Gelora memoleskan liptint di bibir mungil nya. Kemudian menyemprotkan parfum sebagai penutup penampilan nya malam ini. Gadis cantik itu berpose sexy di depan cermin. Menggigit bibir nya dan mengedipkan sebelah mata nya genit.
"Astaga baru sadar ternyata gue cakep banget!" gadis itu berputar di depan cermin lalu tersenyum manis.
Tok tok
"Masuk bi!"
"Selamat malam nona." Gelora menoleh, mendapati Hera sedang tersenyum manis menatap nya.
"Ah malam bibi." balasnya tersenyum tak kalah manis.
"Dibawah ada seorang laki-laki bernama Biru sedang menunggu nona." Hera menjelas kan maksud dan tujuan nya menemui Gelora.
"Dan ia sedang berbincang dengan tuan." sambung Hera.
Gelora membelakan mata nya shock, "Bi-biru dengan daddy?" ulang nya tidak percaya.
"Benar nona." angguk Hera. Wanita paruh baya itu tersenyum geli melihat ekspresi panik Gelora. Tentu ia tau alasan nona nya panik. Apalagi jika bukan takut sang daddy marah kepada nya.
"Ternyata laki-laki bernama Biru itu yang nona ceritakan kemarin. Tampan." ujar Hera diikuti dengan pujian.
Gelora tidak menanggapi, gadis cantik itu buru-buru berjalan keluar.
"Nanti Gelora ceritain deh." kata nya. Ia membuka pintu kamar. Lalu berjalan memasuki lift dengan terburu buru.
Ia takut Adelard akan menghajar Biru. Gelora sangat tau jika Adelard sangat posesif kepada nya. Daddy nya itu tentu tidak akan membiarkan nya berpacaran dengan sembarang pria.
Gelora mengigit kuku nya cemas. Kabiasaan nya ketika sedang panik atau khawatir, "Semoga Biru gak babak belur." gumam nya.
Ting
Pintu lift terbuka. Buru-buru Gelora berjalan keluar. Namun langkah nya terhenti ketika melihat dua pria dengan usia berbeda tampak duduk dengan akur. Ya meskipun kedua nya hening, tidak ada yang bersuara. Biru bahkan dengan santai memainkan ponsel nya. Dan Adelard yang duduk diam seraya meminum kopi.
Gelora berdehem pelan. Membuat kedua pria tersebut menatap nya. Gadis cantik itu menduduk kan tubuh nya di samping Biru. Ia menatap gugup Adelard. Kemudian menoleh ke arah Biru yang menatap nya santai. Cowok itu bahkan dengan enteng mengelus rambut nya dengan lembut dan menggenggam tangan nya.
Adelard meletakkan kopi nya. Pria yang sudah berkepala tiga itu menatap dalam Gelora. Kemudian menghela nafas pelan.
"Ingin pergi berkencan? right?" ujar Adelard dengan nada datar.
Gelora berdehem gugup, "Maaf, Gelora ga-"
"Lalu tunggu apalagi? sudah jam 8, pergi lah sebelum daddy berubah pikiran." potong Adelard.
Gelora menutup mulut nya shock. Gadis itu menatap Biru sebentar kemudian menatap Adelard.
"Really?" ucap nya tidak yakin.
Adelard berdehem. Gelora berdiri lalu berjalan ke arah Adelard dan memeluk nya dengan erat.
"Thank you daddy." ucap Gelora tersenyum manis.
"Apapun untuk princess daddy." balas Adelard dengan sayang. Pria itu mengelus lembut rambut sang putri. Oh demi tuhan Adelard sangat menyanyangi Gelora. Apapun akan ia lakukan demi melihat senyum bahagia sang putri.
"Ekhemm." Biru berdehem pelan, menyudahi acara pelukan Gelora dan Adelard. Meskipun mereka sepasang ayah dan anak Biru tetap tidak suka gadis nya di peluk seorang pria.
KAMU SEDANG MEMBACA
Albiru
Teen FictionHanya kisah sederhana tentang Albiru Alterio Maximilian, yang sangat mencintai Gelora Steviona Megantara.