Ini sudah bulan keempat Ruli dan Yaya menikmati pernikahan mereka. Tidak ada kesedihan didalamnya, yang ada hanya rasa haru atas semua kebahagiaan yang Kuasa berikan pada dua insan yang saling mencintai ini.
Hari-hari yang mereka lalui selama 4 bulan terakhir ini, tidak pernah terasa biasa-biasa, namun setiap harinya istimewa. Keduanya selalu ada cara untuk membuat pernikahan keduanya terasa lebih bermakna dan berarti.
Jika dilihat kebelakang, rasanya memang sangat sakit namun yang telah lalu perlahan-lahan Tuhan telah gantikan dengan kebahagiaan yang tidak ada habisnya.
Dahulu air mata keduanya berderai oleh karena rasa takut, luka, dan kekhawatiran, namun semua itu ditepis setelah diuji oleh waktu, seberapapun jauhnya Ruli pergi maka ia akan kembali kepada Yaya, cinta mereka yang menuntun kata pamit itu untuk kembali ke istana cinta yang sesungguhnya.
--------------------
Pagi hari yang indah, dua manusia itu saat ini tengah sibuk dengan baju yang sudah dipacking tadi malam ditata rapih didalam koper.
" Yangg..... Ini udah semua yang mau dibawa?" Pekik Ruli dari lantai bawah
" Iya hun, itu udah semuanya kok" teriak Yaya dari kamarnya
" Berarti udah bisa aku masukin kemobilkan yang?" Tanya Ruli lagi
" Iya hun, boleeh...." Pekik Yaya
Saat ini keduanya sudah berada didalam mobilnya sedang dalam perjalanan menuju Bandara Internasional Soekarno Hatta. Apa kalian bertanya-tanya kemana mereka akan pergi?
Apakah kalian masih ingat beberapa bulan yang lalu Ruli pergi ke bali untuk peletakan batu pertama pembangunan cafenya, dan Alhamdulillah pembangunan ittu telah selesai dan segala sesuatunya sudah ready, dan esok hari adalah grand opening cabang cafe Salmonsic jakarta milik Ruli.
Ada kepuasan dan kebanggaan dalam hati Ruli. Lelaki itu merasa bangga bisa sampai dititik ini bahkan ia bisa membuka usaha yang benar-benar murni segala sesuatunya dia yang mengatur dan mengusahakannya.
Sepanjang perjalanan Ruli tersenyum tak henti melantunkan ucapan syukur pada Sang Kuasa atas segala nikmat yang diberikan padanya. Lelaki itu memandang wajah istri tercintanya yang berada disisinya. Ia menarik satu tangan wanita itu menggenggam dan menarik tangan itu untuk diciumnya, berulangkali lelaki itu menciumi tangan wanita yang sangat dicintainya itu, wanita yang menjadi rumah untuknya pulang, ketika kemanapun ia pergi.
Terimakasih Ya Allah, atas segala Rahmat , kasih dan cintaMu pada hamba yang penuh akan dosa ini. Terimakasih telah menempatkan wanita berhati malaikat ini berada disisi hamba, menjadi tempat hamba pulang, ketika sejauh apapun hamba pergi. Terimakasih Ya Allah. - batin Ruli sembari menciumi tangan istrinya itu dan memejamkan matanya, sehingga tanpa ia sadari air matanya pun lolos keluar begitu saja.
Yaya yang melihat suaminya berulangkali menciumi tangannya, ia tersenyum dan mengelus surai rambut lelakinya itu, hingga akhirnya ia dibuat heran ketika tangannya terasa basah yang ternyata lelakinya itu menitikkan air matanya.
" Hunny.... Sayang... Kok kamu nangis, kenapa?" Ucap Yaya lembut menangkup kedua pipi lelaki nya itu menatap wajahnya.
Tidak ada jawaban dari lelaki itu, Ruli hanya menatap teduh wanitanya itu, menggelengkan kepalanya dan tersenyum kearahnya.
" Hun.... Kamu kenapa? Ada yang kamu sembunyikan dari aku?" Tanya Yaya lembut mengelus lembut pipi lelaki itu.
" Nothing sayang, aku hanya terharu, ternyata Allah baik banget sama aku yang, Allah kasih kamu ada disisiku, dan Allah juga permudah segala jalan prosesku" ucap Ruli kini air matanya mengalir begitu deras, entah mengapa akhir-akhir ini Ruli terasa begitu sensitif.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pamit Untuk Kembali ( END )
RomancePamit adalah harapan yang dinantikan untuk kembali, lalu bagaimana jika pada kenyataannya pamit itu tidak akan pernah membawanya kembali? ~ MinYun