Gelora memasuki kelas dengan raut wajah puas. Gadis itu bersenandung kecil. Mengumamkan lagu sacara asal, seraya tersenyum ketika mengingat eskpresi marah dari wajah Katrina dkk tadi.
"Oyy Ra dari mana aja lu." suara itu berasal dari Agatha yang sedang mengunyah makanan.
Saat ini Agatha dan Alexia sedang berada di kelas nya. Karna bel masuk belum berbunyi.
Gelora mendudukkan tubuh nya dikursi, lalu tersenyum manis. Membuat sahabat nya menatap diri nya heran sekaligus penasaran.
"Buset ni anak kenapa dah. Dari awal masuk kelas gue perhatiin senyum mulu." ujar Amora heran.
"Hooh, udah gitu senyum nya serem anjir!"
Gelora hanya terkekeh menanggapi.
"Lo tau Katrina?" tanya nya.
"Katrina? tau lah anjir siapa yang gak tau dia." jawab Amora santai. Namun sedetik kemudian mata gadis itu melotot kaget diiringi dengan mulut nya yang terbuka kecil, syok.
"Jangan bilang lo dilabrak dia!" lanjut Agatha.
"Secara kan dia suka banget sama Biru dari dulu!"
Gelora mengangguk membenarkan. "Tadi pas gue di toilet."
"Tapi lo gak papa kan Ra?" tanya Alexia khawatir. Ia tau jelas bagaimana sifat Katrina dkk.
"Gue sih gak papa, gak tau kalo mereka." jawab Gelora diiringi kekehan kecil.
"Wah wah, emang nya mereka lo apa in Ra?"
Gelora berdehem pelan. Ia ingin bercerita namun ketika melihat wajah penasaran para sahabat, gadis itu tertawa kencang.
"HAHAHAHA KOMUK LU PADA!" tawa nya seraya memukul meja.
krik
krik
krik
Alexia, Agatha dan Amora menatap Gelora datar. Membuat Gelora tersenyum bodoh.
"Hehe iya-iya gue serius nih." ujar Gelora. Gelora berdehem pelan, kemudian mulai bercerita dari awal Katrina dkk menemui nya di toilet.
"Hahahaha anjir! seriusan?" heboh Amora seraya tertawa kencang. Yang diikuti Agatha dan Alexia.
"Pasti komuk nya Katrina lucu banget." ucap Agatha seraya menghapus sudut mata nya yang ber air.
"Lagian sih mereka sok-sok an ngancem gue." Gelora mengibaskan rambut nya sombong.
"Tapi Katrina gak bisa di remehkan Ra. Dia udah cinta-ah lebih tepat nya obses sama Biru sejak lama." jelas Agatha memperingati.
"Gue setuju sama Gata. Lo harus hati-hati sama dia." lanjut Alexia.
"Hooh lo harus hati-hati, dan jaga diri lo. Karna Katrina orang nya nekat. Dan udah banyak juga siswi yang di sakitin dia karna Biru." jelas Amora.
"Kalian bertiga tenang aja. Gue bakal hati-hati dan jaga diri gue." balas Gelora.
*****
"Ehh ada bu ketua." Reano tersenyum ramah sekaligus tengil.
Gelora tersenyum menanggapi. Gadis itu sedang berdiri di depan kelas Biru dkk. Kelas XII IPS 1.
"Biru nya ada?" tanya Gelora. Jujur sebenar nya Gelora masih sedikit canggung berbicara dengan teman-teman Biru.
"Ada dong, masuk aja bu ketua." jawab Reano, cowok itu membuka pintu kelas lebar-lebar. Berdiri tegak lalu membungkuk kan tubuh nya seperti mempersilahkan masuk. Aksi nya mengundang perhatian murid XII IPS 1.
"Silahkan masuk wahai buketu." kata nya dengan nada dramatis.
Gelora tertawa canggung. Kemudian berjalan masuk, mata nya langsung menemukan Biru yang sedang memainkan ponsel.
Gelora berlari pelan, "Biruuu!" panggil nya bernada.
Biru mendongak, cowok itu tersenyum kecil dan menarik lembut tangan Gelora duduk di sebelah nya.
"Katanya kamu nunggu di parkiran. Tau nya tadi pas aku liat gak ada. Aku dari tadi keliling nyari in kamu. Cape tau!" keluh Gelora.
Cowok itu tidak menjawab, malah sibuk menatap wajah cantik Gelora. Seraya meng hapus keringat yang berada di wajah sang gadis.
"Capek hm?" tanya nya lembut.
"Capek lah pake nanya!" balas Gelora ngegas.
Biru terkekeh pelan, "Gue lupa. Maafin ya?" ucap nya seraya mengelus lembut pipi Gelora.
"Gi lipi miifin yi." ejek Gelora dengan bibir yang di manyun kan seperti bebek.
Biru mengigit pipi dalam nya gemas. Lalu tanpa aba-aba menciumi wajah Gelora dengan ciuman bertubi tubi. Terkecuali bibir.
Untung saja mereka duduk di barisan paling belakang. Jadi tidak ada yang melihat, dan juga para inti King lion berada di depan. Sibuk mabar dengan murid lain nya.
"Masih marah?" tanya Biru santai.
"Mau gue cium lagi?" Gelora tidak menjawab omongan kurang ajar Biru. Gadis itu berdiri dari kursi kemudian merapikan rambut nya yang sedikit berantakan.
"Modus." cibir Gelora.
"Ayoo pulang Al!" lanjut nya.
Biru berdiri. Kemudian menggandeng tangan mungil Gelora. Dan berjalan menuju pintu kelas.
"Gue pulang duluan." pamit nya pada inti King lion yang sibuk bermain game.
"Hati-hati." balas Devano.
"Ntar malem ngumpul gak Bir?" tanya Raga.
"Gue kabarin di grub."
"Tiati neng geulis." Reano tersenyum manis pada Gelora.
"Iya gu--" Baru saja ingin membalas ucapan Reano Biru sudah menarik nya keluar kelas. Gelora tersenyum canggung, yang di balas lambai an tangan dari Reano.
Seperti biasa, tangan kekar Biru melingkari pinggang mungil Gelora posesif. Hingga mereka sampai di parkiran motor.
Biru melepas kan jaket kebanggaan nya. Dan mengikat kan nya di pinggang Gelora.
"Besok rok nya ganti." kata nya dingin, seraya mengikat jaket di pinggang Gelora.
Kening Gelora mengkerut bingung, "Loh kenapa ganti Al?" tanya nya.
"Pura-pura gak tau hm?"
Gelora semakin mengkerut kan kening nya. Tanda bahwa ia tidak paham maksud ucapan Biru.
"Perasaan rok gue masih bagus deh. Apa jangan jangan rok gue bolong?" batin nya panik. Mau di taruh dimana wajah nya?
Biru menghela nafas pelan, "Rok kamu kependekan baby." jelas nya dengan lembut. Cowok itu naik ke atas motor, diikuti Gelora. Tangan nya dengan setia membantu Gelora naik. Takut jika gadis nya kesusahan, karna tubuh nya yang pendek dan mungil.
"Sudah princess?" cetus Biru dengan nada lembut namun sedikit ada nada canda an di dalam nya.
"Sudah pangeran," kata nya bernada. Kemudian berucap dengan semangat. "Let's go!" lanjut nya dengan tangan yang di maju kan kedepan seperti ingin terbang.
Di balik helm nya Biru tertawa gemas melihat sikap random gadis nya. Cowok itu menyala kan motor. Sedetik kemudian motor sport Albiru melaju meninggalkan lapangan MIS. Menyisakan para siswi yang menggigit jari nya gemas melihat kebucinan mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Albiru
Ficção AdolescenteHanya kisah sederhana tentang Albiru Alterio Maximilian, yang sangat mencintai Gelora Steviona Megantara.