09

9.5K 841 33
                                    

Setelah malam panas, keesokkan harinya Erik duduk berhadapan dengan Jo di atas kasur.

Erik terus menundukkan kepalanya sementara Jo menatap pria alpha ini dengan tatapan tajam.

"Apa kamu menyesali perbuatan mu ?" Tanya Jo.

"Maaf, aku tidak bermaksud mencari pengganti mu.. ma-malam tadi aku mabuk" jawab Erik.

Jo memukul lengan Erik yang membuat dia langsung meringis kesakitan, Erik mengusap-usap lengannya dengan raut wajah takut.

"Aku bertanya apa kamu menyesal sudah meninggalkan aku sendirian dan bermain dengan para omega itu ?!"

"Hm! Hm! Aku menyesali perbuatan ku.. maafkan aku Jo, maaf~" Erik mengangguk berkali-kali.

"Kamu mau putus ?" Tanya Jo.

"Tidak.. aku tidak mau putus tapi aku juga tidak mau mengekang mu"

"Jawab yang benar !!" Jo memukul lagi lengan Erik.

"Ah! Iya.. aku tidak mau putus !! Tolong jangan tinggalkan aku !!" Mata Erik berkaca-kaca karena saat Jo marah sangatlah menyeramkan baginya.

"Hah.. " Jo menghela nafasnya berat, dia turun dari kasur lalu berjalan kearah lemari kamar hotel. Jo membawa kotak berisi kerang-kerangan yang Erik kumpulkan.

Jo menaruh kotak tadi di hadapan Erik, perlahan dia merogoh kantong celananya lalu menaruh kerang terakhir di dalam kotak.
" ..kamu belum mengambil foto dengan kerang ini, kotaknya belum sempurna" ujar Jo.

Mata Erik berbinar-binar, dia menyentuh tangan Jo.
"Bi-bisakah kita mengambil gambar berdua bersama semua kerang ini ?"

Jo menatap Erik tajam.
"Ugh! Ba-baik...akan ku ambil fotonya sendiri !" Kata Erik, dia berniat berfoto sendiri tapi dari belakang Jo tiba-tiba memeluk leher Erik dan foto polaroid terakhir itu perlahan keluar dari kameranya.

Erik menatap Jo.
"Kamu tau, aku mencintai mu Jo.. aku minta maaf atas semua kesalahan ku di masa lalu.. " Erik menaruh foto tadi di dalam kotaknya lalu menggenggam erat tangan Jo

" ..bisakah aku menanyakan hal ini dengan sangat serius ? Kamu mau terus menjadi orang spesial di hidup ku ?"

Jo yang awalnya terus cemberut perlahan mengukir senyum dibibirnya, Jo merentangkan kedua tangannya dihadapan Erik.

"Kemarilah"

Senyuman lebar terukir dibibir Erik, dia langsung memeluk Jo erat.
"Terima kasih !! Aku tidak akan membuat mu kecewa lagi !! Aku janji !!"

Jo mengusap-usap punggung Erik.
"Mana mungkin aku berkata tidak setelah melihat perjuangan mu dan lagi kamu sudah menghabiskan hampir semua tabungan mu hanya untuk ku"

Erik tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya, dia merasa lega masih bisa bersama dengan Jo lagi dan menghabiskan waktu berdua seperti biasanya.

Akan tetapi kebahagiaan itu hanya bertahan selama 5 tahun hubungan mereka berdua bahkan keduanya sudah berdiskusi untuk masalah pernikahan, tapi di suatu pagi Jo tiba-tiba mendapat telpon dari ibunya.

"Ada apa bu ?" Tanya Jo dari ujung telpon saat dia berada di restorannya.

Ibu Jo bertanya bagaimana kabar Jo seperti biasa mereka mengobrol layaknya ibu dan anak hingga satu pembahasan sensitif membuat Jo terdiam.

Ibu Jo memberitahu putranya kalau usianya tak lama lagi karena dia mengidap kanker darah, mendengar hal ini tentu sebagai anak Jo sangat terkejut karena ibunya selama ini baik-baik saja.

Tak hanya memberitahu Jo hal itu, ibunya juga menyampaikan keinginannya sebelum dia tiada, ibu Jo menginginkan cucu dari Jo.

Dia ingin menimang cucunya dari anak pertamanya ini karena adik-adik Jo masih kuliah jadi mereka belum bisa menyanggupi hal tersebut sementara Jo sudah sangat dewasa untuk menikah dan memiliki anak.

Ayah Jo yang memang ada didekat ibu Jo meminta Jo memikirkan hal ini karena ayahnya takut permintaan sang istri akan memberatkan Jo.

Jo memijat pelan dahinya.
"Maaf bu, bisakah ibu memberi aku waktu untuk berpikir karena pernikahan dan .. " Jo mengerutkan alisnya.
" ..seorang anak tidaklah mudah untuk ku" kata Jo.

Posisi Jo yang saat ini tengah mengencani seorang alpha tentu sangat lah berat untuk menyanggupi permintaan sang ibu karena keduanya tidak bisa hamil.

Jo pun tidak pernah mengenalkan Erik ke keluarganya karena dia takut hubungan mereka akan di tentang karena sesama alpha berkencan itu hal yang tidak normal juga sangat lah tabu.

Ibu Jo memahami tekanan yang anaknya rasakan, dia pun meminta agar Jo tidak terlalu memikirkan apa yang ibunya katakan tapi walaupun begitu Jo tau kalau ibunya sangat ingin dia menikah juga punya anak.

Akibatnya Jo jadi sering melamun bahkan saat dia bercinta dengan Erik, Erik menyadari hal itu beberapa hari ini Jo bersikap sangat aneh.

Erik mencoba bertanya tapi Jo menjawab dia baik-baik saja hingga puncaknya saat Erik pulang dia tidak menemukan barang-barang Jo di rumahnya.

Erik sangat panik, dia berusaha menghubungi Jo tapi tidak ada jawaban bahkan Erik pergi ke rumah Jo akan tetapi Jo tidak ada di rumahnya hingga akhirnya Erik memutuskan pergi ke restoran Jo.

Erik langsung menghampiri Jo yang saat ini tengah sibuk melayani tamu VIP yang saat ini menonton Jo memasak.

"Aku ingin bicara dengan mu ! Ikut aku !" Erik menarik paksa tangan Jo keluar dari ruang VIP.

Keduanya bicara di luar restoran dekat dengan tempat parkir.
"Apa maksudnya ini Jo ?! Kamu pergi tanpa memberitahu ku ?! Apa aku berbuat salah.. apa aku menyakiti perasaan mu ? Ayolah sayang, kita sudah bersama selama 5 tahun, kenapa kamu selalu seperti ini ?"

Jo meremas pelan apronnya.
"Maaf, aku hanya merasa bosan dengan hubungan ini.. beberapa hari aku berpikir, mau sampai kapan kita seperti ini ? Kita tidak bisa menikah secara sah di negeri ini dan lagi.. " Jo semakin erat meremas apronnya.

" ..kita tidak bisa punya anak" lanjut Jo dan jujur saja apa yang barusan Jo katakan membuat Erik kecewa.

"Hei.. " Erik menyentuh kedua lengan Jo.
" ...kita sudah pernah membahas ini sebelumnya kan ? Kamu sendiri yang mengatakan tidak jadi masalah selama kita selalu bersama tapi kenapa sekarang kamu berubah pikiran ?"

Perlahan Jo menepis tangan Erik darinya.
"Aku sudah memikirkan hal ini matang-matang Erik, aku menginginkan anak.. ku harap kamu mau mengerti, aku mau kita akhiri sampai disini saja"

Erik mengelengkan kepalanya.
"Tidak Jo.. aku tidak ingin mengerti, apa artinya kebersamaan kita selama lima tahun ini untuk mu, hm ? Ayolah sayang, kamu pasti bercanda.. aku tidak mau putus"

"Erik !!"

Deg!

Erik terdiam saat mendengar Jo melantangkan suaranya.
"Ini keputusan ku ! Aku tidak mau lagi menjalin kasih dengan mu karena aku bosan dan aku menginginkan masa depan ku, bersama mu aku tidak punya masa depan !"

Erik mundur selangkah saat mendengar apa yang Jo katakan.
"Jo.. kamu serius bicara seperti itu ?"

Jo mengalihkan wajahnya kearah lain.
"Ya, aku serius" jawab Jo.

Akhirnya Erik mengalah, dia memilih pergi dari restoran itu lalu Erik pergi ke bar untuk minum-minum melampiaskan kesedihannya hingga akhirnya telpon Erik bergetar.

Erik bisa melihat nama Bima di layar ponselnya, Bima ternyata melihat Jo dan Erik di samping restoran tadi.

Bima menyusul Erik ke bar, disitulah Erik menceritakan semuanya dan yang membuat Bima terkejut hubungan mereka sudah terjalin selama 5 tahun tanpa Bima ketahui.

.
.

Bersambung ...

[Tamat] Jodoh Pilihan Keluarga (ABO18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang