22

8.5K 798 84
                                    

Dua tahun setelah Damian lahir, ibu Jo tidak kuat melawan penyakitnya dan pada akhirnya meninggal dunia setelah melakukan perawatan di rumah sakit.

Jo merasa senang bisa mengabulkan keinginan terakhir ibunya untuk memiliki cucu, Leorensius Damian tumbuh menjadi remaja yang memiliki paras rupawan tapi karena usianya yang masih remaja, dia belum sepenuhnya memahami apa yang salah dan apa yang benar.

Kadang Damian tahu hal-hal seperti itu dari temannya Keenan yang tak lain dan tidak bukan adalah anak bungsu Bima dan Aksa.

Walaupun Damian satu tahun lebih tua dari Keenan tapi Damian tergolong masih sangat polos, dia selalu memberitahu orang tuanya hal baru yang tidak dia mengerti.

Saat ini Damian duduk di bangku kelas 2 SMP sementara Keenan baru kelas 1 di sekolah yang sama.

Entah apa yang terjadi tapi Keenan jauh lebih dewasa bahkan memahami hal-hal yang tak seharusnya anak-anak seusia mereka tau.

Keenan bahkan memberitahu Damian apa itu knotting bahkan sejak awal Keenan tau kalau dirinya omega walaupun tes jenis baru dilakukan saat mereka berusia 17 tahun.

Akibat hal ini, Keenan sering mendapat teguran orang tuanya karena tak seharusnya Keenan tau hal-hal seperti itu, pelajaran jenis hanya ada saat mereka SMA tapi di usia sekarang Keenan hampir tau semuanya.

"Kamu sudah berjanji menjadi anak yang baik kan ? Kalau kamu melakukan hal nakal lagi, ayah akan menyita ponsel mu" ujar Bima.

"Jangan ayah...iya, aku janji akan jadi anak yang baik" ujar Keenan.

"Ya sudah, ayah akan menjemput mu jam 1 nanti.. cepat masuk ke sekolah mu"

"Iya.. dah ayah, aku pergi dulu ~" Keenan mengecup singkat pipi Bima lalu melangkah keluar dari dalam mobil.

"Hah.. anak itu, aku tidak tau sifat siapa yang dia ambil" Baru saja Bima pergi dari sekolah Keenan, ponsel Bima tiba-tiba berbunyi.

Bima bisa melihat nama Erik di layar.
"Iya, kenapa ?" Tanya Bima.

"Bima ! Kamu dimana ?!"  Tanya Erik.

"Baru mengantar Keenan sekolah, ini mau ke kampus.. kenapa ?" Tanya Bima balik.

Erik akhirnya bertemu dengan Bima di kampus, Erik menceritakan kejadian pagi ini yang membuat Bima langsung geleng-geleng kepala.

"Aku akan berdiskusi dengan Aksa tentang masalah ini, sepertinya anak itu sudah terpengaruh entah oleh siapa.. tolong beri pengertian juga untuk anak mu ya" ujar Bima.

"Tentu saja, tapi aku sangat khawatir mereka semakin penasaran tentang hal dewasa itu"

"Ya, kita tidak bisa menghindarinya tapi mari berikan pengertian agar mereka tidak pergi terlalu jauh karena mereka masih sangat muda" ujar Bima.

"Ya, ku harap mereka bisa mengerti"

Beralih ke sekolah Keenan dan Damian, terlihat beberapa siswa keluar dari ruangan setelah jam pelajaran pertama selesai.

"Damian ~"

"Oh...Keenan.. " Damian melihat kearah pintu, dia bisa melihat Keenan disana. Beberapa siswa lain selalu terpesona pada Keenan karena dia memang terlihat kecil dan manis sama seperti Aksa.

Damian berjalan menemui Keenan.
"Kenapa ?" Tanya Damian.

Keenan menarik tangan Damian untuk ikut bersamanya, mereka berdua pergi naik ke lantai tiga lalu masuk ke belakang lemari dekat dengan gudang.

"Ada apa ?" Tanya Damian penasaran.

Keenan memperlihatkan chat Damian tadi pagi.
"Kenapa kamu memberitahu orang tua mu, hm ? Ini rahasia kita kan ?"

"Oh tentang itu, papa memberitahu ku agar tidak menyimpan rahasia karena mereka takut aku kenapa-kenapa" jawab Damian dengan polosnya.

Keenan menyentuh kedua tangan Damian.
"Tapi antara Keenan dan Damian harus punya rahasia berdua.. kalau kamu memberitahu orang lain itu bukan rahasia namanya"

"Tapi ayah dan papa itu orang tua ku, mereka bukan orang lain seperti yang Keenan katakan" ujar Damian.

"Iya aku tau, tapi kan kita ini punya hubungan spesial.. kalau Damian selalu seperti ini, Keenan jadi sedih" Keenan memang wajah sedihnya.

"Ah, tidak.. jangan sedih Keenan !" Damian terlihat khawatir.

"Benarkah ? Jadi Damian tidak mau aku sedih ?" Keenan melingkarkan kedua tangannya di leher Damian.

"Hm, jangan sedih"

Keenan mendekat lalu menunjuk bibirnya.
"Kiss.. hm, berikan satu kiss agar aku kembali bersemangat"

Tanpa berpikir itu hal yang buruk, Damian melakukan apa yang Keenan minta, dia mengecup singkat bibir Keenan.

"Sudah tidak sedih ?" Tanya Damian.

Keenan menatap wajah rupawan Damian.
'Ya ampun, dia sangat tampan.. aku beruntung memilikinya sejak kecil' batin Keenan.

"Damian ?"

"Hm, kenapa ?" Tanya Damian.

Keenan menjulurkan lidahnya.
"Kamu mau menghisap lidah ku ? Aku melihatnya di internet beberapa hari lalu"

"Untuk apa aku melakukan itu ? Bagaimana kalau kamu terluka ?" Kata Damian karena dia berpikir Keenan meminta dia memakan lidahnya.

"Kalau begitu biar Damian saja yang menjulurkan lidah.. ayo lakukan~" Keenan menekan-nekan bibir Damian.

"Ah, tapi nanti berdarah"

Keenan terkekeh pelan.
"Tidak akan berdarah.. aku janji, ayo julurkan lidah mu~"

Akhirnya Damian menuruti permintaan Keenan, dia menjulurkan lidahnya lalu tanpa menunggu lama Keenan langsung menghisap lidah Damian yang membuat Damian sangat terkejut.

"Mm! Mm!" Damian meremas tangan Keenan, tak hanya melakukan hal itu saja Keenan juga mendorong kembali lidah Damian masuk ke dalam mulutnya lalu mencium Damian yang sudah terpojok di ujung lemari.

"Mng.. Mm.. Keen.. Mng! Hah-Fuahh~" Setelah puas mencium Damian, Keenan mengusap bibir Damian dengan tissue.

"Ah bagaimana ini Damian, bibir mu bengkak~"

Damian menyentuh bibirnya.
"Apa akan hilang nanti ?" Tanya Damian dengan raut wajah sedikit panik.

Keenan terkekeh pelan, dia mengecup singkat dahi Damian.
"Aku hanya bercanda, bibir mu sudah plum sejak lama"

.
.

Bersambung ...

[Tamat] Jodoh Pilihan Keluarga (ABO18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang