05

10.7K 933 25
                                    

Jo yang memang selalu gagal dalam hubungannya merasa sangat senang saat diperlakukan baik oleh Erik.

Dia terbuai akan perhatian yang Erik berikan padanya, Jo menghabiskan banyak waktu bersama Erik bahkan dia merasa gelisah saat Erik tak mengabarinya sehari saja.

Hubungan mereka sudah berlangsung hampir satu tahun, Jo sering menemui Erik ke rumahnya sekedar untuk bermalam di rumah Erik.

Setelah selesai berhubungan intim, Erik yang saat ini tengah memeluk Jo dari belakang tiba-tiba mengatakan sesuatu pada Jo.

"Kalau aku mengajak kamu tinggal bersama ku di sini, apa kamu mau ?" Tanya Erik.

Jo langsung berbalik menatap Erik.
"Di rumah mu ? Aku pindah kemari ?" Tanya Jo balik.

Erik tersenyum.
"Ya, aku masih punya ruang kosong di lemari ku untuk menaruh pakaian mu"

Jo tersenyum lebar, dia langsung memeluk Erik.
"Iya !! Aku mau!"

Erik membantu Jo berkemas, itu menjadi alasan Bima dan Aksa jarang melihat Jo pulang akhir-akhir ini karena dia sudah pindah ke rumah Erik sementara rumahnya di komplek tempat tinggal Bima hanya datang petugas bersih-bersih saja.

Jo yang memang senang memasak seolah menemukan kehidupan baru, dia menjalani perannya sebagai seseorang yang selalu ada bersama Erik.

Kehidupan percintaan mereka pun berjalan mulus seolah tak ada halangan setidaknya selama hampir dua tahun bersama seperti ini adanya  hingga suatu hari entah apa yang terjadi Jo berpikir untuk membersihkan rumah Erik tanpa bantuan petugas yang selalu datang saat Erik menelpon.

Jo ingin memperlihatkan pada Erik selain memasak dia juga bisa bersih-bersih, Jo berkeliling membersihkan setiap sudut ruangan.

Langkah kaki Jo masuk ke dalam ruang kerja Erik, walaupun sudah sering masuk kemari tapi Jo tidak pernah melihat-lihat ruangan dengan banyak buku di raknya ini.

Jo mulai membersihkan meja kerja Erik juga buku-buku di rak, saat Jo membuka lemari dia penasaran melihat kotak hitam yang tertutup rapi.

"Haha, kotak apa ini ? Apa dia menyembunyikan sesuatu dari ku.. aku curiga banyak rahasia  di dalam sini, aku akan mengejeknya nanti" ujar Jo, dia menarik kotak dengan ukuran sedang itu keluar.

Dengan rasa penasaran, Jo membuka kotak itu. Senyuman manis Jo langsung berubah saat dia melihat isi kotak itu.

Jo mengambil isinya lalu membukanya satu persatu.
"Ini kan.. foto ku.. " Jo bisa melihat beberapa fotonya sebelum dia dan Erik bertemu.

Tak hanya itu saja, ada ponsel juga kamera di kotak tersebut. Jo segera membuka dan melihat isi kamera itu yang ternyata berisi banyak foto telanjang Jo saat dia mabuk dan bercinta untuk pertama kalinya dengan Erik di pulau itu.

" ..kenapa dia melakukan semua ini ? Kenapa dia memata-matai ku ?" Jo juga menemukan buku catatan kecil tentang keseharian Jo, pakaian apa yang sering dia pakai, masakan apa yang sering Jo masak juga catatan tentang beberapa omega dan beta yang saat itu dekat dengan Jo.

Jo segera membuka ponsel itu tapi ternyata baterainya habis, Jo mencari charger di sekitar ruangan itu untuk mengisi daya ponsel ini. Jo mengetuk-ngetuk jarinya menunggu dayanya terisi 20%.

Setelah terisi, Jo segera menghidupkan ponsel itu tapi ternyata terkunci dengan pola sandi.
"Apa ini ? Apa polanya ?!" Jo berusaha berkali-kali memasukkan pola tapi selalu gagal.

Berkali-kali hingga cobaan ke 20 akhirnya berhasil terbuka, Jo mengecek isi ponsel tersebut dan menemukan bukti chat Erik bersama nomor asing yang ternyata nomor Bima.

Jo membaca isi chat tersebut bahkan dia menemukan bukti transfer uang setelah dia berhasil menaklukkan Jo.

Tubuh Jo terasa lemah, dia duduk menatap dengan tatapan kosong. Jo merasa apa yang dia lalui bersama Erik hampir dua tahun ini ternyata hanya ilusi yang sengaja Erik lakukan untuk manipulasi Jo.

"Mungkin tidak hanya aku, dia pasti bertemu beberapa orang lain yang sama seperti ku.. " Jo menatap ruang kerja Erik.

" ..tempat ini, apa rumah ini juga palsu ? Apa dia memiliki rumah lain ?" Gumam Jo dengan senyum paksa, dia meremas rambutnya.

"Kenapa selalu seperti ini ? Tidak satupun berhasil" pundak Jo bergetar, dadanya terasa sesak menahan tangis.

.
.

15:00 Sore.

Pintu kamar terbuka.
"Sayang, aku pulang.. hah, maaf sedikit terlambat karena kepala jurusan mendadak mengajak rapat" ujar Erik karena Bima saat ini berstatus sebagai kepala di jurusan seni

Erik melepas jaketnya, dia menaruh tasnya di atas kasur. Dia melihat Jo duduk membelakanginya.
"Ada apa ? Kamu marah ?" Tanya Erik, dia tersenyum lalu memeluk Jo dari belakang.

"Maafkan aku ya, ayo.. kita mulai buat makan malam bersama seperti janji kita tadi" kata Erik tapi tidak ada jawaban dari Jo.

"Sayang ? Kenapa kamu diam saja ?" Erik beralih posisi ke hadapan Jo tapi matanya membulat saat melihat apa yang Jo pegang juga ada kotak itu di dekat kaki Jo.

"Hei, dari mana kamu dapat ini ?!" Erik berniat merebut foto-foto itu dari tangan Jo tapi Jo langsung menghindar.

Jo berdiri menatap Erik, tatapan tajam seolah ingin menusuk Erik.
"Aku mau kita putus" ujar Jo.

"Hei.. Jo ! Dengarkan aku dulu, kita bicarakan ini secara baik-baik ! Kamu tidak bisa memutuskan hal seperti ini secara sepihak !"

Jo mendorong Erik agar menjauh darinya.
"Memangnya kenapa ?! Aku berhak mengambil keputusan kalau semua bukti sudah jelas !! Kamu bahkan mendapatkan uang dan bersenang-senang akan kehidupan ku dan kamu mengatakan aku tidak bisa mengambil keputusan ?!"

"Aku tau aku memang salah tapi tidak bisakah kamu melihat bagaimana hubungan kita selama ini ?! Kita baik-baik saja karena aku memang menyukai mu Jo dan kau pun sebaliknya!"

Jo tertawa mendengar apa yang Erik katakan.
"Haha.. benarkah ? Oh.. " Jo menunjuk kasar dada Erik.
" ..baru ku sadari betapa pintarnya diri mu berkata-kata manis jadi wajar saja setiap orang yang dekat dengan ku akan berakhir ke pelukan mu, hah.. luar biasa sekali"

Jo menatap Erik.
"Siapa yang menyuruh mu melakukan semua ini ?" Tanya Jo.

Erik mengepalkan kedua tangannya.
"Tidak seorang pun, ini murni keinginan ku untuk mendapatkan mu"

Jo bertepuk tangan sembari mengelengkan kepalanya.
"Pembohong ulung, bodohnya aku bisa percaya semua yang kamu katakan dan sekarang kamu berharap aku mau mempercayai semua itu lagi ? Tidak.. aku tidak mau"

"Jo.. aku mau bicara serius terkait hal ini, mari membicarakannya saat kepala kita dingin.. kamu penuh amarah sekarang" Erik bisa merasakan feromon Jo sedikit tidak stabil.

"Aku tidak akan pernah bicara dengan mu lagi !! Aku-"

DEG !

Jo bisa merasakan debaran di dadanya, Jo meremas baju dibagian dada kirinya.

'Dia memasuki masa Rut, aku tidak akan membiarkan dia berkeliaran di luar' batin Erik.

Di saat Jo lengah, Erik mendekat lalu memukul Jo tepat di leher belakangnya yang membuat alpha ini langsung pingsan.

Erik menggulung lengan kemejanya.
"Aku tidak akan membiarkan kamu pergi sayang.. tidak akan"

.
.

Bersambung ...

[Tamat] Jodoh Pilihan Keluarga (ABO18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang