7

5.2K 153 0
                                    

Pagi ini Maximilian Internasional School dibuat ramai, oleh kepulangan salah satu most wanted girl MIS. Yang kembali bersekolah setelah pulang liburan dari luar negri.

Gadis itu ialah Katrina Cloise. Gadis cantik pemilik wajah judes.

Saat ini Katrina dan kedua teman nya sedang berjalan di koridor sekolah. Dengan Katrina di tengah dan kedua tema nya berada di sebelah nya masing-masing.

"Cepat juga lo pulang Kat." ujar Amanda.

"Hooh, biasa nya sampe sebulan." lanjut Alena.

Katrina tidak menjawab. Gadis itu hanya memasang wajah acuh tak acuh dan terus berjalan ke arah kelas. Hingga sampai di kelas XII IPS 1. Menaruh tas nya dengan asal, kemudian mendudukkan tubuh nya di bangku.

"Lo berdua kaya gak tau gue aja." ucap nya seraya tersenyum miring.

Amanda terkekeh, "Astaga gue hampir lupa."

"Lo pulang karna kangen sama Biru kan?" tanya Alena tepat sasaran.

Katrina menyisir rambut panjang nya dengan jari. Kemudian terkekeh kecil, "Itu lo tau." jawab nya santai.

Alena menggangguk mengerti, "Tapi kaya nya lo bakal punya saingan." ucap Alena yang langsung membuat ekspresi wajah Katrina berubah menjadi datar.

Katrina mendengus dingin, "Siapa yang bisa menyaingi seorang Katrina Cloise." katanya dengan angkuh.

"Ada." jawab Amanda menatap Katrina. Gadis itu tersenyum kecil. Kemudian melanjutkan ucapan nya, "Seorang murid baru bernama Gelora Steviona Mengantara. Anak pembisnis terkenal, gue yakin lo kenal."

"Hmm, gak tanggung-tanggung. Dia bahkan langsung bisa dapetin hati Biru. Dan kabar nya mereka udah pacaran." lanjut Alena santai.

Brakk

Katrina memukul meja nya marah, membuat beberapa murid di kelas menatap nya bingung. Namun setelah nya kembali dengan urusan masing-masing.

"Sialan. Berani-berani nya dia." gumam Katrina marah.

"Udahlah Kat. Lo gak capek ngejar Biru terus?"

Katrina menoleh ke arah Amanda. Lalu mendengus dingin, "Capek? dikamus gue gak ada kata capek sebelum hal yang gue mau tercapai." balas nya.

Yah, siapa yang tidak tau jika seorang Katrina Cloise sudah menyukai Biru sejak berada di kelas 10. Gadis itu bahkan tak segan membully dan membuat hidup orang yang menyukai Biru menderita.

"Ck serah lo." Amanda berdecak malas lalu berjalan ke arah bangku nya. Diikuti oleh Alena. Percuma saja meladeni Katrina.

"Seperti nya gadis itu ingin bermain-main dengan seorang Katrina." lirih nya seraya tersenyum menyeringai.

***

Gelora turun dari motor, diikuti oleh Biru. Cowok itu mendekat ke arah gadis nya, lalu tangan kekar nya mulai merapikan rambut panjang Gelora yang berantakan.

"Makasih Al." Gelora mendongak kemudian tersenyum manis. Ah dipikir-pikir tidak ada salah nya berpacaran dengan Buru.

"Hmm." Biru hanya bergumam, cowok itu memeluk erat pinggang ramping Gelora seperti biasa. Sepasang kekasih itu tampak tak menghiraukan para murid yang memperhatikan mereka.

"Temen-temen kamu kemana?" tanya Gelora penasaran. Tumben sekali ia tidak melihat ketiga teman Biru. Biasa nya pagi-pagi begini sudah nangkring di parkiran sekolah, menunggu Biru datang.

Biru mengerutkan kening nya tidak suka, "Ngapain nanya mereka?" tanya nya tak suka.

"Cuma nanya Al! soalnya tumben mereka gak sama kamu." jelas Gelora.

"Gak usah di bahas. Gak penting."

"Dih."

Mengabaikan bisik-bisik para murid. Biru dan Gelora berjalan di koridor dengan santai. Hingga sampai di depan kelas Gelora.

"Belajar yang rajin. Jangan coba-coba bolos." ucap Biru sok menasehati. Padahal ia sendiri sering bolos. Huh dasar Albiru!

Gelora memutar bola mata nya malas. Lalu memasang ekspresi mengejek, "Sok bilangin aku, kamu sendiri suka bolos tuh." kata nya.

"Gue gapapa, tapi kalo lo jangan. Paham 'kan baby?"

Gelora berdehem pelan, "Iya-iya ih yaudah sana." usir Gelora. Pipi gadis itu memerah, membuat Biru terkekeh gemas.

"Salting hm?" tanya nya serak.

"Apasih Al! udah ish sana." Gelora mendorong tubuh Biru agar segera pergi. Namun bukan nya terdorong, tubuh cowok itu bahkan tidak bergerak sedikitpun.

Tanpa mengatakan apapun, Biru tersenyum kecil. Lalu mengecup kening Gelora dengan sayang. Kemudian menyimpan tangan nya dalam saku dan pergi dengan santai.

Meninggalkan Gelora yang wajah nya sudah tidak bisa di kondisi kan. Dan siulan menggoda dari teman sekelas nya.

"Albiru sialan!" maki nya, namun tak urung tersenyum.

"Bucin mulu lo." ucap Amora malas.

"Iri bilang babu!" saut Gelora tersenyum mengejek. Kemudian lari memasuki kelas, menghindari kemarahan Amora.

"Sialan emang!"

AlbiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang