15

10.6K 963 75
                                    

Erik membawa Jo ke kamarnya, mereka berdua tidak jadi memasak.

Saat berada di kamar Erik, Jo bisa mencium bau parfum wanita tadi di kasur Erik dan itu membuat Jo merasa tidak nyaman.

Jo mendorong pelan dada Erik saat keduanya tengah berciuman terlebih lagi Erik mengurung Jo di atas kasurnya.

"Ada apa ?" Tanya Erik.

"Aku kemari ingin memberitahu mu sesuatu" ujar Jo.

"Ya, katakan lah"

"Aku akan memiliki bayi" ujar Jo yang membuat Erik terdiam, perlahan dia menarik ujung bibirnya untuk tersenyum.

"Selamat untuk mu, itu yang kamu inginkan selama ini.. terima kasih sudah memberitahu ku" Erik menjauh dari Jo kemudian duduk di ujung kasur membelakangi Jo.

Jo meremas seprei kasur.
"Bukan kah kita berhubungan s*x tiga minggu lalu ?"

"Ya, itu kenangan yang tidak akan ku lupakan" jawab Erik.

Perlahan Jo duduk.
"Aku pergi ke klinik untuk memeriksa kesehatan ku, dokter mengatakan aku hamil"

"Hm, kalian akan menjadi keluarga yang bahagia" ujar Erik karena dia tidak fokus mendengar apa yang Jo katakan karena dadanya terasa sakit.

"Erik.. " Jo menarik pelan pundak Erik agar dia melihat kearah Jo.
" ..aku bilang, aku hamil"

Erik terdiam mendengar apa yang Jo katakan, dia tiba-tiba berdiri menatap Jo.
"Kamu pasti bohong, alpha tidak bisa hamil"

"Uji lab mengatakan aku berstatus resesif yang artinya aku bisa hamil satu banding seratus saat berhubungan s*x dengan alpha.. dokter mengatakan kehamilan ku mungkin tidak akan normal seperti para omega atau beta karena tubuh ku secara fisik memang alpha jadi saat bayinya berusia 7 bulan mereka akan mengeluarkannya dari tubuh ku" jelas Jo seraya mengusap-usap perutnya.

Erik menatap Jo tidak percaya.
"Ini serius ? Kamu benar-benar hamil ?" Tanya Erik lagi memastikan karena dia tidak pernah terbayang akan memiliki anak bersama Jo.

Jo mengangguk yakin.
"Ya, aku hamil"

Erik menepuk keras pipinya.
"Ini bukan mimpi, aku tidak bermimpi !" Erik langsung memeluk Jo, dia sangat senang mengetahui hal ini tapi rasa senangnya langsung menghilang saat dia mengingat kalau sebentar lagi Jo dan Gio akan menikah.

Erik melepas pelukannya dari Jo.
"Tapi kamu akan menikah"

Jo menundukkan kepalanya.
"Iya, aku akan menikah beberapa hari lagi.. aku tidak tau harus berbuat apa untuk masalah ini, aku minta maaf Erik"

Erik menyentuh lembut pipi Jo.
"Aku akan bertanggungjawab akan masalah mu Jo, aku akan melakukan apapun selama kamu mengijinkan, tolong pertemukan aku dan keluarga mu.. hm"

"Bagaimana caranya kamu mengatasi masalah ini Erik ? Aku akan membuat semua orang kecewa saat mengetahui hal ini, terutama.. " Jo mengepalkan kedua tangannya.

" ... keluarga ku mungkin tidak akan menerima fakta kalau aku berstatus alpha resesif"

"Lihat aku.. " Erik menangkupkan kedua tangannya di pipi Jo.
" ..kalau keluarga mu atau omega itu membenci mu, lihat siapa yang ada di hadapan mu sekarang, aku akan mengorbankan segalanya agar kamu bisa bahagia"

Mata Jo berkaca-kaca.
"Aku minta maaf sudah melukai mu"

Erik menutup matanya lalu menyatukan dahi mereka berdua.
"Tidak, kamu tidak perlu meminta maaf.. mari selesaikan semua ini bersama-sama agar aku bisa merawat mu dan calon buah hati kita nanti"

Jo mengangguk mengiyakan apa yang Erik katakan, Jo dan Erik benar-benar pergi menemui kedua orang tua Jo.

Pengakuan mereka membuat kedua orang tua dan adik-adik Jo terkejut, mereka tidak percaya alpha segagah Jo ternyata berstatus resesif.

Erik membawa bukti dari rumah sakit juga hasil USG yang menunjukkan kalau Jo benar-benar hamil.

Erik berlutut di hadapan kedua orang tua Jo, dia meminta maaf sudah merusak ekspektasi keluarga Jo akan putra mereka terlebih sekarang ibu Jo tengah sakit.

"Tidak nak Erik, jangan salahkan diri mu.. ini sudah takdir, berdiri lah nak" ujar ibu Jo yang saat ini duduk di kursi roda dengan topi kupluknya.

Ayah Jo tidak merasa keberatan tapi yang menjadi masalah adalah pernikahan Jo yang akan dilaksanakan beberapa hari lagi dan tiba-tiba satu fakta mengejutkan pun Jo katakan saat mereka berkumpul di rumah orang tua Jo.

"Maafkan aku ibu, ayah dan semua yang ada disini.. " Jo meremas celananya.
" ..orang itu.. Gio, omega yang ku bawa waktu itu kemari sebenarnya hanya sewaan untuk melahirkan anak ku, kami membuat perjanjian dengan bayaran yang setimpal.. semua ku lakukan agar ibu senang tapi nyatanya saat ini aku yang hamil dan aku bersyukur karena hanya Erik yang selama ini bersama ku"

Adik Jo langsung berdiri.
"Kalau begitu ubah saja acaranya menjadi pernikahan kalian berdua ! Tidak ada yang di rugikan lebih lagi kan kak Jo sudah membayar omega itu jadi anggap saja itu upah aktingnya walaupun omega itu tidak melahirkan anak kak Jo"

"Ah iya .. benar sekali.. " ibu Jo terlihat setuju.
" ..mari langsungkan pernikahan kalian berdua dan urus berkas pernikahannya setelah itu agar sah secara negara terlebih lagi Jo sekarang berstatus resesif"

Erik tersenyum manis, dia menatap Jo.
"Kamu mau berdiri di altar bersama ku ?" Tanya Erik

Jo langsung mengangguk dengan senyuman lebar.
"Tentu, aku mau !"

Setelah menemui keluarga Jo, keduanya pergi menemui ayah dan kakak Erik karena ibu Erik sudah lama meninggal.

Seperti halnya dengan reaksi keluarga Jo, keluarga Erik pun sangat terkejut akan hal ini tapi mereka memaklumi karena alpha resesif memang sering terjadi.

Kedua pihak keluarga setuju untuk bertemu dalam acara makan malam, Jo sangat senang menjamu kedua keluarganya.

Saat mereka tengah berbincang-bincang, ribut-ribut terdengar dari luar ruangan. Salah satu pelayan di dalam ruangan tersebut membuka pintu untuk melihat keadaan tiba-tiba seseorang menerobos masuk kemudian mendorong Jo hingga dia mundur beberapa langkah.

"Aku menyukai mu !! Bagaimana bisa kamu mencampakkan aku seperti ini Jo bahkan hanya melalui pesan singkat saja ?!" Kata orang yang ternyata Gio, dia terbuai oleh rencana pernikahan palsu yang Jo buat hingga melupakan fakta kalau selama ini mereka hanya berpura-pura.

"Gio, aku sudah mengirim uang permintaan maaf.. perjanjian kita ku batalkan karena kedua keluarga sudah setuju dengan hubungan kami, aku pernah memberitahu mu untuk tidak jatuh cinta pada ku" ujar Jo.

Gio mengepalkan tangannya.
"Aku tidak akan menerima semua ini !!" Gio tiba-tiba menendang perut Jo hingga dia hampir jatuh tapi tubuhnya langsung di tahan oleh Erik.

"Apa yang kamu lakukan ?! Apa kamu gila ?! Seret dia keluar dari tempat ini !!" Teriak Erik karena dia khawatir akan calon buah hatinya.

Pelayan menyeret Gio keluar dari restoran walaupun dia terus meronta-ronta tidak terima dengan perlakuan Erik dan Jo.

"Ugh.. " Jo menyentuh perutnya.

"Ada apa Jo ?! Perut mu sakit ?" Tanya Erik, Jo mengangguk pelan.

Tanpa pikir panjang, Erik langsung mengendong Jo keluar menuju tempat parkir.

Erik membawa Jo pergi ke rumah sakit untuk memeriksa keadaan Jo yang saat ini mengeluh sedikit sakit di bagian perutnya setelah di tendang oleh Gio.

.
.

Bersambung ...

[Tamat] Jodoh Pilihan Keluarga (ABO18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang