Uppsss...

463 22 21
                                    

" sayang... bangun yuk... Kita udah landing nih..." Ucap Ruli menepuk-nepuk lembut pipi kenyal kekasihnya

" Heeeeuuuhhhmmmm..." Lenguhan terdengar dari Yaya, sembari meregangkan otot -otot tubuhnya.

"Ulluuhk... ulluuhk... Cantiknya aku masih ngantuk, iya?" Tanya Ruli tersenyum gemas, melihat kekasihnya yang sedang meliuk-liukkan tubuhnya.

" Ayokk, aku bantu jalan... Kamu masih ngantuk nanti jatuh kan kasian aku" ucap Ruli mendramatisir. Segera Yaya mengalungkan tangannya ke lengan kekasihnya.

Saat ini kelimanya sedang memeriksa barang bawaan mereka, lalu menuju ke parkiran menunggu jemputannya.

Sepanjang perjalanan menuju kediaman Yaya, si pemilik hanya mampu tertidur dan bersandar nyaman dibahu kekasihnya.

" Akhirnya nyampe jugaaa.... Masih siang tapi berasa ngantuk cuyyy" ucap putri

"Sama mbak, bibi juga ngantuk banget Iki" sambung Bi sumi

" Yowees, ayo turun aja biar bisa langsung istirahat sebentar mbak, Bu" ucap pak Dadang

" Iya bener pak, terus mbak Liya piye Iki mas Ruli? Wennak tenan Iki tidurnya" ucap Bi Sumi

" Iya Bi, aku juga gak tega bangunin... Bantuin bukain pintu rumah sama kamarnya aja bisa gak put? Biar gua gendong dia keatas" ujar Ruli

Dengan sangat hati-hati,takut mengganggu sang kekasih terusik
dari tidurnya, dengan lembut Ruli menggendong tubuh kekasihnya ala bridal style.

Langkah demi langkah, dan satu per satu tangga ia lewati untuk menghantarkan kekasihnya ke kamar miliknya. Dengan hati-hati Ruli menjatuhkan tubuh kekasihnya diranjang milik si empunya.

" Cantik banget sih kamu yang..." Ucap Ruli lirih dan membuka peniti yang tersangkut dihijab milik kekasihnya, sembari merapikan hijab kekasihnya untuk menutupi aurat ( leher ) nya.

" Yang... Kamu tau gak.. aku itu beruntung banget bisa miliki hatimu, aku beruntung banget di proses hidupku ini terasa mudah karna Tuhan mempertemukan aku denganmu. Semoga Tuhan perlancar setiap langkah kita menuju sah ya yang.." ucap Ruli terisak dalam hening.

" Yaudah kamu istirahat aja dulu ya sayang ... Aku mau rapihin barang - barang kita tadi." Ucap Ruli mengelus puncak kepala kekasihnya, dan meninggalkan kecupan singkat dikening si empunya.

Ruli menutup pintu kamar kekasihnya dengan sangat hati-hati hingga tidak menimbulkan suara sedikitpun.

" Loh... Pak Dadang udah masukin semua barang-barangnya ya..." Tanya Ruli

" Heheh, iya mas Ruli, supaya nanti tidak terlalu repot.." jawab pak Dadang

" Oalaah, tungguin aku aturannya pak biar bapak gak sendiri, kan berat itu semua pak" ujar Ruli.

" Gapapa mas... Saya kan masih kuat" ucap pak Dadang sedikit jumawa

"Terimakasih ya pak, sekarang bapak istirahat aja dulu, saya mau rapihin barang saya dan Yaya" ucap Ruli

" Siap mas, terimakasih ya mas" jawab pak Dadang

Ruli mengangkat koper miliknya dan Yaya, dan juga mengumpulkan baju kotor miliknya dan Yaya untuk dicuci.

Setelah merapikan semua barang-barangnya, Ruli beralih menuju ruang laundry, entah mengapa rasanya Ruli tidak ingin beristirahat. Akhirnya ia memutuskan untuk menyuci baju-baju miliknya dan Yaya, untung saja senjata perang milik Yaya tidak ada dalam tumpukan baju kotor itu, karena gadis itu selalu terbiasa menyucinya pada saat mandi.

Tiga puluh menit sudah Ruli menghabiskan waktunya untuk menyuci semua baju kotor miliknya dan kekasihnya hingga harum dan bersih. Lalu menjemurnya dengan sangat telaten.

Pamit Untuk Kembali ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang