"jadi ceritanya pipay ini lagi overthinking tohhh" goda Yaya sembari memainkan rambut Ruli
" Heuuummm, aku takut, aku overthinking, makin dekat persalinan kamu, aku takut, aku gak mau lepas dari kamu sedetikpun, tapi tadi ternyata aku hampir kehilangan kamu, karna stress dengar kabar aku ya?" Tanya Ruli sendu
" Euuummm, iya gak ya...?" Jawab Yaya pura-pura bingung dengan satu jari telunjuknya di dagu.
" Ihhhh, mimay jangan gitulah, aku merasa bersalah tahu! Maafin aku ya sayang" ucap Ruli memohon dengan puppy eyesnya yang menambah tingkat kegemasan dirinya
" Awwwwssss" jerit Ruli yang mendapat serangan cubitan dihidungnya
"Awas, sakit mimaay, kok dicubit sihh" Rajuk Ruli
" Ututuutu bayi besalna mimay kesakitan iyaaa.. utututu, sini - sini peyuukkk dulu" ujar Yaya merentangkan tangganya menyambut lelakinya masuk dalam pelukannya, namun 2 menit berlalu lelaki itu tetap dengan posisinya berpangku tangan.
" Beneran gak mau peyuk-peyyk? Masih ngambek banget ini ceritanya?" Tanya Yaya menggoda bayi besarnya itu.
" Ulluhk, ulluhk, pipayy coba lihat sini" panggil Yaya sembari membuka 3 kancing atas baju rumah sakit yang dikenakannya, dan mengeluarkan squishy kesukaan lelakinya itu.
" Beneran gak mau ini? Cobain dulu, pastiin dong pipay ASI-nya udah keluar belum ya?" Ujar Yaya berlagak bingung
Mendengar kata asi, dengan cepat Ruli memutar kepalanya dan menatap ke arah wanitanya itu, dan terlihat satu bagian yang mencuri perhatiannya.
" Mau nen gak pipayy?" Goda Yaya sembari memijat-mijat lembut dadanya
Entah sudah puasa berapa lama akibat overthinkingnya, melihat pemandangan indah itu membuat adiknya yang dibawah sana berdiri, bahkan sudah terlihat tegak sempurna.
" Hahaha, masih ngeliatin aja, padahal adek nya udah tegang hun.." ledek Yaya
"Awassss kamu yaaa" ujar Ruli dengan tatapan siap menerkam
Ruli mendekat pada Yaya, dan ya.. tepat sasaran tangannya mulai beraksi bermain dengan squishynya, tak lupa ia juga menghisap puting yang menantang dirinya, dan ternyata air asi wanitanya itu sudah keluar. Ini merupakan hal yang baik, untuk membantu tumbuh kembang baby setelah lahir, dengan pemberian asi eksklusif.
" Yangg... Ada airnya.... Rasanya tawar... Tapi enaakk yang..." Ucap Ruli terputus-putus karena ia sembari menikmati nen kesukaannya itu.
Yaya tersenyum melihat tingkah gemas suaminya, namun gairahnyapun mulai memuncak, dan ia merasakan seperti ada setruman yang berbeda diperutnya dan areal kewanitaannya.
" Argghhhh....assshhh....ahhhh" erangan Yaya, rasa sakit itu kian lama semakin terasa.
" Yang...yang...sayang..." Ucap Ruli panik dan menghentikan mainannya.
" Sayangg, kenapa yang... Perutnya sakit ? Sabar ya yang, aku panggilan dokter..." Ucap Ruli berlari membuka pintu dan berteriak memanggil dokter dan perawat.
Tak lama kemudian segera dokter dan perawat datang mengecek keadaan Yaya, dan ternyata wanita itu sudah lengkap bukaannya dan siap untuk bersalin.
Setelah beberapa saat seluruh tim medis mempersiapkan perlengkapan persalinan, Yaya mulai diarahkan bagaimana cara mengejan dan mengejan dengan lembut untuk menghindari robeknya perineum dan dinding vagina.
Mungkin karna efek stress yang sebelumnya dan juga fisik Yaya yang lemah, membuat Yaya tak bertenaga untuk mengejan.
" Ayo buu... Tarik nafas.... Buang perlahan...." Ujar dokter wanita itu, menuntun Yaya
KAMU SEDANG MEMBACA
Pamit Untuk Kembali ( END )
RomancePamit adalah harapan yang dinantikan untuk kembali, lalu bagaimana jika pada kenyataannya pamit itu tidak akan pernah membawanya kembali? ~ MinYun