(46) part 2

17 11 0
                                    

•••
"Loh loh eh.Bos ganteng rupanya ngelamun mulu daritadi,kenapa bos?"ujar Dito. "Abis berantem ya sama Larisa?."ujar Dito lagi.Namun tak ada respon satu pun keluar dari mulut Arka
"Udah dit jangan di tanya dulu."ujar Ridho
"Lagian ya ka,lu tuh gue liat2 mikirin satu cewe terus.Mendingan kalo lu bosen atau cape sama dia tinggalin aja cari yang lain."ujar Gibran
"Yehh itumah lu sana sini mau."ujar Bagas
"Ngaca bos ngacaaa!."ujar Gibran
"Udah2 bacot banget kalian."ujar Geral. "Lagian kita ini harunya pikirin rencana supaya Devil gak nyerang sekolah lagi."ujar Geral lagi.
"Nah betul banget."ujar Ridho
"Tau tuh si gibran."ujar Bagas
"Yeh gue lagi, terus aja disalahin."ujar Gibran
"Dibilang diem juga."ujar Dito tegas
"Wih bisa tegas juga lu sama temen,belajar dari siapa dit?."ujar Ridho
"Gue biasa aja,cuman ni bocah dua bawel terus bikin kuping gue hampir copot."ujar Dito
"Kita jangan coba2 ngajak mereka berantem duluan,biarin aja mereka koar2 dulu baru deh kalo mereka udah nyerang basecamp dan sekolah ataupun anggota kita di serang.Kita baru lawan"ujar Arka
"Ide bagus,bisa tuh kalo ditanya polisi siapa yang duluan nyerang,kita ga perlu cape2 jelasin."ujar Bagas
"Gue ngikut aja deh ka."ujar Dito
"Kalo gue selalu percaya omongan bos ketua.Ya gak bro"ujar Ridho sambil menepuk pundak Geral.

•••
Arka dipanggil Bu Gendis untuk segera ke kantor guru dan setelahnya ia sampai disana juga ada Seyra.Entah apa yang akan disampaikan Bu Gendis sampai2 memanggilnya beserta Seyra juga.
"Anak-anakku ibu disini memanggil kalian kesini untuk memberi tahu bahwa,ada Olimpiade matematika nasional yang akan di gelar bulan depan."ujar Bu Gendis.
"maaf bu,ini maksudnya ibu nyuruh kita kesini sekaligus pilih kita sebagai perwakilan?"Ujar Seyra.Namun Arka sepanjang perbincangan ia hanya diam tak respon hanya mendengarkan saja apa yang disampaikan Bu Gendis tadi.
"Betul pinter juga.Ibu pilih nak seyra ini karena dia kan pernah sekolah diluar negeri dan ternyata ibu liat nilai MTK nya sangat memuaskan."ujar Bu Gendis.
"Terimakasih bu."ujar Seyra
"Gimana nak Arka kamu bakal ikut kan?"ujar Bu Gendis
"Biar saya pikir2 lagi bu."ujar Arka.
"Kenapa toh Arka,biasanya kamu langsung setuju?"ujar Bu Gendis heran mengapa saat itu Arka berbeda dan tak biasanya juga Arka merasa ragu.
"Gakpapa bu,kasih waktu dia buat pikirin ini semua."ujar Seyra
"Yasudah nak.Ibu tunggu ya Arka sampai besok."ujar Bu Gendis.Namun hanya anggukan kepala saja yang Arka lakukan.
"Kami mohon pamit buat ke kelas lagi ya bu."ujar Seyra.Mereka pun keluar kelas,Arka tak menatap sekali pun ke Seyra.
"Arka tunggu."ujar Seyra,cowo itu menghentikan langkah ya. "Maaf ka kalo ganggu kamu,cuman aku mau bilang jangan sia2in kesempatan ini ya ka,pasti Almarhum papah kamu seneng kalo liat kamu berhasil nantinya."ujar Seyra lagi.
"oke sey.gue pergi dulu."ujar Arka singkat dan melanjutkan kembali untuk ke kelas.Seyra melihat ketidaksukaan lagi di mata Arka terhadapnya,dulu saat Seyra sangat akrab dengan cowo itu dan sekarang sekedar nanya saja tak bisa.

•••
"Lu udah persiapin belum ke acara ultah si cegil."ujar Fifi.Kebetulan perempuan itu sedang belajar bareng dirumah Larisa.
"cegil?Gisel maksud lu."ujar Larisa
"Iya lah siapa lagi."ujar Fifi
"Belum sih."ujar Larisa. "Lu udah emang?niat banget."ujar Larisa lagi.
"Eh sa bukannya gue seneng atau gimana,cuman tu cewe berisik banget ngomongin ultahnya di kelas, sampe kecantum di otak gue."Ujar Fifi
"Lagian lu mah tenang fi.Lah gue ga punya dress sama sekali yang ada tuh piyama seabreg-abreg."ujar Larisa.
"Tenang sa ada gue kok."ujar Fifi
"Tumben lu belajar kak."ujar Iqbal yang baru pulang main dan melihat kedua perempuan itu belajar di ruang tamu.
"Eh eh ga boleh gitu,mereka mending daripada kamu Iqbal kerjaannya basket mulu."ujar Bu dinar membawa dua cangkir teh.
"Gakpapa bu.Biar Iqbal jadi pemain handal."ujar Iqbal.
"Kalo pengen lebih handal,tuh belajar ke Calon kaka ipar."ujar Fifi membuat mata Larisa terbelalak.
"ihh Fifi lo tuh ya kompor banget sih."ujar Larisa
"Seriusan ka Fifi?!kaka ganteng yang kemaren itu bisa main basket juga?!"ujar Iqbal semangat.
"Iya dong.Dia tuh paling di sukain cewe2 di sekolah kita,ya cuman dia pengennya sama kaka kamu doang."ujar Fifi
"Romantis juga ya nak,asal tau aja itu tuh udah kaya kisah bapak sama ibu Larisa."ujar Bu dinar.
"Ngerestuin nieh."ujar Fifi.
"Fi!Buk.Udah deh aku lagi ngerjain tugas dulu."ujar Larisa.
"Iya nak maafin,ibu tinggal dulu ya."ujar Bu dinar
"Aku juga!mau mandi."ujar Iqbal
"Pantes bau ketek lu yang asem."ujar Larisa membuat Fifi tertawa melihat kedua kaka beradik itu bertengkar.

LOW AND HIGH | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang