Setelah percakapan yang cukup serius malam itu, akhirnya Yaya mengijinkan Ruli untuk menemaninya dan menjaganya dirumah sakit.
Sebenarnya menurut keterangan dokter Yaya tidaklah mengalami sakit yang mengkhawatirkan dan boleh langsung pulang setelah cairan infusnya habis, hanya saja karena keinginan oleh Yaya sendiri untuk rawat inap dirumah sakit jadilah akhirnya ia tinggal dirumah sakit untuk satu malam.
"Hoaaaam..." Yaya
" Loh.. Ruli kemana? Bukannya semalam dia yang nemenin gue?" Ucap Yaya bingung tidak menemukan Ruli disisinya, karna yang dia ingat semalam Ruli sendiri yang meminta untuk menginap disini dan menjaganya.
" Apa mungkin dia udah pergi? Kok dia gak pamit sih? Ck... Dasar emang cowok" dengusnya kesal
Cklek...
"Hey... Kamu udah bangun ya...?" Sapa Ruli berjalan kearah brankar milik Yaya
" Maaf ya aku tadi keluar bentar ya ada telpon masuk sekalian aku beliin bubur ayam untuk sarapan kita, pasti kamu gak selerakan makan yang disediain rumah sakit kan" sambung Ruli meletakkan bungkusan yang dibawanya.
Yaya masih tidak bergeming, ia masih menatap Ruli dan mendengarkan setiap apa yang dikatakan lelaki itu.
" Ya ... Kok kamu diam aja? Ada yang sakit ya..?" Tanya Ruli mengelus pucuk kepala Yaya
" Eh..heuumm... Gak ada kok, tenggorokan aku kering banget, bisa minta tolong ambilin air minum gak rul?" Tanya Yaya
" Boleh dong, tunggu sebentar ya " Ruli
" Ini ya... Kamu duduk dulu aku bantuin yah..." Sambung Ruli sembari membantu Yaya untuk duduk bersandar.
" Thanks ya rul.." Yaya
" Yaudah, sekalian aja kita sarapan yah ya..?" Ruli
" Boleh rul, maaf ya jadi ngerepotin" ucap Yaya
" Kok ngerepotin sih... kalo semuanya itu tentang kamu aku gak merasa direpotkan kok ..." Ucap Ruli menatap lekat mata indah Yaya
Yaya terlihat sangat menikmati bubur ayam yang dibawa oleh Ruli, tampaknya Ruli sudah sangat memahami segala sisi hidup Yaya. Seperti bubur ayam yang dibawanya ini adalah bubur ayam kesukaan Yaya bubur ayam tanpa kacang, dan taburan bawang goreng yang melimpah.
" Demen apa laper neng...?" Tanya Ruli terkekeh melihat Yaya yang begitu menikmati bubur bawaannya.
" Ekhheeuummm... Soryy..sorry.... Aku suka banget bubur ayam tanpa kacang dan banyak bawang gorengnya kebetulan aku udah lama gak makan bubur ayam, kok kamu bisa tau sih...?" Tanya Yaya
" Tau dong.... Apasih tentang kamu yang aku gak tau..." Ucap Ruli jumawa
" Ihhhh...serem bener lu bang" jawab Yaya menggeliat geli
Ruli terkekeh mendengar penuturan dan ekspresi yang dilontarkan Yaya.
" oh iya Yaya... Kamu jam berapa kata dokter pulangnya?" Tanya Ruli sembari menyantap kembali sarapannya.
" Euumm.. belum tau rul, dari tadi dokter atau perawat belum ada datang berkunjung kesini" jawab Yaya
Tok...tok...tok...
" Permisi ibu.." perawat
" Wah, ternyata bapak disini menemani ibu.." ucap dokter
" Saya periksa dulu ya pak kondisi ibunya.." sambung dokter
" Silahkan Bu dok..." Ucap Ruli terbata-bata
Saat ini dokter tengah fokus memeriksa kondisi tubuh Yaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pamit Untuk Kembali ( END )
RomancePamit adalah harapan yang dinantikan untuk kembali, lalu bagaimana jika pada kenyataannya pamit itu tidak akan pernah membawanya kembali? ~ MinYun