31

20.9K 1.6K 34
                                    

Sepuluh menit sebelum Bima tiba di rumah Aksa, Bima langsung menghidupkan alat penyadap yang sengaja Bima pasang di tas yang sering Aksa bawa.

Bima bisa mendengar percakapan antar keluarga ini hingga akhirnya Bima mendengar Aksa di tampar oleh kakaknya.

Bima menelpon kenalannya yang memang bekerja di kepolisian juga meminta mereka membawa ambulans karena Aksa saat ini tengah hamil dan Bima takut kejadian tak terduga terjadi pada omeganya ini.

Terlebih Aksa punya pengalaman buruk akan keluarganya yang bersikap tidak baik pada Aksa, ibunya bahkan pernah memberikan obat hingga Aksa keguguran, Bima takut hal seperti itu terjadi lagi.

Dan benar saja, saat dia tiba di sana.
Bima bisa mendengar teriakkan Aksa, Bima hampir saja mendobrak pintu seorang diri tapi untungnya petugas kepolisian datang tepat waktu.

Saat masuk ke dalam rumah, betapa terkejutnya Bima melihat keadaan Aksa. Bima berlari kearah Aksa, dia memeluk omeganya ini erat.

Bima bersumpah akan membawa kasus ini ke jalur hukum dengan banyaknya bukti perlakuan mereka pada Aksa, dia ingin keluarga Aksa mendapatkan hukuman yang setimpal.

Aksa dibawa ke rumah sakit memakai ambulans karena air ketuban keluar sebelum waktunya, dokter mengatakan hal ini terjadi karena Aksa mengalami stress berlebihan setelah kejadian buruk yang sudah menimpanya.

Setelah pemeriksaan, Aksa di masukan ke dalam ruang operasi untuk menyelamatkan bayinya dan Bima.

Kedua orang tua Bima datang, ayah Bima sangat marah setelah mendengar cerita dari Bima. Ayah Bima menelpon pengacara ternama untuk menjebloskan keluarga Aksa ke dalam penjara, dia sudah sampai titik kesabaran dengan tingkah laku keluarga Aksa yang berniat menghilangkan nyawa anak mereka sendiri.

Setelah menunggu hampir 3 jam, akhirnya dokter keluar dari ruangan.
"Bagaimana dokter ?" Tanya Bima penasaran.

"Keduanya bisa kami selamatkan dan bayinya berjenis kelamin perempuan tapi karena anak bapak lahir sebelum waktunya maka kami harus memasukkan bayi Anda ke inkubator selama beberapa hari hingga dia sehat" jelas dokter.

"Terima kasih banyak dok" Bima merasa sedikit lega mendengar hal itu, dia tidak sanggup kalau harus dihadapkan dengan pilihan memilih Aksa atau anak tapi ternyata Bima bisa memiliki keduanya.

Aksa yang masih sadar karena hanya dibius setengah badan perlahan dibawa keluar dari ruang perawatan, Bima mengenggam tangan Aksa.

"Kamu hebat dek, kamu luar biasa" Bima tak kuasa menahan air matanya karena dia sangat takut kehilangan Aksa.

Aksa tersenyum simpul.
"Terima kasih mas"

Perlu waktu dua hari hingga akhirnya Aksa bisa berjalan normal, dia dan Bima juga pergi melihat anak mereka dari luar ruang bayi.

Bima mengusap-usap lengan Aksa.
"Dia sangat mirip dengan mu, lihat wajah cantiknya sama dengan mu dek" puji Bima.

Aksa tersenyum manis.
"Dia juga mirip dengan mu mas, hidung mancungnya dan alisnya juga"

"Ya, dia mirip dengan kita berdua.. terima kasih ya sayang kamu sudah berusaha sampai sejauh ini" Bima mengecup singkat pucuk kepala Aksa.

Bayi Bima dan Aksa terlahir prematur tapi keadaannya semakin hari semakin membaik hingga akhirnya dia bisa ikut pulang bersama Aksa dan Bima setelah dua minggu perawatan.

Kulitnya cerah, mata bulat berwarna coklat seperti Aksa dan alis serta hidung juga bibir yang sangat mirip dengan Bima.

Aksa dan Bima sepakat memberinya nama 'Calista Lesmana'. Selama mengasuh Calista, Aksa juga mendapat kabar dari Bima kalau keluarganya sudah di proses oleh pengadilan, Bima meminta Aksa fokus saja pada kehidupan barunya tanpa memikirkan keluarga lamanya itu.

Awalnya cukup berat bagi Aksa menerima kenyataan kalau keluarga yang selama ini hidup bersamanya bisa sejahat itu tapi kalau dia terus merasa kasihan entah apa yang akan terjadi selanjutnya pada Aksa, mereka mungkin tak segan untuk menghabisi nyawa Aksa jadi untuk itu Aksa menyerahkan segalanya pada Bima.

Waktu terus berjalan, Aksa menikmati waktunya mengurus bayi kecilnya bersama Bima. Kasih sayang serta perhatian Bima tak sedikitpun berkurang pada Aksa.

Bima sangat memperhatikan omeganya ini, di waktu senggang pun Bima yang ambil alih agar Aksa bisa istirahat tapi karena kesibukannya Bima menyarankan agar Aksa menyewa pengasuh untuk menemani Aksa merawat bayi mereka tapi Aksa menolak.

Hingga tak terasa usia bayi Aksa sudah menginjak 3 bulan, Aksa merasa sangat lelah terlebih dia juga harus melayani Bima walaupun hanya menyentuh saja tanpa memasukkan karena Bima masih takut berhubungan intim dengan Aksa.

Terlebih lagi, Bima di promosikan menjadi ketua program studi di jurusan yang dia ajar jadilah Bima cukup sibuk dari sebelumnya.

Bima hanya punya waktu luang beberapa jam untuk menemani Aksa.
Suatu hari, Bima tak sengaja meninggalkan berkasnya.

Sebagai pasangan yang berpikir berkas itu penting, Aksa berinsiatif pergi ke kampus Bima untuk mengantar berkas tersebut terlebih Bima bercerita dia ada rapat hari ini.

Aksa membawa bayinya memakai gendongan koala, dia hanya memakai kaos juga celana panjang longgar dan sendal jepit karena Aksa berpikir tidak ada waktu untuknya berganti pakaian.

Aksa juga memakai masker untuk menutupi setengah wajahnya karena berita tentang keluarganya cukup panas tersebar beberapa bulan ini.

Dengan menaiki taksi, Aksa buru-buru pergi ke kampus Bima. Dia berjalan di sekitar kampus, dia tidak tau arah dan lebih lagi ponsel Bima tak bisa dia hubungi.

Di tengah kebingungannya, Aksa bisa melihat beberapa orang menatap Aksa seolah ada yang aneh pada dirinya.

Aksa berusaha membuang muka tapi pandangan mahasiswa sangat jelas tertuju pada Aksa, dia terus berjalan hingga akhirnya Aksa mendengar pembicaraan beberapa wanita di dekatnya berdiri.

"Anak kecil membawa bayi ? Apa dia mencari pekerjaan di kampus ini ? Dia pasti kesulitan hidup dengan usia semuda itu sudah memiliki tanggungan" ujar salah satu wanita dengan rambut pendek.

"Ssttt.. ku rasa dia hamil tanpa ada yang mau bertanggungjawab!" Kata wanita lain.

"Lihat saja penampilan lusuhnya, tumpahan susu di bajunya.. bau keringat, rambut kusut, dia seperti orang tak terurus.. alpha mana yang mau bersama dia ?" Lanjut wanita lain.

Aksa memeluk bayinya erat, dadanya terasa sesak hingga akhirnya Aksa berhenti di kaca suatu bangunan.

Benar seperti yang mereka katakan, penampilan Aksa sangat lusuh karena dia terburu-buru pergi tanpa mengganti pakaian terlebih dahulu.

Saat tengah bercermin, pandang mata Aksa tak sengaja melihat Bima lewat bersama seorang pria yang saat ini asik bicara dengan Bima.

Aksa tau pria itu seorang omega terlihat dari tubuh dan penampilannya, dia juga sesekali menyentuh lengan Bima saat keduanya bicara.

"Aksa kan ?"

DEG!
Aksa terkejut mendengar suara seseorang yang ternyata Erik.

"Kenapa kamu ada di sini ?" Tanya Erik.

Aksa terlihat panik, dia langsung mendorong berkas milik Bima kearah Erik.

"Ma-maaf! Tolong berikan pada mas Bima.. tadi tertinggal di rumah! Saya permisi dan terima kasih !" Aksa langsung berlari menjauh.

"Hah... hei !!" Erik bingung kenapa Aksa tiba-tiba berlari padahal dia bisa memanggil Bima untuk bertemu Aksa, saat Erik melihat kearah kaca dia mendapati Bima tengah mengobrol bersama salah satu dosen baru.

"Heh.. " Erik tersenyum kaku.
" .. sepertinya akan terjadi kesalahpahaman" ujar Erik.

.
.

Bersambung ...

[Tamat] Jodoh Pilihan Keluarga (ABO18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang