07

10.2K 869 21
                                    

Setelah tidur selama sehari, tubuh Jo perlahan kembali pulih. Dia memaksa diri untuk bangun dari tempat tidur, Jo juga bisa melihat banyak tanda merah dan bekas gigitan di tubuhnya.

"Hah...aku harus mandi" Jo melangkah masuk ke dalam kamar mandi, dia membersihkan tubuhnya sementara Erik pergi mengajar di kampus.

Selesai mandi, Jo berpakaian rapi berniat pergi ke restoran untuk memeriksa keadaan disana tapi sebelum pergi dia bisa melihat makanan di meja makan juga catatan kecil di dekatnya.

'Aku pergi dulu ke kampus, makan lah agar kamu punya tenaga - Erik'

Jo menghela nafasnya berat, dia duduk di kursi memakan roti dan susu yang Erik buat untuk Jo.

Bayangan Erik saat duduk berhadapan dengannya jujur saja membuat dada Jo terasa sesak.
"Kenapa kamu melakukan itu ? Kamu sudah menyakiti ku" ujar Jo.

Mereka berdua biasa makan bersama, Jo kadang menunggu Erik pulang bekerja pun sebaliknya bahkan sebelum kejadian ini mereka berencana untuk memasak bersama untuk merayakan anniversary dua tahun hubungan mereka tapi nyatanya semua jadi kacau.

Jo memijat pelan dahinya.
"Kepala ku sakit" kata Jo.

Beralih ke kampus, Erik mengajar seperti biasanya tapi jujur dia tidak bersemangat hari ini.

"Ada apa pak Erik ?" Tanya seorang mahasiswi saat melihat Erik duduk sendiri di bangku halaman kampus.

"Tidak ada, saya hanya mau duduk di sini saja menikmati angin" jawab Erik.

"Oh, tidak biasanya bapak berdiam diri setelah mengajar.. bapak biasanya langsung pulang"

Erik tersenyum.
"Ya, biasanya memang seperti itu tapi hari ini cukup berat bagi ku untuk pulang ke rumah"

Mahasiswi ini memperhatikan wajah Erik.
"Sepertinya bapak banyak pikiran, apa .. " mahasiswi ini tiba-tiba menyentuh paha Erik.
" ..ada yang bisa saya bantu ?"

Refleks Erik langsung menepis tangan mahasiswi ini.
"Maaf, saya harus pergi" Erik bergegas berjalan menjauh.

"Hah.. ada-ada saja, kenapa disaat seperti ini ada saja yang berniat menempel pada ku" gumam Erik yang berjalan menuju parkiran, dia masuk ke dalam mobilnya lalu melaju pergi ke rumahnya.

Erik pikir Jo sudah pergi ke restoran tapi ternyata mobil Jo masih ada di halaman rumah, jujur saja Erik masih cukup canggung untuk masuk tapi kalau dia dan Jo tidak bicara sekarang jadi kapan lagi, karena itulah Erik langsung masuk ke dalam rumah setelah memarkirkan mobilnya.

Saat masuk ke ruang tamu, dia bisa melihat Jo tengah menonton TV.
"Aku pulang" ujar Erik.

Jo menatap Erik.
"Hm," Jo hanya mengangguk singkat lalu kembali fokus ke TV.

Erik berjalan melewati Jo, suasana di rumah itu entah kenapa berubah dingin padahal biasanya Jo menyambut Erik dengan raut wajah bahagia begitu pun dengan Erik sangat senang saat melihat wajah Jo.

Erik tidak biasa dengan keadaan seperti ini, dia melepas tasnya lalu berlari kearah Jo.

Erik langsung memeluk leher Jo dari belakang.
"Jangan bersikap dingin padaku Jo.. aku tau aku salah hingga kamu marah seperti ini tapi jangan mengakhiri hubungan kita, mari perbaiki semuanya dari awal"

"Apa yang mau kamu perbaiki ?" Tanya Jo.

Erik semakin erat memeluk leher Jo.
"Semuanya.. apapun yang kamu katakan akan ku lakukan agar kamu mau memaafkan ku"

Jo melepas tangan Erik dari lehernya.
"Kumpulkan kerang dari 10 pantai berbeda.. apa kamu sanggup melakukannya ? Aku tidak perduli bagaimana caranya tapi aku menginginkan bukti berupa foto agar hanya foto kamu dan kerang-kerangan cantik itu saja yang bisa memudarkan memori ku tentang kesalahan mu"

Erik terlihat bingung harus menjawab apa karena dia juga seorang dosen yang harus mengajar di kampus, bagaimana bisa dia berkeliling ke semua pantai hanya untuk mencari kerang.

Jo langsung tersenyum.
"Baguslah kalau kamu menyerah, kita tidak perlu lagi melanjutkan hubungan ini.. aku akan segera pindah" Jo beranjak dari sofa berniat pergi ke kamar tapi langkah kakinya terhenti saat Erik menahan lengan Jo.

"Aku akan melakukannya kalau kamu juga ikut bersama ku.. ayo pergi ke 10 pantai cantik di negeri ini"

"Hah ?! Aku menyuruh mu bukan berarti aku juga ikut ! Hei !!" Erik menarik paksa Jo untuk ikut bersamanya, Erik pun mengurus cuti selama 15 hari full dari masa cutinya selama setahun.

Bima bertanya kenapa Erik tiba-tiba menghabiskan masa cutinya dengan alasan yang tidak masuk akal tapi Erik tidak perduli dia memaksa untuk bisa cuti bahkan memaksa Bima untuk menandatangani surat cutinya.

Setelah bergelut dengan Bima, akhirnya Jo berhasil mendapatkan surat cuti. Dia memesan tiket juga membooking hotel untuknya dan Jo menginap.

Jo menolak untuk pergi tapi Erik terus memaksa bahkan dia yang memasukkan pakaian Jo ke dalam koper.

Erik bahkan memperlihatkan semua tiket yang sudah dia pesan mulai dari pesawat, bus dan lain-lain.

"Kamu sudah gila" ujar Jo.

Erik tertawa mendengar apa yang Jo katakan.
"Ya, aku memang gila.. ayo pergi" Erik mengenggam tangan Jo untuk pergi selama 15 hari ke 10 pantai sesuai persyaratan Jo.

Jo hanya bisa geleng-geleng kepala.
'Dia menanggapi serius kata-kata ku padahal aku hanya mengancamnya saja tapi dia benar-benar menghabiskan 15 hari cutinya hanya untuk pergi ke pantai bersama ku' batin Jo.

Erik juga terlihat serius menyusun semua rencana saat keduanya sudah di dalam pesawat menuju pulau dengan pantai terindahnya di negeri ini.

.
.

Bersambung ...

[Tamat] Jodoh Pilihan Keluarga (ABO18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang