Hari ini adalah hari dimana Ruli dan Yaya akan kembali ke jakarta, yang berarti bahwa honeymoon mereka sudah berakhir.
Sejak pergelutan tadi malam, Yaya masih setia untuk mendiamkan suaminya.
" Sayang, masih sakit gak? Atau kita tunda aja pulangnya?" Tanya Ruli lembut menghampiri istrinya yang tengah sibuk menyusun barang-barang mereka. Tak ada jawaban dari istrinya.
" Yaudah aku batalin aja ya, kamu juga keliatannya masih butuh istirahat" ucap Ruli dan mengambil telepon genggamnya untuk menghubungi tour guide mereka.
" Apa-apaan sih kamu, gak usah dibatalin aku gapapa, kita tetep pulang hari ini" ujar Yaya dengan sedikit nada kekesalan.
" Ya kamunya dari tadi gak jawab pertanyaan aku loh yang, aku juga mana tega maksa kamu pulang kalo kamu emang masih kesakitan" ujar Ruli, namun kembali lagi Yaya tak bergeming, ia masih sibuk dengan koper-koper mereka.
Akhirnya Ruli mengalah, ia paham bahwa istrinya masih merasa kesal, dari pada ia diceraikan sepulang dari sini, untuk itu ia memilih untuk mengikuti kemauan yaya dan mencoba tidak membuat mood Yaya semakin berantakan.
Setelah menempuh perjalanan hingga penerbangan yang lumayan memakan waktu, akhirnya keduanya sudah tiba kembali di Jakarta yang riuh.
" Yang sini aku aja yang bawa goodybagnya, mobil jemputannya disana ya sayang" ucap Ruli mengarahkan Yaya.
"Hufft.... Perasaan dia udh selesai tamu bulanan, napa masih sensi yak..." Batin Ruli
----------------
" Huuuuh.... Capek banget" ucap Yaya menghembuskan nafasnya kasar ketika sudah kembali memasuki rumah mereka.
Segera Yaya beralih menuju kamar dan berniat untuk segera membersihkan dirinya, lalu beristirahat sejenak.
Bagaimana dengan Ruli? Yaps, dia adalah suami yang baik, saat ini ia masih sibuk mengangkati koper-koper bawaan mereka dan mencoba membongkar barang-barang bawaannya.
Disisi lain saat ini Yaya yang sudah selesai dengan ritual mandinya, ia langsung merebahkan tubuhnya diranjang yang sangat nyaman dan dirindukan. Ia mulai memejamkan matanya dan masuk kedalam alam mimpi tanpa memikirkan keadaan suaminya.
Satu jam sudah berlalu, selama itu jugalah Ruli memenyibukkan diri dengan merapikan barang-barang bawaan, dan mencuci pakaiannya dan istrinya. Tak lupa juga Ruli memasak sup ayam untuk istrinya nanti.
Ruli berlalu menuju kamarnya untuk membersihkan dirinya. Setibanya dikamar ia melihat istrinya yang tertidur dengan sangat lelap. Ia menghampirinya dan mengelus lembut surai rambutnya, yang sudah bebas ia nikmati keindahannya.
" Cantik banget sih istri aku" ucap Ruli tersenyum dan mengelus pipi chubby istrinya.
" Jangan lama-lama ya ngambeknya sayang, aku gak tahan mau peluk-peluk kamu" ucap Ruli gemas dan mencuri ciuman di kening dan bibir istrinya.
Tidak terlalu lama Ruli melakukan ritual mandinya, akhirnya ia selesai dan keluar dari kamar mandi. Pada saat ia keluar, ia melihat bahwa istrinya sudah terbangun dan sedang asik memainkan telepon genggamnya. Ruli meletakkan handuknnya di keranjang pakaian kotor, dan berjalan menghampiri Yaya.
" Hai sayang, udah bangun" tanya Ruli lembut dan mengambil posisi duduk disamping istrinya dan hanya dibalas dengan gumaman.
" Masih sakit gak? Atau kita kerumah sakit aja?" Tanya Ruli hati-hati
" Gak perlu, aku udah minum obat" jawab Yaya ketus
" obat apa yang?" Tanya Ruli mencoba mengambil perhatian istrinya
" Kamu banyak tanya ihk?" Sentak Yaya kesal
Segera Ruli merebahkan tubuhnya menjadi tidur, menarik selimut, dan mengambil posisi membelakangi Yaya.
Ia melihat tubuh Ruli gemetar seperti menangis.Aku bingung yang harus gimana lagi biar kamu maafin. Mending kemaren kamu gak usah turutin permintaan aku kalo kamu belum siap. Aku gak sanggup kamu cuekin aku, ditambah lagi kamu kesel sampe bentak aku. Hati aku sakit tau yang. Please jangan lama-lama ya sayang, besok aku ulang tahun, aku gak mau sedih - batin Ruli dengan air mata yang tiada berhenti dan tanpa suara.
Yaya paham saat ini suaminya tengah menangis namun rasa kesalnya masih lebih besar daripada rasa ibanya. Alhasil ia keluar dari kamar menuju dapur.
Sesaat setelah Yaya keluar suara isakan tangis Ruli pecah, tak bisa ia pendam lagi. Ia berharap Yaya akan membujuk dan memaafkan kesalahannya.
Sejam sudah Yaya berada dibawah dan belum kembali kekamar. Saat Ruli hendak bangkit memeriksa keberadaan istrinya, terbuka sudah pintu kamarnya, dan terlihat kedatangan istrinya.
Yaya melihat mata Ruli yang sembab dan sedikit membengkak, menandakan bahwa lelaki itu baru saja menangis. Namun Yaya tidak memperdulikannya, ia menuju ke lemari pakaiannya dan masuk kemmar mandi untuk mengganti pakaiannya.
Selang beberapa menit Yaya keluar dari kamar mandi dengan keadaan rapih dan cantik. Ruli memperhatikan gerak-gerik istrinya. Ia melihat bahwa istrinya seperti ingin pergi keluar, namun ia takut untuk bertanya. Ia bimbang, merasa serba salah jika tidak ditanya. Dan akhirnya ia memberanikan diri untuk bertanya.
" Sayang kamu mau kemana kok rapih banget?" Tanya Ruli hati-hati dan memaksakan senyumnya.
" Aku ijin ya keluar sama temen" ucap Yaya namun tidak melirik Ruli, melainkan sibuk mengenakan sepatunya.
" Sama temen kamu yang mana yang? Udah gelap loh yang?" Tanya Ruli lagi lembut. Walaupun sebenarnya ingin sekali rasanya ia melarang istrinya.
" Aku sama putri kok, kamu tenang aja, aku gak macem-macem" jawab Yaya datar dan berlalu keluar kamar.
Entah mengapa rasanya hati Ruli sangat sakit melihat respon istrinya yang cuek. Membuatnya berpikir, apakah sebesar itu kesalahannya. Entahlah apa yang sebenarnya ada dipikiran istrinya, ingin sekali rasanya marah, namun ia tidak sanggup untuk marah pada gadis impiannya itu.
Ia mengintip Yaya dari jendela kamar mereka. Ia melihat mobil hitam yang ia kenal menjemput Yaya, bahwa benar istrinya itu pergi dengan putri sahabatnya.
-----------------
Istriku 😘
Hun, aku ijin gak pulang ya...
Loh kenapa sayang? Kamu masih marah?Please jangan gini marahnya, pulang ya🥺
Enggak kok, aku nginep dirumah putri ya... Tolong jangan larang aku
AssalamualaikumWaalaikumsalam sayang
Holaa readerss...
Maaf ya aku telat bangeet up nya😭Tadi lagi sibuk, hectic banget ditempat kerja
Besok kita ketemu lagi ada yang spesial💙
Jangan lupa vote dan koment ya🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Pamit Untuk Kembali ( END )
RomancePamit adalah harapan yang dinantikan untuk kembali, lalu bagaimana jika pada kenyataannya pamit itu tidak akan pernah membawanya kembali? ~ MinYun