10

9.7K 879 47
                                    

Bima tak bisa berbuat banyak.
"Hei, kamu tidak bisa memaksa saat dia menginginkan anak.. kamu seorang alpha dan kamu paham akan keinginan itu" ujar Bima.

Erik menghela nafasnya berat.
"Ya, kamu benar tapi aku.. " buliran bening keluar membasahi mata Erik.
" ..aku sangat mencintainya"

"Ya ampun Erik ! Kuatkan diri mu.. ayolah teman !" Bima menepuk-nepuk punggung Erik.

"Aku tidak menangis, mata ku kelilipan" Erik mengusap-usap matanya.

Bima tersenyum.
"Berkunjung lah ke rumah kami.. bermain lah dengan anak ku dan Aksa, siapa tau kamu juga memiliki keinginan yang sama"

"Jangan bicara seperti itu, kata-kata mu menambah beban ku saat membayangkan Jo mengendong anaknya nanti" air mata Erik semakin banyak keluar yang membuat Bima terkekeh pelan.

Bima langsung memeluk temannya ini, "Kamu itu alpha.. harus kuat ! Hm!" Bima kembali menepuk-nepuk punggung Erik.

Erik meluapkan isi hatinya hingga berujung dia mabuk dan harus Bima antar pulang, Bima mengantar sampai ke kamar Erik.

Saat berada di kamar Erik, Bima bisa mencium aroma feromon alpha lain di semua sudut rumah Erik.
"Feromonya sangat kuat.. apa dia serius ingin putus dari Erik tapi kenapa dia seolah melarang omega lain datang ke tempat ini dengan menandai wilayahnya ?" Gumam Bima.

Bima tau apa yang Jo lakukan karena dia baru pernah merasakan feromon Jo sekuat ini sementara Erik tidak menyadari hal ini karena dia sudah bertahun-tahun bersama Jo.

"Mm.. Jo.. Mngg.. jangan tinggalkan aku" kata Erik di dalam tidurnya.

Bima menghela nafasnya berat, dia tidak mungkin meninggalkan temannya seorang diri dalam keadaan seperti ini jadilah dia meminta ijin pada Aksa untuk bisa menginap satu malam di rumah Erik.

Bima berkeliling melihat rumah temannya ini, dia menemukan beberapa hal yang membenarkan kalau memang Jo tinggal bersama Erik.

Ada beberapa barang couple seperti sikat gigi, handuk dan sendal yang sama tak hanya itu, Bima juga menemukan kotak berisi kerang-kerangan dan beberapa foto di dalamnya.

"Ck, anak ini.. bagaimana bisa dia jatuh cinta dengan orang yang ku benci waktu itu, aku tidak pernah menduga mereka akan berakhir bersama bahkan selama 5 tahun" ujar Bima, setelah memastikan kebenaran hubungan Jo dan Erik, Bima memilih tidur lalu paginya dia memasak nasi goreng untuk mereka berdua.

Saat Bima tengah memasak, dia bisa mendengar suara Erik.

"Jo ?" Kata Erik yang salah mengira orang yang saat ini memasak di dapur adalah Jo tapi ternyata Bima.

"Hei, jangan tiba-tiba kamu memeluk lalu mencium ku ya.. aku sudah menikah dan punya anak" kata Bima saat dia berbalik menatap Erik.

"Ah.. maafkan aku Bima, ku rasa efek alkohol masih mempengaruhi ku" Erik memijat pelan dahinya.

"Ck, makanya kurangi minum dan merokok mu.. makan lah, aku akan pulang setelah ini" Bima menyajikan dua piring nasi goreng di atas meja.

Erik duduk berhadapan dengan Bima, tiba-tiba dia menyentuh kepalanya dan lagi-lagi Erik menangis yang membuat Bima kembali menghela nafas.

"Aku sangat merindukan Jo.. bagaimana ini ? Aku tidak terbiasa sendirian setelah lima tahun kami tinggal bersama" ujar Erik.

"Makan lah teman, jangan menyakiti diri mu seperti ini.. kamu harus bangkit lagi, mana sisi playboy mu yang dulu, saat itu kamu dengan mudah mendapatkan siapapun yang kamu mau"

Erik tersenyum paksa.
"Itu dulu Bima.. itu dulu, sekarang aku tidak tau harus bagaimana"

Pada akhirnya Bima tidak tau harus berbuat apa agar temannya ini kembali bersemangat, setibanya di rumah Aksa langsung bertanya keadaan Erik.

Aksa juga terkejut mendengar kalau Jo dan Erik selama ini menjalin hubungan.
"Lalu bagaimana mas ?" Tanya Aksa.

"Tidak tau dek, mas juga bingung" jawab Bima.

"Um, jadi mereka benar-benar berpisah ? Kalau teman mas mau.. apa dia bersedia mengenal omega ?" Tanya Aksa.

Bima menatap Aksa.
"Kamu punya beberapa teman omega kan dek ? Ada yang masih sendiri ?"

"Ada mas, mau ku kenalkan ke pak Erik ?" Tanya Aksa.

"Mas coba tanya nanti ya dek, kita tidak bisa memaksa Erik karena dia baru saja putus cinta"

"Ah iya mas" Aksa mengangguk paham, Bima membiarkan Erik tenang dulu beberapa hari hingga akhirnya Bima berani menanyakan apakah Erik bersedia bertemu dengan orang baru.

Awalnya Erik terlihat ragu hingga akhirnya dia bersedia menemui teman Aksa yang dulu juga mahasiswa Erik.

Keduanya bertemu di cafe, usia mereka terpaut cukup jauh karena teman Aksa ini hanya beda beberapa bulan dari Aksa.

Omega manis ini tersipu malu karena dia tidak menyangka akan bertemu dengan Erik diluar jam kampus.

Keduanya mengobrol singkat tentang kampus juga beberapa hal tentang pribadi masing-masing.

Erik menanggapinya dengan santai karena dia masih menganggap omega ini mahasiswanya walaupun dia sudah lulus bersama Aksa.

Hingga akhirnya omega ini mengutarakan keinginannya untuk membina rumah tangga.

Erik mengepalkan tangan kirinya saat mendengar apa yang omega ini katakan tentang pernikahan juga anak.

"Apakah kebahagiaan dan kesuksesan itu hanya di ukur dengan pernikahan juga memiliki anak ?" Tanya Erik.

"Ah, maaf pak ?" Omega ini terlihat bingung harus menjawab seperti apa.

Erik menyerup kopinya dengan senyum menghiasi bibir Erik.
"Seandainya aku menikahi mu.. takutnya kamu mandul dan itu akan merugikan ku jadi bagaimana kalau aku mencoba menghamili mu dulu agar saat menikah kita sudah memiliki anak"

"Apa ?" Omega ini tersenyum kaku karena Erik bicara tanpa beban.

Erik menyentuh tangan omega ini.
"Kamu mau tidur dengan ku dulu ? Aku yang bayar hotelnya atau kamu mau bayaran untuk kencan pertama ?"

"Ugh!" Omega ini berdiri lalu menyiram Erik dengan jus alpukatnya.

"Jangan menghina saya seperti itu pak ! Saya bersedia datang karena permintaan Aksa tapi kenapa Anda bicara seperti saya tidak memiliki harga diri ?! Terima kasih dan permisi !" Omega ini berlari keluar dari cafe.

Semua mata tertuju kearah Erik sementara Erik hanya tersenyum lalu menjilat sudut bibirnya yang basah dari jus alpukat tadi entah apa yang terjadi tiba-tiba Erik melihat kearah meja kasir.

Deg!

Erik bisa melihat Jo berdiri disana menatap kearah Erik.

"Jo-" Erik berdiri dari kursinya tapi dari arah luar seorang pria dengan tubuh mungilnya yang kemungkinan seorang omega masuk lalu mengandeng lengan Jo.

"Ah.. " Erik terdiam di tempatnya, dia bisa melihat keduanya bicara juga senyuman itu, senyuman manis dari Jo yang biasa Erik lihat tapi saat ini Jo perlihatkan juga pada orang lain.

Tak hanya berbincang sangat akrab, Jo juga mengelus bahkan membawa tas selempang kecil milik pria bertubuh mungil itu.

Keduanya berjalan keluar dari cafe, saat keduanya melewati kaca dimana Erik berdiri, Erik bisa melihat sesaat Jo melirik kearahnya kemudian kembali fokus pada omega mungil tadi.

Erik meremas pelan rambutnya yang basah dengan senyuman lirih.
"Kenapa kami jadi terasa asing seperti ini ? Apa dia lupa, kami pernah sangat dekat beberapa waktu lalu"

.
.

Bersambung ...

[Tamat] Jodoh Pilihan Keluarga (ABO18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang