13

9K 863 94
                                    

Seorang alpha berjalan di koridor hotel, dia mencari nomor yang tertera di pesan yang beberapa waktu lalu masuk ke ponselnya.

"Ku rasa ini kamarnya" ujar pria alpha ini, dia mengetok pintunya beberapa kali hingga akhirnya pintu tersebut terbuka.

"Masuk lah" kata orang yang ada di dalam kamar, pria alpha ini melangkah masuk.

Saat dia membuka jaketnya, orang yang sejak tadi ada di dalam kamar perlahan melingkarkan kedua tangannya di tubuh alpha ini.

"Ini benar-benar yang terakhir kalinya kan ?" Tanya alpha yang ternyata Jo.

"Ya,. Ini terakhir kalinya.. " jawab orang yang ternyata Erik, dia melepas pelukannya dari Jo lalu menarik tangan Jo kearah kasur.

Erik duduk dengan kedua tangannya menggenggam tangan Jo, dia menatap Jo dengan senyuman manis.
" ..terima kasih kamu mau datang dan mengabulkan permintaan ku untuk terakhir kalinya dalam hubungan kita"

"Karena kamu mengatakan ini yang terakhir itu sebabnya aku datang untuk membuat kenangan untuk mu"

Erik mengecup singkat punggung tangan Jo.
"Ya.. ini benar-benar yang terakhir"

Erik menarik pinggang Jo agar semakin mendekat padanya kemudian dia melepas satu persatu kancing kemeja Jo.

"Aku sempat khawatir kamu tidak datang karena aku sudah meminta hal seperti ini" Erik mengecup beberapa kali perut Jo.

"Mm.. aku pun penuh pertimbangan tapi tak apa hanya untuk perpisahan sebelum aku menikah" jawab Jo.

Erik terkekeh pelan lalu tiba-tiba dia menarik kedua tangan Jo yang membuat pria alpha ini langsung terbaring di bawah Erik.

Erik mengurung Jo dengan kedua tangannya.
"Andai omega itu tau seperti apa ekspresi wajah mu saat ini, ku rasa dia akan berpikir berulang kali untuk menikah dengan mu"

Jo menyentuh dada Erik.
"Cepatlah dan akhiri semua ini"

Erik langsung menahan tangan tangan Jo di atas kepala Jo.
"Malam masih panjang, biarkan aku menikmati waktu ku untuk membuat kenangan terakhir bersama mu Jo"

Perlahan Erik merendahkan tubuhnya kemudian mencium lembut bibir Jo, ciuman lembut itu lama kelamaan berubah panas bahkan lidah keduanya saling beradu di dalam mulut.

Tangan nakal Erik bergerak membuka celana kain juga celana dalam Jo hingga akhirnya dia tak memakai sehelai kain pun.

Saat Erik berniat memberi tanda merah di dada Jo, Jo langsung menahan kepala Erik.
"Tidak...hah...jangan memberi ku tanda merah, aku tidak mau Gio melihatnya" ujar Jo.

Erik mengepalkan tangannya saat mendengar apa yang Jo katakan tapi tetap dia menghargai Jo dengan menuruti apa yang Jo katakan.

Erik memberi blowj*b juga melakukan pemanasan agar hole Jo lebih rileks sebelum dia masuki.

"Ah-hah.. Mm.. Mm.. " Jo mengigit bibirnya merasakan rongga hangat mulut Erik juga tiga jari Erik bermain di holenya.

"Mng! Ah.. Erik~ Aku.. hah.. " Jo meremas-remas rambut Erik saat merasa hampir sampai puncaknya.

" ..Erik! Ah...aku akan keluar ! Ah, jangan...Uhh!" Jo meremas rambut Erik saat cairan kental itu keluar di dalam mulut Erik.

Glup.

Tanpa rasa jijik Erik langsung menelan cairan lengket itu bahkan menjilat sisanya di ujung bibir Erik.

"Manis.. rasa mu selalu terasa manis untuk ku Jo" kata Erik walaupun Jo tau kata-kata itu sangat lah bohong karena Jo tau bagaimana anehnya rasa sp*rma.

Tanpa mau banyak membuang waktu, Jo mengangkat kedua kakinya memperlihatkan holenya untuk Erik.

"Masuk, aku tidak mau membuang waktu" ujarnya.

Erik tersenyum.
"Kali ini tanpa kond*m, apa kamu tidak keberatan ?"

Jo tersenyum balik.
"Tidak jadi masalah, aku tidak akan bisa hamil" jawab Jo.

Erik menahan kedua kaki Jo kemudian mendorong pelan miliknya masuk ke dalam h*le Jo.

"Aahh.. !" Jo meremas seprei kasur karena sudah cukup lama dia tidak berhubungan intim dengan Erik, rasanya sedikit sakit tapi juga terasa nikmat.

"Hah.. masih sama sempitnya seperti terakhir kali aku masuk ke dalam sini.. Mm!"

"Hah-Ah...Ah! Mm.. Hah.. !" Desahan terdengar memenuhi kamar hotel itu, dua alpha ini saling bertukar kehangatan bahkan beberapa kali berganti posisi.

Saat Jo dalam posisi miring dengan satu kakinya ke atas tubuh Erik, Erik tiba-tiba memeluk erat Jo dengan terus menghantam h*le Jo bertubi-tubi.
"Ah... Erik.. hah-Ah.. ! Pelan-pelan.. Ah!"

Hingga hentakan terakhir membuat kedua mata Jo terbuka lebar karena terkejut, Jo meremas kuat tangan Erik.
"Aaakhhh! Hei.. hentikan itu !! Ahh.. sakit !! Erik... Aku bukan omega !! Lepaskan aku.. keluarkan Erik !!"

Ternyata Erik tanpa sadar sudah melakukan knotting, feromon Erik menyebar di dalam kamar yang membuat Jo pusing.

Tekanan feromon itu membuat kesadaran Jo langsung menurun karena dia kesulitan bernafas juga rasa sakit di h*lenya.

Jo pingsan saat itu juga lalu saat dia terbangun, hari sudah pagi dan lagi  Erik sudah tidak ada disisinya lagi.

"Ah sial.. dia meninggalkan ku setelah apa yang dia lakukan" keluh Jo tapi dia memaklumi karena memang ini kali terakhir mereka berdua bertemu dan Erik berjanji tidak akan menganggu Jo lagi.

Seperti yang Erik katakan dia tidak akan pernah lagi menganggu Jo setelah Jo memenuhi permintaannya.

Jo menjalani kehidupannya dan Erik pun sama, dia berusaha mengikhlaskan Jo pergi karena Erik tak bisa memaksa agar Jo tetap bersamanya.

Hari berlalu hingga akhirnya waktu pernikahan Jo dan Gio akan dilaksanakan, keduanya pergi memilih beberapa stelan pakaian yang akan mereka pakai satu minggu lagi.

Gio terlihat senang karena dia bisa bebas memilih warna yang dia mau, Gio juga sudah berkenalan dengan kedua orang tua Jo dan keduanya menyambut baik akan kabar gembira ini.

Gio mencoba beberapa pakaian di butik ternama.
"Bagaimana menurut mu ?" Tanya Gio saat dia memperlihatkan satu stelan mewah dengan renda di punggungnya.

"Bagus.. aku suka" jawab Jo.

"Hehe.. baik, aku pilih ini dan untuk mu dengan nada warna yang sama" kata Gio.

"Ya, aku menuruti apa yang kamu mau" jawab Erik dengan senyuman.

Gio kembali sibuk memilih stelan lain, di sela kesibukan di butik itu, staf disana menyajikan cemilan juga teh hijau untuk tamu VIP.

Staf itu meletakkan nampannya dihadapan Jo yang saat ini tengah melihat sosial medianya.

"Pak, silahkan di nikmati selagi menunggu" ujar staf ini.

"Ah, baik.. terima-"

Deg.

Saat Jo melihat makanan itu, tiba-tiba dia merasa mual.
"Ughh! Maaf!" Jo langsung berlari kearah toilet.

"Eh.. ada apa ?" Gio sangat terkejut melihat Jo berlari melewatinya.

Beberapa staf dan Gio segera menyusul Jo yang saat ini muntah di wastafel toilet.
"Ada apa ? Kamu sakit ?" Gio mengusap-usap punggung Jo.

"Mm...tidak tau, kepala ku tiba-tiba pusing" jawab Jo.

"Ah ya sudah... Untuk hari ini lebih baik cukup saja, ayo pulang" Gio membantu Jo berjalan keluar dari butik dan menjadwalkan ulang kunjung mereka ke butik ini lagi karena masih ada satu pakaian yang belum sempat Gio pilih.

.
.

Bersambung ...

[Tamat] Jodoh Pilihan Keluarga (ABO18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang