Welcome Home

486 34 8
                                    

Rul....

Rul.....

Ruli....

Woy....

Bangun ehkkk ....

Teriakan putri ditelinga lelaki itu, dan membuatnya terbangun dari tidurnya.

" Huuuhhh...." Ruli terkesiap, bangun dan mengedarkan pandangannya.

" Lu ya bener - bener, bukannya jagain istri ini malah tidur, awas lu, itu si yaya udah bangun butuh bantuan gua" omel putri

Ruli bingung dengan apa yang baru saja terjadi, ternyata semua itu hanyalah mimpi, ia akhirnya mampu bernafas lega. Ia memutar wajahnya dan melihat istrinya yang memandanginya tersenyum gemas.

" Sayang, Alhamdulillah kamu udah sadar, maafin aku ya yang... Aku ketiduran" ucap Ruli merasa bersalah

" Its okayy pipayy, kamu pasti kecapean kan, aku juga tadi kecapean makanya tidur sebentar" jawab yaya

" Enggak sayang, mana ada kata capek" tangan lelaki beralih mengelus lembut wajah wanita yang dicintainya itu.

" Mimay...., jangan pernah tinggalin aku dan Dede ya mimay, aku sama Dede gak akan bisa hidup tanpa mimay, jadi mimay itu harus sehat terus, kalo ada apa-apa yang dirasain langsung kasih tau aku ya mimay" senyuman manis terukir diwajah lelaki itu.

Tok.... Tok.... Tok....

Permisi bapak...ibu...

Eh, Silahkan masuk dok...sus...

"Wah, bapak kok matanya merah gitu pak seperti menahan tangis?" Tanya dokter perempuan itu.

" Ahhhk, dokter ini bisa saja, saya tadi hanya kelilipan kok" bohong Ruli dengan wajah yang sudah memerah seperti kepiting rebus.

" Apa mungkin benar seperti itu ya Bu?" Ujar dokter itu mencoba cari dukungan dari wanita itu menggoda lelaki itu.

" Iya nih dok, aku juga bingung, soalnya tadi katanya sih nangis karna khawatir sama keadaan saya dok" ujar Yaya menyindir Ruli ikut meledeki lelaki itu.

" Isssst, Sayang... Aku itu beneran khawatir tau sama kamu, aku nangis-nangis tadi, gak boong, tanya deh putri, dokter juga tau kok tadi" ucap Ruli mengerucutkan bibirnya gemas.

" Apa iya tyyy? Emang bener yang dibilang suami aku ini?" Tanya Yaya menahan tawa melihat tingkah gemas lelaki itu.

" Gak ada ya, jangan percaya lu, dia santai-santai aja kok tadi, omongan bullshit dia doang itu udah klasik ya kan? Buktinya dia tidur disamping lu, padahal gua nyuruh biar dia jagain sekapan-kapan lu sadar ada dua yang nolongin" putri sedikit mendramatisir setiap perkataanya, turut menjahili lelaki muda yang saat ini sudah berbuntut satu.

Lelaki itu melihat dirinya terpojokkan, ingin sekali rasanya membela dirinya dihadapan wanita yang dicintainya itu, karna apa yang dipercayakan itu tidak benar walaupun terlihat nyata seperti apa yang dikatakan putri. Namun belum sempat ia mengeluarkan kata-kata pembelaannya, matanya mulai memanas dan memerah, ternyata pertahanannya runtuh sudah.

Dokter, suster dan seluruhnya yang ada diruangan itu tersenyum menahan tawanya. Lelaki itu seketika tersadar dengan sekelilingnya segera ia menghapus jejak air matanya dan mencoba mengatur nafasnya untuk kembali terlihat biasa saja.

" Utututu, bayi besar aku nangis iyaa?" Goda Yaya sembari mengulurkan satu tangannya, mencoba menggapai lelaki itu.

Ingin rasanya segera Ruli masuk kedalam dekapan wanitanya itu, namun ia malu dengan orang-orang yang ada saat ini, ditambah ia juga masih kesal dengan istrinya itu.

Pamit Untuk Kembali ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang