" akhirnya ya hun, satu-satu udah mulai berjalan baik" ucap Yaya sembari merebahkan dirinya duduk di sofa ruang tamu miliknya.
" Iya yang, tapi masih banyak lagi yang harus kita urus untuk persiapkan semuanya" ucap Ruli merebahkan tubuhnya tertidur dengan paha Yaya sebagai bantalannya.
" Gapapa hun pelan-pelan aja kita siapin semuanya nanti kalo udah 80% semuanya siap, baru nanti kita tentuin tanggal" ucap Yaya menenangkan Ruli, sembari mengelus surai rambut lelaki itu.
" Apa gak lebih baik nentuin tanggal dulu yang? Biar kita bisa bikin undangan?" Ucap Ruli
" Kalo menurut aku hun, mending kita siapin dulu perintilannya baru nanti nntuin tanggalnya" ucap Yaya, Ruli menatap bingung kekasihnya
" Jadi gini loh hun, mending kita siapin semua mulai dari survei tempat wedding, survei catering, foto prewedding, bikin baju pengantin kita, gimana menurut Kamu? Soalnya aku pengen benar-benar kita sendiri yang siapin semua untuk pernikahan kita" ucap Yaya serius menjelaskan.
" Aku sih ikut kamu aja yang .. kalo mnurut kamu bagusan gitu aku okehh" ucap Ruli tersenyum dan menatap wajah kekasihnya yang berada diatasnya.
" Yang, aku butuh saran kamu nih" ucap Ruli serius, dan mengubah posisinya menjadi duduk sembari menggenggam tangan Yaya.
" Kitakan udah sama-sama punya rumah nih dari orangtua kita, tapi aku gak mau kita tinggal di salah satu rumah yang peninggalan orangtua kita. Aku maunya beli rumah untuk kita memulai kehidupan baru kita, menurut kamu gimana?" Tanya Ruli
" Kalo aku sih hun, terserah kamu aja, tapi setelah kita menikah pasti kita akan banyak keperluan, apa gak lebih baik kita gunakan yang ada, dan simpan uang yang ada untuk kebutuhan kedepan" ujar Yaya
" Tapi akukan udah punya penghasilan sendiri, dan aku mau itu aku beli rumah untuk kita, sebagai apresiasi ke diri aku untuk keluarga kecilku nanti" ucap Ruli memelas
" Ya ampuuun gemas sekayyii cuamiku ini.... Ehk masih calon hihihi, yaudah kalo emang itu terbaik menurut kamu aku ikut aja sayang" ujar Yaya
" Yeayyy, belii rumahh untuk istri..." Ucap Ruli bersemangat melompat-lompat kecil.
" Husshh... Udah jangan teriak-teriak, nanti yang lain jadi bangun, mending kita akhiri deeptalk ini dan tidur saja bagaimana calon pak cuamii?" Tanya Yaya gemas
" Okeee siaaap istri..." Ucap Ruli berlagak memberi hormat
" Masih calon hun...." Kekeh Yaya
" Hihihi iya lupa, yaudah besok kita survei rumah ya untuk kita, sekalian apa yang bisa kita kerjain untuk persiapan pernikahan kita" ucap Ruli
" Oke hunny, gimana kalo besok kita ke cafe kamu juga, sekalian ngasih tau kabar ini ke anak-anak Salmonsic biar nanti mereka ikut bantuin kita" tanya Yaya
" Boleh yang, sekalian itu si Riska katanya mau resign, rencananya emang aku besok mau ke cafee bentar" ucap Ruli.
" Oke sayang, besok kita bicarain lagi yah, mending sekarang kita ke kamar masing-masing, good night hun" ucap Yaya dan memberikan kecupan singkat dipipi Kanan lelaki itu, dan itu berhasil membuat Ruli diam ditempat, sementara si pelaku sudah berlari masuk kekamarnya.
***
"Hi guys.... Maaf ya kita baru bisa gabung" ucap Yaya
" Sans aja ya... kita ngertilah sama orang-orang yang baru pacaran, masih bucin-bucinnya" ucap ragin
" Husssh, makanya lu cari pacar gin " ucap Berto membuat semua tertawa
KAMU SEDANG MEMBACA
Pamit Untuk Kembali ( END )
RomancePamit adalah harapan yang dinantikan untuk kembali, lalu bagaimana jika pada kenyataannya pamit itu tidak akan pernah membawanya kembali? ~ MinYun