2

13K 351 1
                                    

Alexia Reviola Hailey. Gadis berwajah cantik namun datar itu adalah sahabat Gelora sejak SD. Mereka tumbuh bersama hingga tidak pernah bertemu lagi setelah peristiwa yang menimpa Gelora. Dan juga orang tua Alexia adalah sahabat Adelard dan Senja ketika remaja. Mereka sangat dekat tetapi akhir-akhir ini sudah sangat jarang bertemu dan berkomunikasi.

Lalu Amora Angelita Atma Jaya gadis cantik itu juga sahabat Gelora ketika SMP. Sikap nya cerewet, lemot dan kadang bego itu membuat orang-orang disekitar nya harus sabar menghadapi nya.

Dan Agatha Stefanie Smith juga sahabat Gelora sejak SMP. Agatha gadis cantik dengan sikap yang rempong dan ceplas-ceplos. Namun tidak membuat mereka menjauhi nya. Justru karna sikap nya itu, persahabatan mereka tidak pernah membosankan.

***

"Jadi lo kemana setelah pindah?" suara itu milik Amora. Gadis itu bertanya dengan sangat penasaran.

Saat ini keempat gadis cantik itu sudah berada di kantin. Mereka sedang menunggu makanan yang mereka pesan. Dan sambil menunggu, Amora, Agatha dan Alexia ah tepatnya hanya Amora dan Agatha saja yang sibuk menanyai Gelora. Alexia hanya diam mendengarkan, tapi tidak bohong ia juga penasaran.

"Gue dibawa sama grandpa dan grandma ke Australia." ungkap Gelora jujur.

Agatha mengangguk paham, "Jadi setelah kejadian itu lo di bawa ke Australia?" tanya Agatha hati-hati.

"Setelah kejadian itu, daddy mutusin agar gue tinggal sama grandpa dan grandma. Sampai rasa trauma itu hilang." Gelora berkata lirih.

Gelora memandang lurus kedepan dengan tatapan kosong, "Gu-gue gak baik-baik aja setelah kejadian itu. Gue bahkan gak bisa hidup dengan tenang. Rasanya, rasanya gue benci banget sama mereka hiks." Gelora terisak pelan, membuat Agatha langsung memeluk nya. Gadis itu bahkan ikut meneteskan air mata. Ia bisa merasakan kesedihan yang dirasakan Gelora.

Gelora ingat masih sangat ingat kejadian itu. Dan jika mengingat nya kembali rasa sesak itu datang tanpa diminta. Ia masih sangat ingat diri nya yang harus pergi ke psikolog setiap minggu nya. Hanya untuk menyembuhkan keadaan mental nya. Bahkan hanya untuk bisa tidur dengan nyenyak dan nyaman setelah kejadian itu ia tidak bisa. Ia seperti dihantui oleh rasa trauma itu. Gelora benci, sangat membenci mereka yang membuat nya seperti ini.

Alexia menghela nafas, "Dan lo homeschooling di Australia?" tanya nya.

Gelora mengangguk membenarkan.

"Ra gue tau ini berat buat lo. Dan gue tau lo gak bakal mudah ataupun bisa ngelupain kejadian itu. Tapi gue harap lo bisa keluar dari rasa trauma itu. Kita disini Ra, banyak orang yang sayang sama lo. Kita selalu dukung dan kasih semangat buat lo. Jadi lo harus bisa lawan rasa trauma lo itu. Lo gak mau 'kan Ra liat orang orang yang lo sayang sedih karna liat lo kaya gini?" ujar Alexia panjang lebar. Ia tau sangat tau, bahwa sahabat nya itu belum benar-benar sembuh dari rasa trauma itu. Dan ia tidak akan membiarkan Gelora berlarut-larut dalam rasa itu. Dada nya bahkan ikut sesak melihat sahabat kecil nya itu seperti ini.

Gelora menggeleng cepat dan menghapus air mata nya, "Gue gak mau liat daddy dan orang orang yang gue sayang sedih karna gue. Jadi gue bakal berusaha buat sembuh." ucap nya dengan semangat. Gadis itu tersenyum ceria seolah-olah ia tidak apa-apa.

"Nah gitu dong!" Amora tersenyum bahagia.

"Tapi-tapi kok suasana nya jadi melow gini sih." Agatha merenggut tidak suka. "Jangan sedih sedih dong bestie nya akyu, Agatha tidak cuka." kata nya dramatis.

"Pantes si lo diselingkuhin, orang lo nya alay!" Alexia berucap pedas. Yang disambut gelak tawa oleh Gelora dan Amora.

***

AlbiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang