Di Ruangan yang luas ini terasa begitu kecil bagi seorang perempuan yang ada disana. Rasanya ini membuat Riska seperti kekurangan oksigen. Dadanya terasa begitu sesak. Sulit diartikan, matanya memerah, air yang keluar dari pelupuk matanya pun enggan tuk berhenti.
" Kurang berjuang apa aku selama ini untuk bisa dapetin kamu rul.... Dari awal aku berjuang mencari perhatian kamu, tapi apa? Kamu hanya menganggap ku sebatas teman. Aku tidak pernah menang untuk memiliki tempat dihatimu seperti Yaya. Bahkan aku mencoba untuk menjauh dari kalian, tapi apa yang terjadi? Seakan takdir membawamu untukku Ruli, kita dipertemukan lagi... Segala macam cara kulakukan untuk mencoba mendapatkan cintamu... Aku mengorbankan perasaanku, yang tiap kali dalam lamunanmu, yang tiap kali dalam bayanganmu hanyalah Yaya..... Apa yang sebenarnya membuatmu begitu mencintainya ruliii.... Apa hebatnya dia.... Bahkan berkorban untukmu saja dia tidak .. bahkan ketika kamu kembali lagi, dia meminta untuk membatalkan pernikahan kalian.....harusnya kamu sakit hati rul....!!! Harusnya kamu sakit hatiiiiii....!!! Sedangkan aku yang selalu memberikan waktuku, diriku segalanya untukmu, tidak pernah kamu anggap ada rul... Kenapa rul.... Kenapa?? Apa aku tidak selayak itu untuk dicintai oleh lelaki hebat sepertimu? Apa aku memang tidak layak untuk memiliki lelaki tulus sepertimu? Aku capekkk rul.... Kenapa semesta mempertemukan kita kembali disaat aku lagi berjuang melupakanmu?, kenapa semesta mempertemukan kita kalau memang akhirnya kita tidak bisa bersama rul.... !!! Mungkin kamu memang tidak memberikan perhatian spesial, atau perbuatan manis kepadaku... Tapi itulah hebatnya.... Aku bisa jatuh cinta padamu yang tidak pernah memandang aku...." Jerit Riska dalam batinnya.
Tak kuasa melihat kebahagiaan dua insan itu, yang melepas rindu dan menyatukan cintanya kembali. Mata perempuan itu terasa memanas, dadanya semakin sesak, bukan karna sempitnya ruangan itu, tapi karna ia iri, ia sakit hati atas semua takdir yang ditetapkan untuknya. Kenapa ia tidak bisa memiliki apa yang dia inginkan. Air mata itu terasa mengalir begitu deras.
" Aku capek rul..... Aku capekk..... Mulai saat ini aku akan benar-benar buang perasaanku untukmu, kita memang tidak bisa bersama, karna kita dipertemukan disaat kamu sudah memiliki tambatan hati. Maafkan aku rul, yang selalu berusaha ingin memilikimu. Maafkan aku Yaya yang selalu berusaha merebut lelakimu. Mulai saat ini aku akan benar pergi jauh dari kehidupan kalian, dan aku berharap jika suatu saat dipertemukan kembali oleh takdir, kuharap aku sudah berdamai dengan semua rasa sakit ini." Batin riska dan mengusap air mata yang mengalir dipipinya.
Yaya paham apa yang dirasakan oleh Riska, sesama perempuan ia bisa menempatkan dirinya sebagai Riska. Ia tau betapa sakitnya menjadi Riska. Namun disisi lain Riska pun salah langkah untuk bertindak, ia berusaha membahagiakan dirinya dengan menghancurkan kebahagiaan orang lain.
Setiap orang berhak untuk jatuh cinta
Jatuh cinta kepada siapapun
Tapi tidak ada seorangpun yang berhak
Merebut kebahagiaan oranglain
Hanya untuk memiliki cintanya." Ris..." Panggil Yaya lirih, dan mendekat kearah perempuan itu.
Perempuan yang merasa namanya dipanggilphn, segera mendongakkan kepalanya dan menatap wajah Yaya.
" Aku tau ris... Aku tau kamu sangat mencintai Ruli dengan tulus, dan aku tau kamu masih terus berupaya untuk mendapatkan Ruli" jeda Yaya menggenggam tangan perempuan itu
" Tapi kamu salah ris.... Bukan cintamu yang salah... Tapi tindakanmu yang salah, oleh karena kecintaanmu, kamu berubah menjadi jahat, yang berupaya menghancurkan kebahagiaan oranglain ris... Terlebih aku adalah temanmu ris... Kita pernah sedekat itu ris... " Ucap Yaya bergetar tak dapat ia membendung air matanya.
" Kamu itu perempuan baik ris, aku tau itu.. jadi jangan buat dirimu serendah itu hanya demi laki-laki, aku mohon, aku mohon dengan sangat ris... Lepas Ruli... Karna kamu tau dia sudah menjadi milikku, tolong ris, jangan jadi musuhku, tapi jadilah temanku yang dimana kita akan saling menjaga...Jadilah teman baik ku ris... Jangan seperti ini..." Ucap Yaya memohon dan berlutut dihadapan Riska, namun ditahan oleh perempuan itu.
" Jangan gini ka liya... Jangan gini ... Maafin aku kak... Maafin kebodohan aku kak.... Awalnya aku mengira setelah aku pergi aku akan melupakan Ruli, namun aku salah paham ketika takdir seakan mempertemukan aku dengan Ruli lagi, aku kira karna kamu memang ditakdirkan bersama... Aku salah paham akan hal itu kak... Maafin aku ya g hampir saja merusak kebahagiaan kalian, walaupun nyatanya mungkin aku sudah merusak sedikit kebahagiaan kalian" ucap Riska tersedu-sedu, menarik nafasnya panjang.
" Ka Liya.. aku pernah dengar katanya bahwa cinta itu tak harus memiliki, tapi cinta itu adalah ketika kita melihat orang yang kita cintai itu bahagia." Jeda Riska menghapus air mata Yaya
" Aku bawa cintaku kembali kepada cintanya kak. Aku mengharapkan kebahagiaan selalu mengiringi langkah hidup kalian. Dan aku berdoa biarlah cinta kalian sejati, abadi selamanya." Ucap Riska memeluk erat tubuh Yaya. Keduanya saling memeluk dan menumpahkan segala tangisan keikhlasan.
" Aku pergi dari cerita kalian kak, dan aku berharap, dicerita yang baru .... yang akan kalian tulis bersama, peranku bukan lagi sebagai penjahat, semoga aku menjadi teman baikmu, yang akan selalu menjaga keharmonisan kalian" ucap Riska tersenyum dan melepaskan pelukannya.
Perempuan itu beralih menatap putri, sahabat baik perempuan yang disakitinya.
" Ka utty... Makasih ya udah selalu jadi sobat yang baik untuk ka Liya ... Makasih sudah selalu jadi garda terdepan untuk mereka. Aku mohon selalu ada bersama mereka kak, bantu mereka untuk mengusir setiap orang yang berusaha menghancurkan kebahagiaan mereka. Karna cintaku ialah melihat mereka bahagia kak. Terimakasih ya ka utty" ucap Riska lembut dan tersenyum, langsung putri memeluk tubuh Riska.
" Pasti ris... Bahagia selalu ya ris... Semoga kamu segera dipertemukan orang yang mencintaimu sedalam kamu mencintai Ruli ris..." Ucap putri mengelus punggung perempuan itu.
Kini perempuan itu melepaskan pelukannya dengan putri, ia beralih kehadapan Ruli, dan sesekali melirik Yaya meminta persetujuan, yang dibalas anggukan oleh Yaya.
" Ka Ruli... Kali ini aku benar - benar akan buang semua perasaanku untukmu, tapi aku akan tinggalkan sedikit cintaku untukmu dengan pembuktian aku mau melihatmu bahagia. Bahagia selalu ya kak... Aku pergi... Aku pergi bukan pamit... Dan aku tidak akan kembali menjadi Riska yang ingin memilikimu." Ucap Riska menggenggam tangan lelaki itu dan menyantukan kedua tangan itu kekeningnya, sebagai salam perpisahan.
" Bahagia selalu ya ris...." Jawab Ruli tersenyum haru pada perempuan itu, dan dibalas senyuman anggukan oleh perempuan itu.
" Tante/om terimakasih ya... Mungkin sedikit banyaknya kalian sudah tau cerita tentang kami, tapi tenang, aku akan jadi tokoh yang baik di cerita baru kedua anak kesayangan kalian. Aku ijin pergi ya Tan/om, masa ku disini sudah selesai." Ucap Riska dan menyalami kedua orangtua itu.
" Aku ijin ya semuanya.... Bahagia selalu kalian, dan happy wedding kak Liya... Kak Ruli..." Ucap Riska tersenyum melambaikan tangan kearah mereka, dan berlalu.
Kisah Riska ditutup disini.
Dia bukanlah tokoh jahat dalam ceritaku dengan Ruli.
Hanya saja dia menjadi jahat untuk mendapatkan kebahagiaan yang diimpikannyaRiska....
Aku begitu mengasihimu...
Walaupun kisah kita terdengar kejam, sehingga membuat kita se-asing ini.Namun aku berharap, dicerita baruku dengan Ruli, kamu hadir dengan segala gelak tawa yang akan kita satukan bersama.
~ last case close in this part ~
LiyahniecantikaCuman mau bilang nanti malem aku up 1 part lagi, mudahan gak ketiduran🤭
KAMU SEDANG MEMBACA
Pamit Untuk Kembali ( END )
RomancePamit adalah harapan yang dinantikan untuk kembali, lalu bagaimana jika pada kenyataannya pamit itu tidak akan pernah membawanya kembali? ~ MinYun