oksigen.

Bima sangat khawatir karena Aksa tak kunjung sadar.
"Bagaimana ini ? Apa dia baik-baik saja ?" Tanya Bima pada salah satu perawat di dalam ambulans.

"Pasien kekurangan darah pak, kami tidak bisa sembarangan mendiagnosa keadaan pasien" jawab perawat.

Bima paham akan hal itu tapi dia merasa sangat khawatir takut Aksa kenapa-kenapa, sesampainya mereka di rumah sakit para petugas medis segera menolong Aksa.

Dokter memeriksa tubuh Aksa dan meminta persetujuan Bima untuk transfusi darah karena Aksa sangat lemah akibat kekurangan darah.

Bima langsung menandatangani surat itu, Aksa menerima 2 kantong darah. Dokter menjelaskan pelan-pelan pada Bima kalau mereka tidak bisa menyelamatkan janin yang tengah berkembang di rahim Aksa.

Gumpalan darah yang keluar adalah janin yang belum terbentuk karena kehamilan Aksa belum genap satu bulan dan biasa di sebut kehamilan kimiawi karena pembentukan yang belum sempurna jadi wajar saja kalau Aksa belum merasakan tanda-tanda kehamilan seperti mual dan lain-lainnya.

Dokter memberitahu Bima agar Aksa dirawat inap untuk pemulihan tubuhnya, setelah Aksa berada di ruang perawatan bersama kedua orang tua mereka.

Bima meminta ijin untuk pulang ke rumah mengambil beberapa pakaian Aksa untuknya berganti selama di rumah sakit, Bima pergi menaiki taksi lalu mengambil mobilnya di klinik di komplek rumahnya.

Bima mengambil tas kemudian membuka lemari pakaian Aksa, dia memilih beberapa pakaian hingga tangannya tidak sengaja mengambil botol kecil berisi pil berwarna merah.

"Apa ini ? Ini bukan obat heat Aksa" kata Bima, pria alpha ini segera membawa tas berisi pakaian Aksa juga botol itu ke rumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit, Bima langsung bertanya pada dokter yang tadi menanggani Aksa.
"Saya menemukan obat ini di dalam lemari omega saya dokter.. obat apa ini ?" Tanya Bima.

Dokter melihat botol juga pil yang ada di dalam botol tersebut.
"Ini obat yang cukup keras pak, orang yang tengah hamil tidak boleh mengkonsumsi pil ini efeknya bisa mengakibatkan keguguran"

Bima berterima kasih lalu meminta kembali botol tadi dari dokter, Bima berjalan menuju ruang perawatan Aksa.

Disana dia bisa melihat kedua pihak orang tua juga Aksa yang sudah sadar.

"Bima, kamu sudah datang" ujar ibu Bima dengan senyuman manis.

Bima tidak menjawab, dia berjalan kearah Aksa. Bima menatap Aksa lalu memperlihatkan botol yang dia bawa.
"Apa ini dek ? Kamu minum obat ini tanpa ijin mas ?"

Ibu Aksa meremas pelan roknya saat melihat Bima membawa obat yang dia berikan pada Aksa 2 minggu lalu.

"Ma-mas Bima.. itu.. um," Aksa melirik ibunya tapi ibu Aksa langsung memberi Aksa tatapan tajam seolah menyuruh Aksa berbohong.

Aksa menundukkan kepalanya seraya meremas selimut.
"Sa-saya mendapat rekomendasi dari teman agar cepat hamil" jawab Aksa.

"Hamil lagi ! Hamil lagi ! Berapa kali mas katakan agar kamu bersabar ! Kamu tidak tau seberapa paniknya mas melihat kamu berdarah dek ! Jujur.. " Bima mengepalkan kedua tangannya.

" ..mas merasa kecewa kamu bertindak sampai sejauh ini, kamu tidak memikirkan diri mu sendiri"

Mata Aksa berkaca-kaca, dia berniat menyentuh tangan Bima tapi Bima menghindar.
"Mas.. maaf, saya minta maaf mas" buliran bening keluar membasahi mata Aksa.

"Maaf dek, mas mau menenangkan diri dulu" Bima melangkah menjauh dari ranjang Aksa.

"Bima... ! Jangan seperti ini, Aksa baru saja sadar.. kenapa kamu semarah ini padanya ?!" Ibu Bima mencoba membujuk anaknya untuk tidak pergi.

"Ibu, tolong jaga Aksa.. Bima mau menangkan diri sebentar saja, Bima mohon"

"Tolong nak, jangan memarahi menantu ku" ujar ibu Bima.

Bima tersenyum lalu menepuk-nepuk pelan tangan ibunya.
"Sebentar saja bu" Bima melepas tangan ibunya lalu melangkah keluar dari ruang perawatan Aksa.

Kedua ayah yang menunggu diluar bertanya apa yang terjadi karena mereka mendengar suara lantang Bima.

Bima tidak menjawab pertanyaan ayahnya dan ayah mertuanya, Bima memilih pergi ke tempat lain untuk sementara agar sesak di dadanya bisa menghilang.

Pria alpha ini pergi ke mobilnya di parkiran rumah sakit, dia menutup pintunya lalu menangis di dalam mobil karena Bima merasa bersalah karena tidak bisa menjaga Aksa dengan baik.

"Aarrrgghhh! Sialan !! Sialan !!" Kesal Bima seraya memukul setir mobilnya.

"Kenapa sampai seperti ini dek ? Sudah mas bilang tidak apa-apa kalau hanya kita berdua" air mata Bima berjatuhan, dia tidak menuntut apapun dari Aksa dan lagi keadaan Aksa seperti tadi membuat Bima ketakutan akan kehilangan belahan jiwanya.

.
.

Bersambung ...

[Tamat] Jodoh Pilihan Keluarga (ABO18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang