Pagi-pagi sekali Gelora sudah di buat kesal oleh Biru. Bagaimana tidak? cowok itu sama sekali tidak mau bangun untuk pergi ke sekolah. Dengan paksaan dan omelan nya akhir nya Biru mengalah dan mau bersekolah.
"Kancing in." suruh nya manja.
Gelora tidak menjawab, gadis itu mengancingkan baju milik Biru. Setelah nya merapikan rambut nya. Tidak terlalu rapi, karna jika sangat rapi Biru akan terlihat seperti cupu.
Biru tersenyum kecil. Entah sejak kapan ia selalu ingin di manjakan oleh Gelora. Dan rasa nya ia suka di perlakukan seperti anak kecil.
"Done."
Terakhir Gelora memasangkan dasi di leher Biru. Walau sedikit ke susahan karna tinggi badan cowok itu.
"Thanks baby."
"You're welcome."
Setelah siap dengan urusan masing-masing. Kedua remaja itu berangkat ke sekolah, perjalan pagi ini di isi oleh ocehan random milik Gelora. Sesekali gadis itu bernyanyi dengen lembut ketika mobil sedang mengalami macet.
Sesampai di parkiran sekolah. Teman-teman mereka sudah menunggu. Namun ada satu orang yang mengganggu kebahagiaan Biru di pagi yang cerah ini. Siapa lagi jika bukan Kenzo! yang tersenyum manis. Namun di mata Biru senyum cowok itu pait.
Lihat lah baru saja mereka sampai pria itu langsung mendekat. Rasa nya ia ingin menonjok wajah menyebalkan itu. Biru memeluk pinggang Gelora semakin posesif. Ia menatap Kenzo dengan wajah datar bercampur angkuh.
"Ra! astaga! tadi malem gue ke mansion cariin lo!"
Gelora berdehem tak enak, "Hehe tadi malem gue di apartemen Biru." jawab nya jujur.
"Emang ada perlu apa Ken?"
Kenzo menggeleng. "Kangen gue sama lo." jawab nya santai. Namun tidak santai di telinga Biru.
Adelard memang sudah memberi tahu nya perihal Gelora berpacaran dengan Biru. Mata Kenzo beralih ke wajah Biru yang sangat dingin. Sekarang cowok itu mengerti alasan Biru marah kemarin.
"Daripada sama cowok lo yang muka nya datar kaya aspal. Mending sama gue Ra."
lanjut nya tanpa rasa bersalah.Biru hampir melangkah maju jika Gelora tak menahan nya. "Al!" bisik Gelora. Ia menoleh ke Kenzo lalu tertawa tak enak.
"Udah bu bos sama Kenzo aja." sambung Reano yang sedari tadi diam memperhatikan.
Biru menoleh ke arah Reano dengan tajam, "Pulang lewat mana lo?" ujar nya dingin.
"Waduh mampus!"
Alexia, Amora dan Agatha yang sedari tadi menyimak, memilih menarik Gelora menjauh dari kumpulan cogan tersebut.
"Kita duluan ya bye!" ujar Amora sedikit berteriak.
Setelah menjauh dari para pentolan sekolah tersebut, Amora memandang Gelora penuh selidik.
"Lo beneran 'kan Ra kagak selingkuh?" tanya nya mengintrogasi.
"Nggak lah anjir!"
"Btw kemarin gimana?" tanya Gelora.
"Kemarin apa nya?" Agatha balik bertanya.
Gelora mendengus. "Gini nih kalo punya temen otak nya di taro di rumah!"
"Sialan!"
"Kemarin gak kaya gimana-gimana. Reano sama kita udah jelasin ke Kenzo kalo lo pacaran sama Albiru." jelas Alexia yang paham pertanyaan Gelora.
"Terus Kenzo bilang apa?"
"Gak bilang apa-apa sih. Dia shock dikit."
"Gue heran hidup Gelora isi nya full cogan semua." ujar Agatha tak habis pikir.

KAMU SEDANG MEMBACA
Albiru
أدب المراهقينHanya kisah sederhana tentang Albiru Alterio Maximilian, yang sangat mencintai Gelora Steviona Megantara.