15

29.4K 2K 90
                                    

Bima membersihkan tubuh Aksa setelah Bima benar-benar sadar dari pengaruh rutnya.

Pria alpha ini juga mengoleskan salep luka di leher Aksa bekas gigitannya, selama mengoles salep Bima terus tersenyum karena akhirnya Aksa seutuhnya menjadi milik Bima, dia juga memasang pakaian Aksa agar dia tidak merasa kedinginan.

Bima membiarkan Aksa istirahat setelah memastikan Aksa masih bernafas, Bima takut Aksa tak sadarkan diri selamanya akibat ulah Bima.

Langkah kaki Bima sampai di dapur, dia memasak bubur untuk Aksa. Selagi menunggu Aksa bangun, Bima membersihkan kamarnya dan Aksa juga merapikan barangnya yang berantakan.

Setelah lama menunggu akhirnya Aksa bangun, Bima bergegas membawa termometer untuk memeriksa suhu tubuh Aksa.

"Kamu demam dek, kita ke klinik ya"
Bima mengendong Aksa masuk ke dalam mobil, dia membawa Aksa ke klinik terdekat.

Dokter memeriksa tubuh Aksa dan mengatakan hal ini sudah biasa terjadi karena mereka berdua baru saja mengikat satu sama lain dan Aksa sebagai omega berusaha menerima tanda kepemilikan dari Bima.

Dokter menyarankan agar Bima sesering mungkin mengeluarkan feromonnya di dekat Aksa supaya Aksa terbiasa.

Dokter memberikan obat demam juga pereda nyeri karena Aksa mengeluh tubuhnya terasa sakit.

Setelah pulang dari klinik, Bima membaringkan Aksa di atas kasur. Dia menggenggam erat tangan kanan Aksa, perlahan Bima mengeluarkan feromonnya seperti yang dokter katakan.

"Mas Bima.. " Aksa menatap Bima.

"Hm, apa dek ?" Sahut Bima lembut.

" ..feromon mas baunya enak, manis" ujar Aksa.

Bima mengecup singkat punggung tangan Aksa.
"Itu karena kita sudah saling mengikat, kita memiliki aroma feromon yang sama"

Aksa tersenyum senang.
"Saya dan mas Bima sudah jadi satu"

Bima mendekat lalu mengecup singkat bibir Aksa.
"Dek, kita akan terus terikat seperti ini, seberapa kamu membenci mas di kemudian hari, kita tidak akan bisa berpisah.. mas juga akan lebih dulu menua dari mu"

Aksa menyentuh kedua pipi Bima.
"Saya yakin kalau semakin tua mas Bima akan semakin gagah dan dewasa.. saya suka mas seperti itu di masa tua nanti"

Bima terkekeh pelan.
"Bagaimana kalau mas nanti jadi bungkuk dek ?"

Aksa tertawa.
"Ayah mas saja tidak bungkuk jadi mana mungkin mas seperti itu.. "

Aksa menarik Bima ke dalam pelukannya.
" ..apapun bentukan mas nanti saya akan selalu menerimanya dan saya harap mas sebaliknya juga"

"Tentu mas akan menerima kamu dek" Bima mengeratkan pelukannya pada Aksa, dia sangat suka perasaan seperti ini.

Bima terus merawat Aksa hingga tiga hari lamanya hingga Aksa benar-benar pulih dan bisa beraktivitas seperti biasa, Jo tetangga mereka merasa khawatir pada Aksa terlebih Aksa beberapa hari ini tidak terlihat keluar dari dalam rumah hanya Bima saja yang seliweran keluar dan masuk ke dalam rumahnya.

Hingga akhirnya Jo nekat datang ke rumah Bima, dia takut Aksa di kurung oleh Bima yang tidak memperbolehkan Aksa keluar atau malah Aksa di rantai oleh Bima.

Jo menekan bel berkali-kali hingga akhirnya Bima membuka pintu, Bima menatap Jo tajam.
"Ada apa pak Jo ?" Tanya Bima.

"Aksa.. dimana dia ?" Tanya Jo.

Bima menghalangi Jo agar tidak bisa melihat ke dalam rumahnya.
"Apa urusan Anda menanyakan pasangan orang lain ?"

"Setelah apa yang terjadi hari itu, Anda masih bertanya apa urusan ku ? Pak Bima, aku bisa melaporkan Anda atas tindakan kekerasan dalam rumah tangga"

Bima mengerutkan alisnya mendengar apa yang Jo katakan.
"Memangnya saya melakukan apa hingga Anda bicara seperti itu ?! Apa saya memukulnya, apa Anda mendengar dia berteriak kesakitan hari itu ? Tidak kan ?!"

"Mana aku tau akan terjadi hal buruk padanya, minggir.. aku ingin melihat Aksa !" Jo mendorong Bima agar dia bisa masuk ke dalam rumah.

Bima menarik kasar baju Jo hingga dia terduduk di lantai rumah Bima.
"Apa-apaan ini pak Jo ?! Ini rumah saya, Anda sudah melanggar privasi orang lain !!"

Jo tidak perduli, dia tetap mencari Aksa di dalam rumah Bima hingga dia nekat masuk ke dalam kamar Bima dan Aksa.

"Aksa, kamu di dalam kan ?!" Jo membuka kamar tersebut, dia bisa melihat Aksa duduk di kasur.

"Jo ?" Aksa bingung apa yang Jo lakukan di dalam rumahnya dan Bima.

Jo menatap Aksa, dia bisa melihat luka yang sudah mengering bibir Aksa juga beberapa memar di tangan dan kaki Aksa.

"Apa yang sudah dia lakukan pada mu ?" Jo mendekat melihat Aksa.

"Ah, apa maksudnya itu ?" Aksa tersenyum kaku.

"Semua memar ini dan luka di wajah mu, apa dia sudah menyiksa mu ?" Tanya Jo.

Aksa berpikir, kalau yang Jo maksud menyiksa dalam hal s*x memang benar karena dia kewalahan menghadapi rut Bima tapi Aksa menyukainya karena Bima berakhir memberi Aksa tanda.

"Aksa.. katakan sesuatu ? Aku akan menolong mu" Jo terlihat khawatir.

Bima yang berdiri di belakang mereka langsung bersuara.
"Katakan saja dek apa yang terjadi pada mu agar dia mengerti kamu itu sudah ada yang punya !"

Aksa tersenyum.
"Tidak terjadi hal buruk, ini memang keinginan ku.. aku dan mas Bima sudah resmi saling mengikat tanda"

Jo tetap tidak percaya, dia berdiri lalu menatap Bima.
"Aku akan mengawasi kalian, jadi jaga sikap mu pada Aksa" setelah berkata seperti itu Jo berjalan keluar dari rumah Bima.

Bima duduk di dekat Aksa, Bima berbaring di paha Aksa.
"Dia tetangga yang aneh" ujar Bima.

Aksa mengelus lembut rambut Bima.
"Sebenarnya Jo itu baik tapi saya tidak tau apa yang membuat dia jadi seperti itu mas, tak seharusnya dia masuk ke ruang orang lain tanpa ijin"

Bima memeluk pinggang Aksa.
"Dia suka kamu dek tapi kamu sudah jadi milik mas itu sebabnya dia jadi kesal" Bima mengusap-usap wajahnya di perut Aksa.

"Ehehe.. geli mas~"

Bima tersenyum melihat wajah Aksa di atasnya.
"Mas jadi tidak sabar melihat little Aksa, knotting biasanya 98% berhasil membuat omeganya hamil"

Kedua pipi Aksa memerah.
"Omega atau alpha.. mas mau anak yang mana ?"

"Ah, kenapa kita harus mempermasalahkan jenis.. ? Apapun itu mas akan menerimanya karena dia buah cinta mas dan adek" Bima kembali memeluk pinggang Aksa.

Aksa tersenyum senang karena di keluarganya dia tak di harapkan ada tapi saat bersama Bima, Bima memperlakukan Aksa sangat spesial.

Bima merawat Aksa hari ini, mulai dari memandikan Aksa, memberinya obat juga memasak makanan yang lembut agar mudah di cerna oleh Aksa.

Bima membiarkan Aksa tidur lebih dulu sementara Bima pergi ke ruang tamu untuk menelpon seseorang.

"Kenapa kamu menelpon ku ? Bukannya kamu cuti" tanya orang di ujung telpon.

Bima menatap rumah Jo dari jendelanya.
"Iya.. aku masih punya 2 hari lagi sisa cuti tapi Erik bukankah kamu pernah mengatakan kamu tidak memandang jenis saat bercinta ?"

"Iya, memangnya kenapa ?" Tanya Erik.

"Aku punya permintaan"

.
.

Bersambung ...

[Tamat] Jodoh Pilihan Keluarga (ABO18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang