29

22K 1.6K 16
                                    

Perlahan Bima menarik tali pengikat di pakaian Aksa, tubuh bagian depan Aksa terekspos begitu saja menampilkan perut Aksa yang terlihat membesar.

Kedua pipi Aksa memerah, dia berusaha menutupi perutnya.
"Ma-mas.. saya merasa malu" ujar Aksa.

Bima tersenyum lembut, perlahan dia menyingkirkan tangan Aksa lalu mengecup singkat perut Aksa.
"Sayang, mulai sekarang ayah akan sering menjenguk mu di dalam sana jadi jangan nakal ya"

Mendengar apa yang Bima katakan membuat Aksa semakin malu.
"Mas! Jangan katakan hal seperti itu pada anak kita !"

"Haha, tidak apa-apa dek.. mas mengatakannya dulu pada anak kita agar dia tidak terkejut saat mas masuk nanti"

"Ugh.. tapi-" Bima membungkam mulut Aksa dengan kecupan singkat.

"Jangan pikirkan hal lain, hanya lihat mas saja.. hm ?"

Aksa mengangguk singkat, dia menyentuh bibir Bima.
"Mas.. keluarkan feromon mu"

Bima tersenyum.
"Tentu, semuanya untuk mu dek"

Feromon Bima keluar memenuhi kamar mereka, jantung Aksa berdebar kencang karena dia sudah lama tidak menghirup aroma feromon seintens ini.

Tangan Bima bergerak turun menuju hole Aksa, dia menekan-nekan pelan bibir hole Aksa sebelum akhirnya Bima mendorong dua jarinya masuk.

"Ah.. Mngg~ Mm..~" Aksa mengigit bibirnya karena sudah lama dia dan Bima tidak melakukan hubungan intim selama 6 bulan lamanya.

"Mm.. ini baru 6 bulan dek tapi kamu terasa sempit" kata Bima sembari mengecup juga memberi kissmark di paha dalam Aksa.

Aksa meremas seprei kasur menyalurkan perasaan nikmat di bawah sana, Bima menambah jarinya agar Bima lebih mudah masuk nantinya.

Desahan bergema di dalam kamar, hanya jari saja membuat tubuh Aksa bergetar tak karuan hingga akhirnya Aksa klimaks saat Bima menekan titik ternikmat Aksa di dalam sana.

"Oh dek.. kamu sudah sangat basah" Bima menarik ketiga jarinya keluar, dia juga perlahan menuntun tubuh Aksa ke ujung kasur agar Bima bisa masuk dengan posisi berdiri.

Bima mengambil pengaman dari laci meja lalu memasangnya di p*nisnya, Aksa menelan salivanya berat saat melihat Bima mengigit bungkus kond*m itu.

"Kenapa kamu melihat mas seperti itu ?" Tanya Bima.

Aksa mengigit jarinya.
"Mm.. ma-mas Bima terlihat sangat seksi saat membuka bungkusnya, jantung saya terasa berdebar kencang.. bawah saya juga terus berdenyut ingin mas masuk"

Seringai terlihat dibibir Bima, dia meremas paha Aksa lalu mendorongnya ke depan tapi sedikit terhalang oleh perut Aksa.

"Ck, kamu ini.. kenapa saat tengah hamil masih saja menggoda seperti ini dek ? Mas sudah tidak tahan !"

Bima mengarahkan p*nisnya di depan hole Aksa lalu mendorongnya perlahan.
"Ah! Mas.. Ah!" Aksa meremas lengan Bima, rasanya sedikit sakit tapi Aksa menikmatinya.

"Mng, hah!" Bima akhirnya bisa masuk, benar saja seperti yang Bima katakan hole Aksa terasa sangat sempit dan menjepit Bima di dalam sana.

"Hah...hah...hah.. mas, bergerak! Ah.. mas.." Aksa menarik lengan Bima hingga milik Bima terdorong semakin dalam.

"Dek.. sebentar!" Bima menahan kedua tangan Aksa.

"Ah.. hah.. mas Bima.. rasanya penuh, Mm.. di dalam penuh"

'Oh tidak, aku tidak bisa menahan diri ku.. feromonya saat hamil sangat menggoda' batin Bima saat Aksa dengan sengaja mengeluarkan feromonnya untuk menarik Bima untuk terbuai dalam kegiatan intim mereka.

Akan tetapi Bima sadar, kalau dia bergerak dengan brutal hal itu akan membahayakan kandungan Aksa dan untungnya mereka berdua sudah saling terikat jadi Bima masih memiliki kuasa akan dirinya agar tidak terpengaruh oleh feromon Aksa.

"Dek.. " Bima mengusap lembut sudut mata Aksa.
" ..mas akan bergerak tapi jangan memaksa mas untuk berlebihan, ingat.. " Bima menyentuh perut Aksa.

"..ada bayi kecil di perut mu, ya...kamu paham ?"

Aksa mengangguk.
"Iya mas.. hah, iya" jawab Aksa.

Bima mengenggam kedua tangan Aksa lalu mencium bibir omega kesayangannya ini, seperti yang Bima katakan dia bergerak pelan agar tidak membahayakan kandungan Aksa dan Bima tidak mau kehilangan anak mereka lagi.

Desahan dan deru nafas terdengar di dalam kamar itu, Bima tidak mengubah posisi mereka walaupun Bima sudah keluar untuk kedua kalinya.

"Mas Bima ! Ah.. ! Hah-Ah.. tidak apa-apa ! Ah.. saya masih bisa.. Mng! Posisi belakang! Ahh! Ahh!" Aksa terus meminta agar Bima merubah posisi karena Aksa tau Bima pasti lelah berdiri tapi Bima kekuh dengan posisi awal.

Hingga akhirnya untuk ketiga kalinya Bima hampir klimaks, dia menarik miliknya keluar dari hole Aksa lalu mengoc*k miliknya di atas perut Aksa.

Bima terus melakukan hal seperti itu selama tiga kali agar saat akan klimaks dia tidak bergerak cepat di dalam Aksa.

"Mas Bima.. " Aksa menyentuh tangan Bima.
" ..hah, hah...tolong lain kali jangan seperti ini, saya.. hah, masih bisa.. saya ingin memuaskan mas Bima"

Bima mengecup singkat pergelangan tangan Aksa lalu tersenyum manis.
"Mas sangat puas dek.. apapun yang kamu lakukan mas sudah merasa terpenuhi, terima kasih ya"

"Iya.. mas..." Perlahan mata Aksa menutup, dia ternyata merasa kelelahan lalu tertidur.

Bima terkekeh pelan karena Aksa akhirnya tumbang, dia membersihkan tubuh Aksa lalu memasang piyama tidur kemudian menyelimuti Aksa yang sudah tertidur lelap.

Bima lebih dulu pergi mandi sebelum akhirnya ikut tidur di sisi Aksa, Bima memeluk omega kesayangannya ini.

"Selamat malam dek, tidur yang nyenyak dan terima kasih kamu sudah berusaha sejauh ini...mas sayang kamu" kata Bima, dia menutup matanya ikut tidur menuju mimpi indah.

.
.

Bersambung ...

[Tamat] Jodoh Pilihan Keluarga (ABO18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang