Gelora turun dari mobil. Ia memandang ke sekeliling nya dengan bingung.
"Ini mansion siapa Al?" tanya nya seraya memperhatikan sekeliling.
"Papa sama mama."
Gelora memukul lengan Biru kesal, "Kenapa kamu gak bilang kalo mau ketemu orang tua kamu!" ujar nya menatap Biru garang.
Gadis itu memperhatikan penampilan nya. Ia hanya memakai kaos oblong dan celana pendek. Dan bisa-bisa nya Biru membawa nya menemui calon mertua-ekhem mama nya. Mau di taruh di mana nanti wajah nya?
Biru tidak menyahut. Cowok itu menggandeng tangan Gelora. Menghiraukan wajah kusut sang kekasih.
"Kok gue deg-degan ya? gimana nanti kalo mama nya Al gak suka sama gue? kaya di sinetron-sinetron itu. Terus--ah apasih Lora jangan overthinking dong!"
"Tarik nafas hembuskan. Rileks! tapi anjir penampilan gue kaya gembel gini!" batin Gelora berisik. Gadis itu sudah overthinking, salah satu kebiasaan nya yang sulit dibuang.
Sesampai di dalam mansion, mata Gelora melihat seorang wanita yang masih terlihat muda dan cantik. Dengan gaya yang elegan dan fashionable. Apakah mungkin ini mama nya Albiru? ah Gelora jadi bingung.
"Gue panggil apa ya? tante atau kakak?"
Wanita itu menghampiri Gelora dan Biru. Lalu menatap Gelora dengan mata berbinar-binar. Gelora tersenyum canggung, bingung harus bereaksi bagaimana.
"Calon mantu mama?" Biru mengangguk mengiyakan. Setelah nya Helena langsung menarik tangan Gelora dengan antusias, Gelora yang ditarik hanya pasrah mengikuti. Sedangkan Biru hanya diam dan mengikuti kedua nya. Jujur dalam lubuk hati nya ia senang karna sang mama menyukai Gelora. Karna Biru sangat tau bahwa mama nya-Helena tidak semudah itu menyukai dan akrab dengan seseorang.
"Ayo sayang duduk dulu!" ajak nya.
"Nama nya siapa?" tanya Helena antusias. Ah entah mengapa ia langsung menyukai gadis di depan nya ini. Padahal baru pertama kali melihat nya. Helena rasa, karna aura nya yang positif.
"Gelora tante." jawab Gelora tersenyum canggung.
"Cantik kaya orang nya. Btw jangan panggil tante dong! panggil mama aja." seru Helena.
"Mama Helena!" tekan Helena sekali lagi.
Gelora mengangguk malu, "Hehehe iya ma."
"Kok baru kesini si sayang? gak di bolehin sama Biru ya?" Helena menatap Gelora dan Biru bergantian.
"Baru sempet ma." jawab Biru se adanya.
Helena mengangguk mengerti, "Kalo Biru nyakitin kamu, bilang sama mama!"
"Siip ma!"
"Biru ke atas bentar." Biru berdiri dari duduk nya. Gelora menatap nya lama, seakan mencengah nya. Mau bagaimana pun Gelora masih canggung dengan Helena. Namun Biru malah mengelus lembut kepala nya.
"Mama baik gak bakal gigit." bisik Biru di telinga Gelora. Setelah nya cowok itu pergi meninggalkan Gelora dan Helena.
"Baru kali ini Biru bawa perempuan. Mama aja kaget kalo anak mama ternyata normal." Helena tertawa lucu seraya menggeleng kan kepala nya.
Gelora ikut tertawa, "Emang selama ini Al belum pernah bawa perempuan ya tan-eh ma?"
Helena menggeleng seraya tersenyum, "Kamu perempuan pertama yang di bawa dan di kenalin sama mama." jawab Helena jujur.
"Tapi mama bisa ngeliat kalo Biru sayang dan secinta itu sama kamu. Ya, walaupun sikap nya cuek sama dingin gitu!" lanjut nya greget.
"Sama mama Al cuek juga?" tanya Gelora penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Albiru
Teen FictionHanya kisah sederhana tentang Albiru Alterio Maximilian, yang sangat mencintai Gelora Steviona Megantara.