Penjelasan

608 27 2
                                    

" aaaaaaarrrrrrggggghhhh..."

Mendengar jeritan Yaya segera Ruli menepikan mobilnya, menghampiri istrinya membangunkan Yaya.

"Sayang...heii....sayang..... Bangun yang..." Ucap Ruli menepuk-nepuk lembut pipi istrinya

Segera Yaya membuka matanya dan melihat lelakinya tepat dihadapannya, tanpa basa-basi Yaya memeluk erat tubuh suaminya Ruli pun membalas pelukan istrinya. Ia paham mungkin tadi istrinya tengah mengalami mimpi buruk hingga membuatnya ketakutan.

Tangisan Yaya pecah dalam dekapan suaminya, entah mengapa mimpi itu terasa nyata.

" Sayang....sssttt, udah ya jangan nangis lagi" ucap Ruli lembut mengelus punggung istrinya.

" Kamu kenapa yang, heuuum kamu mimpi buruk? Iyaah?" Tanya Ruli lembut dan dibalas anggukan oleh Yaya yang masih menangis.

" Heyyy, cantik...sayangnya pipay, stop dulu dong nangisnya, coba jelasin tadi mimpi apa?" Lagi-lagi Ruli bertanya dengan nada lembutnya dan itu terasa menenangkan bagi Yaya. Perlahan ia mencoba mengatur nafasnya, dan mengontrol emosinya guna mereda tangisnya.

"Coba sini cerita sama pipay... Udah bisaa..?" Ucap Ruli mengelus lembut pipi istrinya

" U..udah.. hun..." Jawab Yaya terbata-bata

" Yaudah pipay mau dengerin, coba cerita tadi mimpi apa sayang?" Ujar Ruli lembut, hal itu membuat hati Yaya terasa sakit kenapa bisa ia tadi mendiamkan lelakinya ini, tanpa memberikan penjelasan atas kesalah pahaman itu. Melihat perlakuan Ruli saat ini begitu lembut penuh sayang kepadanya membuat Yaya semakin merasa bersalah, pikirannya semakin berkecamuk ditambah mimpi yang terasa sangat nyata itu barusan terjadi. Lagi-lagi tangisan wanita itu pecah.

"Hussssttt... Udah dong sayang, jangan nangis lagi ya.. sekarang kamu minum dulu biar tenang, nanti kita bicarain dirumah yah..." Ucap Ruli menyodorkan air mineral botol. Dan melanjutkan perjalanan menuju kerumahnya. Sepanjang perjalanan tidak ada lagi Isak tangis ataupun suara dari istrinya. Ketika Ruli menoleh kesamping ternyata istrinya sudah terlelap kembali dalam tidurnya, mungkin karena matanya lelah menangis.

-------------------

Mobilnya sudah tiba dikediaman mereka, segera Ruli membawa masuk mobilnya, lalu turun mengunci gerbang dan membuka pintu rumah.

Ruli kembali kedalam mobil dan ia melihat istrinya masih tidak terusik dalam tidurnya, alhasil Ruli menggendong tubuh istrinya menuju kekamar.

Ruli membaringkan tubuh Yaya diranjang, lalu mengganti pakaian Yaya, tak lupa melap tubuhnya agar terasa nyaman.

Setelah selesai dengan urusan Yaya, Ruli kembali membereskan barang-barang bawaannya, lalu beralih kedapur untuk memasak makan malam mereka.

Namun pada saat tiba didapur Ruli melewati meja makan yang penuh dengan makanan. Yang berarti bahwa istrinya telah menyiapkan ini semua untuk menyambut dia.

Ada perasaan bersalah dalam dirinya mengingat kejadian dibandara tadi. Betapa bodohnya ia tidak memberikan kesempatan untuk Yaya menjelaskan apa yang sebenarnya ia lihat saat itu.

"Ahhhhhhk.... Maafin aku sayang, aku bodoh malah ngambek sama kamu... Bahkan bikin kamu sampe mimpi buruk .. pasti kamu tertidur kepikiran dengan sikapku itukan yang... Maafin aku ya sayang..." Monolog Ruli

Saat ini Ruli melangkahkan kakinya menuju kekamar mereka. Ia melirik sekilas pada wanitanya yang masih lelap dalam mimpinya. Akhirnya ia memutuskan untuk membersihkan dirinya terlebih dahulu.

Sepuluh menit berlalu Ruli usai dengan ritual mandinya, ia keluar dari kamar mandi dengan mengusap-usap rambutnya dengan handuk guna mengeringkan rambutnya.

Pamit Untuk Kembali ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang