Kamu kuat..

486 23 23
                                    

Pagi menjelang kedua kelopak mata nan indah itu mulai terbuka, yaya merasa indra penglihatannya seperti mengecil, bagaimana tidak ? Hampir semalaman dia habiskan waktu untuk menangis yang membuat matanya membengkak. Yaya mulai bergerak menarik tubuhnya untuk mengambil posisi duduk bersandar di headboard tempat tidurnya, namun ia tersadar jari jemarinya terasa berat seperti ada yang menggenggam, akhirnya ia melemparkan pandangannya kearah sebelah kiri tempat tidurnya dan melihat kepala Ruli yang tergeletak tertidur nyenyak di tepi ranjang miliknya, dengan kedua tangan menggenggam jari jemari Yaya.

Melihat itu Yaya kembali menitikkan air mata, dielusnya lembut surai rambut lelaki yang begitu mencintainya.

Makasih rul...sampai saat ini kamu masih ada untuk aku.. kamu masih perjuangkan cinta kita... Maafin aku rul...hiks ... ( Ucapnya lirih dan menyekanya air mata yang jatuh di pipinya )

Maafin aku rul... Aku gak tau setelah aku cerita kejadian semalam.. apa kamu akan tetap mencintai aku... Dan apalagi kalau kamu tau latar belakang keluargaku apa kamu masih mau tetap sama aku rul..hiks... Aku belum siap kehilangan kamu....hiks..

Ruli yang merasa seperti ada yang memainkan rambutnya, terusik dari tidurnya. Ia mengerjapkan matanya dan mengangkat kepalanya, mendapati Yaya yang sudah terbangun dan menangis tanpa suara.

"Lohh.. ya... Kamu udah bangun? Ada apa? Kok kamu nangis? Ada yang sakit?" Tanya Ruli khawatir dan menangkup wajah gadis itu. Sementara gadis itu hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum kepada Ruli.

" Terus kamu kenapa nangis ya...? Apa aku bikin kamu gak nyaman?" Tanya Ruli, dan lagi-lagi hanyalah gelengan kepala yang diberikan oleh gadis itu sebagai jawabannya.

Akhirnya Ruli memeluk gadis itu mencoba menyalurkan energi  positif, yang dipelukpun tidak ada penolakan dengan penuh kasih Ruli mencoba menepuk-nepuk lembut punggung gadis itu.

" Udah yah... Yang udah terjadi kemaren jangan diingat-ingat terus, kita harus bisa berdamai dengan semua itu walaupun butuh waktu yang lama" ucap Ruli menenangkan Yaya.

" Rul... Apa setelah kamu tau dan dengar cerita yang terjadi semalam, kamu akan tetap sama aku?" Tanya Yaya ragu-ragu

Ruli melepaskan pelukannya, memegang kedua sisi bahu perempuan itu, dan menatap lekat bola mata indah gadis itu.

" Ya... Dengerin aku... Jauh dikedalaman hatiku ya, dan atas semua yang udah terjadi dan kita lewati itu gak bikin aku berkurang sayang ke kamu, tapi aku semakin sayang dan cinta sama kamu ya... Dan aku berharap kita bisa jadi selamanya ya..." Ucap Ruli serius menatap paras indah gadis itu.

" Bahkan setelah kamu tau apa yang terjadi samaku semalam rul?" Tanya Yaya lagi.

" Sekalipun itu ya... Aku gak akan tinggalin kamu kalo itu takdir dari Tuhan, aku akan selalu berusaha untuk tetap sama-sama kamu ya, kita lewatin ini sama-sama yah ya.. aku disini" ucap Ruli

" Ruli...hiks...aku udah terlalu trauma dengan laki-laki rul.... Aku harap kamu gak akan jadi luka baru, yang membuat aku semakin trauma rul, sekarang ini kamu yang aku coba percaya untuk tempat aku pulang rul...hiks ... Aku mohon, setelah kamu dengar semua dari mulutku, tetaplah seperti apa yang kamu katakan tadi rul...hiks ..." Tangis Yaya pecah

Ruli kembali memeluk perempuan yang dicintainya itu. Saat ini Ruli berpikir apakah ini tandanya bahwa Yaya sudah menerima aku? Apa saat ini aku pacarnya dia? Entahlah semua pertanyaan itu berkecamuk dalam pikirannya.

" Kita jalani dulu semua ini yah ya... Sampai dimana nanti takdir Tuhan membawa kita" ucap Ruli mencium pucuk kepala gadis itu

Permisi... Maaf menggangu - ucap putri

Pamit Untuk Kembali ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang