"Tuan Adelard sudah menunggu di ruang kerja tuan muda."
Biru mengangguk setelah mendengar penjelasan bi Hera. ia segera pergi menuju ruang kerja Adelard. Tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, ia langsung masuk ke dalam ruang kerja Adelard.
"Dimana sopan santun mu?" suara dingin milik Adelard menyapa telinga Biru. Namun cowok itu sama sekali tidak menghiraukan nya. Dan menganggap nya angin lalu.
Biru meletakkan tubuh nya di sofa, menaikan kaki nya ke atas meja. Lalu mengamati ruang kerja Adelard. Gelap dan sangat minim cahaya. Mata tajam nya beralih melihat Adelard yang berdiri di balkon membelakangi nya. Di tangan nya ada segelas wine. Pria itu masih mengenakan kemeja kerja nya namun sudah tidak serapi tadi.
"Jadi?"
"Di dorong." jawab Biru se ada nya.
Adelard berbalik, pria itu ikut duduk di sofa menghadap Biru. Wajah nya dingin tanpa ekspresi. Atmosfer dingin dan mencekam dapat Biru rasakan namun ia sama sekali tidak merasa terintimidasi. Cowok itu membalas menatap mata tajam Adelard dengan wajah yang tak kalah dingin. Kedua mata setajam elang itu saling beradu. Seakan saling berbicara lewat pandangan.
Adelard menyesap wine nya dengan tenang. Kemudian meletakkan kan nya, jari-jari nya mengetuk meja yang berada di depan nya dengan pelan.
Tuk
Tuk
Tuk
Ia tersenyum smirk, "Lalu tunggu apalagi?"
Biru ikut tersenyum miring. Ia meletakkan sebatang nikotin di sudut bibir nya lalu membakar nya dengan pematik. Dan dengan sengaja menghembuskan asap nya di depan wajah Adelard. Wajah Adelard semakin datar rasa nya ia ingin menonjok wajah songong milik Biru. Namun ia ingat jika putri nya sangat menyukai pria di depan nya ini.
"Sialan!"
"Bermain?" Biru menaikkan sebelah alis nya.
★★★
Amora meminum jus nya dengan malas. Gadis itu menatap wajah kedua sahabat nya bergantian. Ia menghembuskan nafas nya, bosan. Biasa nya jika ada Gelora tidak sebosan dan se sepi ini.
"Lo berdua gak bosen?"
Agatha meletakkan ponsel nya, "Bosen lah!" jawab nya. Agatha melihat jam di pergelangan tangan nya. Beberapa menit lagi bel masuk, pantas saja murid-murid yang berada di kantin mulai berpergian. Ketiga gadis cantik itu sedang berada di kantin, sarapan mengisi perut mereka.
"Gelora kapan masuk?" tanya Alexia.
Amora mengangkat bahu nya tak tahu. Sahabat nya itu tentu tidak akan di izinkan Adelard dan Biru masuk sekolah secepat itu. Tadi malam ia dan Gelora melakukan panggilan video. Niat hati ingin menanyakan keadaan Gelora dan mengajak nya bergosip. Amora malah di suguhkan pemandangan yang membuat nya iri. Apalagi? jika bukan kemesraan Gelora dan Biru.
Mengingat hal itu wajah Amora cemberut, "Kapan gue punya pacar. Capek jomblo terus!" keluh nya.
Alexia memutar bola mata nya malas, "Ke goblok 'kan remaja zaman sekarang, menganggap pacaran adalah hal penting dan wajib. Padahal pacaran bikin setres, tolol, dan nambah beban pikiran." cibir Alexia malas.
Agatha tertawa, "Noh dengerin noh!" kata nya.
"Alah diem lu. Lo aja kebelet punya pacar juga!" ujar Amora sinis.
"Dih gue mah jomblo gak papa. Hts gue juga banyak." kata nya bangga.
"Goblok! mau aja ngejalanin hts. Ntar asing nangis, gamon, padahal status aja gak ada." ujar Amora pedas.
![](https://img.wattpad.com/cover/358652313-288-k130932.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Albiru
Teen FictionHanya kisah sederhana tentang Albiru Alterio Maximilian, yang sangat mencintai Gelora Steviona Megantara.