40 End

22.5K 1.3K 43
                                    

Setibanya di bar, Bima bisa melihat Erik minum sembari memegang kepalanya. Bima berjalan mendekat lalu duduk didekat Erik.

"Apa kamu sudah gila ? Besok kamu mengajar kan" kata Bima.

"Ah, aku tidak mau masuk.. ku berikan tugas saja" jawab Erik.

Bima menghela nafasnya berat.
"Ada masalah apa ? Aku melihat kalian tadi di samping restorannya" ujar Bima yang membuat Erik sedikit terkejut.

"Kamu datang ke restoran Jo ?"

"Hm, kebetulan saja lewat.. kami awalnya tidak berniat ke sana tapi karena Aksa mau jadi ku coba saja mampir dan memang masakan disana sangat enak" kata Bima.

Erik meremas pelan rambutnya.
"Ini sudah berakhir"

"Apa yang berakhir ? Kamu menjalin hubungan dengannya tanpa memberitahu ku.. hei, bukan kah aku hanya menyuruh mu untuk main-main saja ? Kenapa jadi seperti ini ?" Tanya Bima penasaran.

Erik menatap gelasnya.
"Entahlah semua terjadi begitu saja" jawab Erik.

*Flashback.
5 Tahun lalu.

Erik masuk ke dalam ruang dosen, dia bisa melihat Bima duduk sembari mengetuk-ngetuk mejanya, akhir-akhir ini Bima sering uring-uringan akibat tidak mendapat jatah selama 6 bulan saat Aksa hamil.

"Kenapa lagi ?" Tanya Erik saat melihat wajah stress Bima.

"Ini sudah 6 bulan berlalu tapi aku sampai pada titik tidak sabar lagi" ujar Bima.

"Konsultasi saja ke dokter untuk hal itu, kamu tidak bisa kan seenaknya menyentuh orang yang tengah hamil"

"Ah ya, aku harus pergi ke dokter untuk konsultasi" Bima akhirnya pergi meninggalkan Erik seorang diri di ruang dosen.

Erik menghela nafasnya berat.
"Ck, aku tidak memahami mereka berdua" gumam Erik hingga akhirnya ponsel Erik berbunyi.

Erik membuka pesan di ponselnya.
"Kami masih membuka paket spesial dengan pertunjukan langsung dari koki kami, jadi apakah Anda masih berminat memesan meja ?" isi pesan di ponsel Erik.

Erik tersenyum lalu membalas pesan tersebut.
"Ya, pesan satu meja atas nama Erik"

Mereka kembali mengirim pesan jadwal makan malam untuk Erik.
"Hm, baik.. sebaiknya aku bersiap-siap untuk makan malam spesial ku" ujar Erik lalu melangkah pergi dari ruang dosen.

Sesuai aturan seharusnya Erik membawa dua atau tiga teman untuk paket spesial ini tapi Erik malah datang seorang diri.

Pelayan memberitakan hal itu karena makanannya cukup banyak tapi karena Erik sudah membayar lunas jadinya mereka menyarankan untuk membungkus saja apabila tidak habis.

"Ya, tidak jadi masalah.. bungkus saja nanti" jawab Erik.

"Baik tuan, silahkan ke ruangan VIP" pelayan wanita ini menuntut Erik menuju ruang VIP dengan meja panjang untuk pertunjukan.

Ruangannya sangat mewah diterangi cahaya redup dan hanya terfokus pada tempat masak koki di hadapan Erik karena memang tujuan utama paket spesial ini hanya untuk menonton kelihaian sang koki dalam memasak.

Hampir 10 menit Erik menunggu hingga akhirnya ruangan terbuka, seorang pria tinggi dengan pakaian kokinya berjalan masuk lalu berhenti di hadapan Erik.

Dia menatap Erik tajam.
"Kamu membayar mahal hanya datang seorang diri.. apa kamu tau berapa hidangan yang akan kamu makan ?" Tanya orang ini yang ternyata Jo, pemilik restoran sekaligus koki dalam paket spesial.

Erik tersenyum sembari menopang dagunya.
"Aku membayar mahal untuk melihat kamu memasak dan.. " Erik tiba-tiba menarik pinggang Jo yang membuat pria berjenis alpha ini cukup terkejut.

[Tamat] Jodoh Pilihan Keluarga (ABO18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang