Halo, happy reading
.
.Semua anggota Deltvior diperintahkan untuk hadir dalam pertemuan malam ini di markas mereka.
"Oke temen-temen, inti dari obrolan kita malam ini adalah tentang 'hama' di antara kita" Gilang membuka obrolan malam ini.
"Jadi beberapa kali kita sadari bahwa ada yang gak beres, mulai dari beberapa kali rencana kita bocor ke tetangga sebelah. Belum lagi kerusuhan yang terjadi di sekolah kemarin" Sekarang giliran Dewa menyambung ucapan Gilang.
"Gue sendiri menyadari kurangnya solidaritas kita, mungkin 60 orang terlalu banyak? Atau kita perlu mengurangi jumlah member?" Ucap Aksa memberi opsi.
"Menurut gue gak perlu Bang, karena sejauh ini kita belum tau siapa 'hama' ini" Usul salah satu anggota.
"Iya Bang, gue juga ngerasa gak ada kesalahanpahaman diantara kita, semua anggota berbaur satu sama lain. Dan gue rasa gak ada yang merasa gak nyaman disini"
"Kemudian itulah yang menjadi pertanyaan kita, kenapa orang ini jadi penghianat?" Tanya Akbar.
"Kita memilih untuk terus berdiskusi masalah ini sama-sama, gue harap ini bisa jadi kesempatan untuk introspeksi" Ucap Fian.
"Siapa yang gak hadir?" Tanya Aksa menatap satu-satu anggota deltvior.
Hening menyerang, mereka mencoba menghitung siapa-siapa saja yang ada dan tiada.
"Hampir semua hadir Bang, ada beberapa yang berhalangan"
Aksa menganggukkan kepalanya, "Kalau lo ngerasa punya masalah, langsung bilang ke gue. Kita bisa ngobrol. Semua tau, Deltvior dibentuk bukan untuk hal negatif. Sampai detik ini pun, Deltvior tidak pernah nyari masalah duluan."
"Kita disini untuk have fun. Rumah lo 'berisik', lo bisa main disini. Lo punya masalah pribadi, lo bisa ngobrol ke siapapun disini. Tapi kalo tujuan lo cuma buat kehancuran ataupun keributan, mending cabut. Bukan disini tempatnya. Paham?" Anggota lain mengangguk, tanda menerima maksud dari ucapan Aksa.
"Betul, kita ga ada adu domba disini. Baik antar anggota ataupun sama perkumpulan lain" Fian melanjutkan ucapan Aksa.
"Paham kan? Udah yok main billiard, lawan gue. Lo kalah jajanin gue es krim" Ajak Akbar pada teman-temannya untuk mencairkan suasana.
Suasana tegang tersebut tidak berlangsung lama, mereka kembali berbaur dan bermain bersama.
"Ini daftar orang-orang yang ga hadir hari ini" Gilang menyerahkan kertas berisi daftar nama yang sudah ia tuliskan kepada Aksa.
"Hm, tetep pantau. Dia pasti punya alasan melakukan hal ini. Kita semua kenal mereka" Gilang menganggukkan kepalanya.
Menjadi anggota Deltvior bukanlah sesuatu hal yang mudah, mereka semua kenal dengan baik sebelum menjadi anggota.
***
Bugh
"Sialan! Lo emang anak sialan!"
Bugh
Bara masih belum puas memukul laki-laki yang sudah lebam sekujur tubuhnya. Bakan wajahnya sudah tertutupi luka.
"Bang, ampun Bang.." Ucap laki-laki itu memohon. Demi apapun ini sakit sekali.
"Kenapa lo nolongin cewek itu hah?!"
Plak
"Anjing! JAWAB!" Bara menarik wajah itu untuk menghadapnya.
"Gue ngga bisa Bang.." Jawabnya lirih
"Lo suka sama tu cewek?" Tanya Bara lagi. Ia sudah menduga hal ini.
Tidak ada jawaban apapun dari laki-laki dihadapannya itu. Diam artinya iya.
Plak
"Bodoh! Dengan keadaan lo sekarang, lo masih punya rasa cinta?"
"Hidup lo sudah hancur Alvin!"
"Lo lupa bapak lo gantung diri karena keluarga Niandro?!" Bentak Bara mengingatkan bagaimana keluarga Niandro pada saat itu mencabut semua saham ada perusaan keluarga mereka dan menghancurkan karir ayahnya hingga ayah mereka memilih mengakhiri hidupnya.
"Keluarga Aksa hancurin keluarga lo! KELUARGA KITA!"
"Hancurkan perasaan itu! Fokus ke tujuan kita!" Peringat Bara menarik wajah sang adik untuk menatap dirinya.
"Inget, cewek itu kunci kehancuran Aksa Niandro" Peringat Bara.
"Paham?!"
"Gue ngga bisa-"
Bugh
"GUE GA MAU TAU ANJING!"
"JALANI PERINTAH GUE! ATAU LO AKAN MATI DITANGAN GUE!"
"Paham?" Tanya Bara sekali lagi.
Alvin menganggukkan kepalanya. Terlihat raut ketakutan pada wajah itu.
"Balik ke kamar!" Perintah Bara yang langsung dijalani oleh Alvin.
Bara dan Alvin adalah saudara kandung. Mereka sudah ditinggalkan oleh orangtuanya sejak 5 tahun yang lalu. Ibu mereka pergi tanpa jejak meninggalkan mereka ketika perekonomian keluarga mereka jatuh hingga titik nol dan ayahnya yang mengakhiri hidup beberapa bulan setelahnya.
Setelah memberi pelajaran pada adiknya. Bara melangkah meninggalkan rumah kontrakan itu. Sebenarnya sangat jarang ia ada dirumah, ia lebih banyak menghabiskan waktunya bersama teman-temannya.
Alvin berjalan tertatih-tatih menuju kamarnya. Meluruhkan tubuhnya diatas kasur lipat yang sudah menipis hingga tak terasa lagi empuknya. Ia menatap kamar sederhana yang nyaris kosong tanpa perapot. Bahkan mereka tidak memiliki lemari untuk menyimpan pakaian. Kontrakan ini hanya memiliki satu kamar yang seharusnya mereka gunakan bersama. Namun hanya Alvin yang tidur disini karena saudaranya nyaris tak pernah pulang.
Air mata perlahan jatuh membasahi wajah empunya tanpa isakan. Merasakan semua rasa nyeri yang baru saja diberikan pada tubuhnya.
"Argh!" Tangannya tergenggam erat menahan gejolak amarah yang ingin meledak secara membabi buta.
Perihal gadis yang mereka bahas adalah tentang Aciel. Gadis yang ia sukai sejak awal pertemuan mereka karena berada dalam satu kelas yang sama.
Karena dendam tak berujung ini ia harus mengorbankan perasaannya. Namun entah sebesar apa perasaan itu hingga bisa menghambatnya untuk melakukan rencana pembalasan ini.
"Gue harus cari cara lain untuk menghancurkan Aksa tanpa melukai Aciel"
.
.Inget Alvin kan?
Wah ada udang di balik bakwan nih🤔
Ikutin terus deh pokoknya, jangan lupa votenyaaa
Kalau mau update lagi komen disini
Maaf updatenya malem
See you👻
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSIEL
Teen FictionCewek galak vs cowok kulkas, kok jadian?! ⚠️ Yang uwuphobia menjauh!! "Gue ga mungkin milih yang lain sedangkan hidup gue ada disini" - Aksa Aciel Azzura, gadis yang terkenal cuek dan galak. Namun sifatnya bisa berubah menjadi manja tetapi hanya ke...