Kabut Cinta

340 25 34
                                    

Saat ini Ruli, Yaya, Putri, Riska , Arnold dan Gita sedang duduk di ruang tamu kediaman Arnold dan Gita.

Hari ini tepat sudah seminggu sejak kembalinya Ruli di negri tercinta. Dan selama seminggu ini mereka tengah sibuk membantu Ruli mengikuti fisioterapi untuk mempercepat proses pemulihannya untuk bisa segera berjalan.

" Alhamdulillah ya Rul, akhirnya kamu udah bisa jalan seperti biasa lagi" ucap Arnold membuka percakapan diantara mereka.

" Alhamdulillah om, semua ini berkat doa kalian semua, dan juga berkat calon istriku tercinta yang selalu ada disisiku menemani proses pemulihan ku om" jawab Ruli menatap perempuan yang amat dicintainya itu.

Arnold yang mendengar penuturan Ruli melemparkan pandangannya kepada istrinya. Keduanya saling bertatapan, keduanya kembali teringat akan permintaan Yaya dihari pertama Ruli kembali dalam peluknya.

Flashback on

" Om/ Tan maaf sebelumnya, mungkin ini bukan waktu yang tepat untuk membicarakan hal ini, mengingat kondisi Ruli saat ini, tapi ada hal yang perlu aku sampaikan, untuk dipertimbangkan kedepannya." Ucap Yaya sendu

" Kenapa sayang? Ada apa nak? Apa yang mau kamu sampaikan?" Tanya Gita harap.

" Rul..." Panggil Yaya menatap nanar lelaki itu.

" Tan, om.... Aku mau minta untuk membatalkan pernikahan ini" ucap Yaya telak.

Ketiganya kaget,bingung tercengang. Apa yang ada didalam pikiran perempuan itu saat ini, kenapa ia berpikiran untuk membatalkan pernikahan dua insan yang saling mencintai itu? Kenapa Setelah banyak air mata yang ia teteskan untuk menanti kembalinya lelaki itu.

Tidak dapat dipungkiri saat ini terpampang jelas raut wajah sedih, bingung harus berkata apa lagi, karna memang kenyataan yang saat ini mereka pahami begitu mengejutkan.

" Ya... Kenapa?" Tanya Ruli menatap sendu perempuan itu

" Iya sayang kenapa?" Tanya Gita lembut

" Ada apa nak? Apa yang membuat hatimu gusar?" Tanya Arnold

Tidak ada jawaban ataupun respon dari Yaya, perempuan itu langsung berhambur dalam pelukan wanita paruh baya yang berada disampingnya. Ia menumpahkan segala tangisan kegusarannya, tangisan kesedihannya. Tidak ada kata-kata lagi yang keluar dari bibir mungil perempuan itu, yang terdengar hanyalah tangisan pilu darinya.

Sesama perempuan Gita dapat memahami apa yang menjadi kegusaran hati Yaya, ia sangat paham akan hal itu. Hati perempuan mana yang tak sakit melihat kekasih yang sudah lama dinanti-nantikan kepulangannya kembali dengan keadaan yang menyedihkan, duduk dikursi roda tanpa ia tahu apa yang terjadi dengan lelakinya itu. Bahkan yang sangat mengiris hatinya ialah lelaki itu pulang dengan seorang perempuan yang pernah ada dalam masa lalu keduanya sebelum menjalin hubungan, bahkan perempuan itulah yang membuat Yaya sempat kehilangan kepercayaannya pada lelaki itu, lalu kenapa perempuan itu kembali lagi? Apa yang terjadi sebenarnya? Gita sangat paham akan hal ini, karna putri sudah menceritakannya ketika melihat sosok perempuan yang bersama dengan Ruli.

Ruli mutar roda kursinya, mendekat kearah perempuan yang sangat di cintainya itu, ia mencoba menggapai tubuh perempuan itu, ia menarik lembut kedua tangan Yaya, yang saat ini sudah berada dihadapannya berkat bantuan oleh Arnold.

Melihat Ruli berada dihadapan Yaya, Gita mencoba melepas pelukannya dan beralih ke sofa kosong sebelah perempuan itu, dan membiarkan Ruli untuk berbicara dengan perempuannya itu.

" Ya..." Ruli memandang paras cantik perempuan itu dan menitikkan air matanya.

" Aaaak..aku, mohon jangan tinggalin aku ya... Jangan batalkan semua yang sudah kita persiapkan dan kita tunggu-tunggu" ucap Ruli bergetar.

Pamit Untuk Kembali ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang