Yaya yang masih setia dalam gendongan Ruli dengan mengalungkan kedua tangannya dileher lelaki itu dengan keadaan kening mereka yang menyatu.
" Sayang.... Makasih banyak ya" ucap Ruli menatap lekat kedua bola mata indah kekasihnya.
" Sama-sama hun.... Makasih banyak ya kamu mau berjuang samaku sampai dititik ini" jawab Yaya menangkup wajah lelakinya yang dibalas dengan anggukan.
Suasana menjadi hening, keduanya tidak bosan saling bertatapan dan melemparkan senyum, bahkan kening keduanyapun rasanya seperti ada lem yang merekat tak ingin lepas.
" Sayang turunin aku dong" pinta Yaya untuk diturunkan dari gendongan lelaki itu.
Segera Ruli menurunkan kekasihnya, namun ia kembali memeluk erat pinggang kekasihnya itu.
" Sayaaang...." Ucap Yaya kembali menangkup wajah laki-laki itu yang berparas rupawan.
" Kamu yang mengajak aku untuk menjalani hubungan yang lebih serius, dalam artian segera kita akan mengarungi lembaran baru dengan status kamu adalah imamku" ucap Yaya
" Aku masih penuh dengan kekurangan sayang, banyak hal yang didalam diri aku yang menjadikan aku belum layak menjadi seorang istri yang baik, tapi oleh karena niat baik hatimu aku menyanggupi segala kekuranganku akan memperbaikinya untuk mengarungi hari-hari ku bersamamu, imamku" kata-kata Yaya berhasil meloloskan air mata dari pelupuk mata lelaki itu.
" Ajar-ajari aku hun, bagaimana kelak aku bisa membuat kamu nyaman, ajar-ajari aku hun bagaimana caraku untuk melayanimu dengan baik, dan ajari aku hun untuk menjaga marwahku sebagai istrimu, Aku siap untuk segala cerita baru yang akan kita tuliskan dilembaran yang baru untuk melengkapi Kisah indah kita sampai selesai." Ucap Yaya kembali menyatukan keningnya, memeluk erat tubuh lelaki yang dicintainya.
Saat ini air mata itu tidak lagi bisa dibendung.
" Hun, aku gak tau ini waktunya
tepat atau tidak untuk aku mengatakannya, tapi Kamu harus tau aku adalah anak perempuan yang selalu memeluk lukaku sendiri, bahkan ketika luka itu datang dari cinta pertamaku pun, aku tetap memeluk luka itu dengan erat. Ketika diluar sana berkata papah adalah cinta pertama bagi setiap anak perempuannya, tapi bagiku tidak, papah adalah trauma terbesar bagiku anak perempuannya" tangis Yaya pecah dalam pelukan ruli" Hun, untuk itu aku minta sama kamu tolong jangan sakitin aku ya, karna hanya kamu satu-satunya harapan terakhir aku bahwa laki-laki tulus itu ada. Karna aku gak mau hun, luka yang aku rasakan itu juga menjadi luka yang dirasakan oleh anak-anakku" Ungkap Yaya menangis sejadi-jadinya mengingat betapa hancur dirinya untuk bisa bertahan sampai dititik ini.
" Sayang... Sekarang ini adalah hari yang harusnya kita rayakan dengan kebahagiaan, untuk itu aku hanya mau bilang sama kamu, Ijinkan aku untuk menyembuhkan setiap luka yang ada dalam dirimu, ijinkan aku menjadi obat untuk setiap lukamu itu. Sayang, apapun yang ada di masalalu mu, itu hanyalah masalalu, dan ketika aku sudah memintamu untuk menjadi bagian dari hidupku, itu artinya aku sudah siap untuk segala cerita dimasa lalu mu, mari kita perbaiki semua kita rangkai lagi satu-satu, dan aku akan tetap disini, selalu disini bersamamu, i'm really love you liyahnie Cantika" ucap Ruli hangat dan mengecup lembut kening gadisnya itu.
" Kamu bisakan mulai percayakan semuanya samaku, kamu maukan berbagi ceritamu dengan aku yang..?" Tanya Ruli kembali menatap kekasihnya.
" I Will hun ..." Jawab Yaya disertai anggukan dan air mata bahagia.
" Gitu dong... Kalo gitu kan aku merasa berguna ada disisi kamu" ucap Ruli tersenyum dan menghapus air mata yang jatuh dipipi kekasihnya
" Jangan ngomong gitu hun, kamu itu sekarang adalah segalanya di proses hidup aku, jangan pernah tinggalin aku ya hun" ucap Yaya kembali menatap lekat kekasihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pamit Untuk Kembali ( END )
RomancePamit adalah harapan yang dinantikan untuk kembali, lalu bagaimana jika pada kenyataannya pamit itu tidak akan pernah membawanya kembali? ~ MinYun