" mbak liyaa.....? Mbak ...? Tolong buka kamarnya mbak....! Ini penting bangett mbak Liya....!" Teriak Bi Sumi dari balik pintu kamar Yaya.
" Udah dibuka Bi?" Tanya putri menyusul kekamar Yaya.
" Belum mbak..." Ucap Bi Sumi menggeleng.
" Ya.. please lu keluar dulu bentar... Ini penting banget..." Teriak putri, namun tetap tidak ada pergerakan dari si pemilik kamar tersebut.
" Ya, Ruli nanti nyampe dibandara jam 2 siang" ucap putri akhirnya tidak sabar, karena tidak ada pergerakan dari Yaya.
Ckleek....
"Lu tau dari mana?" Tanya Yaya penasaran, yang seketika langsung membuka pintu kamarnya.
" Makanya dari tadi di buka dulu pintunya" omel putri
" Yaudah sekarang lu tau darimana ty?" Tanya Yaya lagi
" Tadi om Arnold nelpon kerumah, karna lu diteleponin gak ada respon" jelas putri
" Om Arnold tau darimana? Om Arnold dihubungin Ruli? Berarti dia tau selama ini kabar Ruli? Kenapa disembunyikan dari gua ty!" Ucap Yaya menggebu-gebu
" Ssstt, bukan - bukan ya... Satupun diantara kita yang ada disini gak ada yang tau kabar Ruli, om Arnold aja tau Ruli balik hari ini, karna dia dapat chat dari nomor perempuan gak dikenal, yang ngirim foto ticket pesawat si ruli" jelas putri
Perempuan? Siapa itu hun? Ada apa sebenarnya? Luka apalagi yang harus aku hadapi hun? - batin Yaya
"Hey, ya... Jangan overthinking dulu, mending sekarang kita ke bandara, biar kita tahu yang sebenarnya" ucap putri lembut mengelus bahu menenangkan sahabatnya.
" Udah yah... Kan ini yang lu tungguin, Ruli udah kembali, mending kita sambut dia, jangan nangis lagi ya.." jelas putri
Segera, setelahnya Yaya langsung bersiap, dan berangkat bersama dengan putri menuju ke bandara.
Sesampainya dibandara segera putri dan Yaya berlari menuju tempat penjemputan, menyusul om Arnold dan Tante gita.
"Om...Tante.." panggil Yaya, segera Tante Gita memeluk erat tubuh perempuan itu, ia sangat iba melihat kondisi Yaya saat ini, sangat lusuh seperti tak ada semangat hidup.
" Kamu sehat kan sayang?" Tanya Tante Gita sembari mengusap seluruh wajah Yaya.
" Yaya sehat kok Tan" ucap Yaya lirih, dan suaranya terdengar bergetar menahan tangisannya.
" Udah ya sayang... Jangan sedih lagi, sekarang pujaan hatimu sudah kembali, kita tunggu ya ..... Bentar lagi keluar" ucap om Arnold mengelus pucuk kepala Yaya.
Dua puluh menit berlalu, keempatnya masih setia berdiri menantikan kemunculan yang dinanti-nanti sedari tadi.
Yaya fokus melihat arah gerbang pintu kedatangan internasional, dari kejauhan ia melihat seorang laki-laki yang duduk di kursi roda, dengan seorang perempuan yang mendorong kursi roda tersebut. Wajah keduanya tak asing, ia sangat yakin bahwa laki-laki itu adalah kekasih hatinya yang sudah sekian lama ditunggu-tunggu kepulangannya.
" Tan... Itu Ruli tan..." Ucap Yaya bersemangat menunjuk kearah lelaki itu.
" Iya sayang .. pah itu Ruli pah..." Ucap Tante Gita
" Iya mah iya... Biar papa susul yah.." ucap om Arnold berlari kearah lelaki itu
Om Arnold berlari menjumpai lelaki itu, setibanya disana ia langsung memeluk lelaki itu.
" Ruli..." Ucap om Arnold, membuat Ruli tersadar dari lamunannya.
" Om.... Om sama siapa? Yaya mana om?" Ucap Ruli bersemangat dengan tatapan mata yang berbinar-binar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pamit Untuk Kembali ( END )
RomancePamit adalah harapan yang dinantikan untuk kembali, lalu bagaimana jika pada kenyataannya pamit itu tidak akan pernah membawanya kembali? ~ MinYun