2 Minggu merupakan waktu yang cukup lama untuk menunggu Christy siuman dari masa Komanya , selama dua Minggu semua orang selalu hadir menunggu dan menemani Christy di ruangannya , namun . walaupun Christy ada mereka sangat rindu dengan semua hal tentang Christy , mereka hanya bisa melihat Christy tertidur pulas dengan wajah yang pucat serta alat pendeteksi detak jantung yang terus berbunyi memenuhi isi ruangan itu
ada seseorang yang merasa sangat bersalah atas semua yang terjadi , mungkin dari awal semua ini tidak terjadi atas ulahnya ia dan keluarganya pasti akan merasakan keluarga yang Cemara seperti keluarg lain , namun sayangnya semua itu telah terjadi.
Chika . ia hanya bisa terdiam dan terus menatap wajah pucat Christy , setiap kali ia melihat Christy air matanya selalu menetes , rasa bersalah dan penyesalan selalu menghantui dirinya . seperti saat ini , semua orang tengah mengobrol di ruangan Christy mencoba menghilangkan keheningan , namun tidak dengan Chika , ia kini tengah duduk di samping hospital bed Christy sembari menggenggam tangan Christy yang berada di pipinya
" Christy maafin kakaa... " ucap Chika menatap Christy dengan pipi yang sudah basah sejak tadi
" kapan kamu bangun Dee ? , s-semua orang... sayang sama kamu... semuanya ada disini buat kamu... , ayo bangun hikss " lirih chika
Chika mengusap lembut punggung tangan Christy dan menciumnya "jangan hukum Kaka dengan cara ini Kitty... , Kaka nggaa bisaa hikss , kak Chika nggaa bisa terus gini dek... maafin kak chikaa hiksss " ucap Chika sambil memejamkan matanya karna sudah tak kuat menahan isakan-nya sejak tadi
" k-kembali sekali lagi yaa Kitty... hikss kaka mohon.. hikss hikss "
chika sedikit bangkit dari duduknya dan mendekatkan wajahnya pada kening sang adik , lalu ia mencium cukup lama kening Christy bersamaan dengan jatuhnya air mata yang menetes tepat di wajah Christy , setelah itu , ia kembali duduk dan menidurkan kepalanya tepat di samping tubuh Christy sambil terus menggenggam tangannya
" hikss kak Chika sayang kamu... " lirih Chika dengan mata terpejam dan tak lama ia tertidur dengan posisi yang sama
" semuanya bakal kembali seperti semula kan mah ? , Zee capek kalo harus terus gini hiks , Zee pengen kita bahagia terus hikss " Shani menoleh dan menatap Zee yang sudah mulai menangis
" sabar ya sayang... , kita bakal bahagia Ko , ngga usah nangis yaa , mamah janji , mamah akan kebikin keluarga kita bahagia tanpa ada keributan lagi " ucap Shani tersenyum
" janji ya mah ? " Shani mengangguk sambil tersenyum
" iya janji sayang " ucap Shani dengan lembut
***
ruangannya kini terasa sangat sepi , semua orang kini tengah tertidur pulas di sofa maupun di kasur yang telah di sediakan . namun ada seseorang yang baru bangun dan kini ia hanya terdiam sambil tersenyum kearah mereka semua , namun tak lama dari itu air matanya seketika jatuh begitu sajah
" m-maafin aku yaa , aku selalu nyusahin kalian terus..."
tak lama setelah ia berucap , ia memejamkan matanya saat merasakan sakit di dadanya , ia meremas kencang bajunya mencoba menahan rasa sakit itu namun sayangnya rasa sakit itu malah semakin menyerangnya
" s-sakit..." lirihnya dengan suara yang bergetar
" k-kak c-chika... s-sakit... " suara itu semakin melemah , ia mencoba untuk membangunkan Chika yang masih ada di sebelahnya tapi sang kaka masih terlelap
" akhh t-tolong... s-siapapun tolong aku... sakit banget..."
CEKLEK
wanita paruh baya itu terkejut saat melihat Christy tengah kesakitan di atas hospital bed-nya dengan hidung yang sudah mengeluarkan darah , dengan cepat Beby berlari kearahnya