AKSIEL #19

2.6K 66 0
                                    

Happy reading
.
.
Jangan lupa votenya bestiee😉






Setelah pulang sekolah, Aksa dan Aciel berbincang santai di balkon. Hari ini agendanya adalah membantu Aciel untuk menyelasaikan tugas matematika dari Pak Dadang.

"Aku nyerah aja ya, mana kameranya?" Tanya Aciel sambil melambai seolah mencari letak kamera. Ia sudah sangat jenuh berkutat dengan soal-soal yang diberikan. Walaupun dirinya tidak terlalu bodoh tapi ia sangat membenci matematika.

"Gak, kerjain dulu sampe bener" Ujar Aksa tegas.

"Aksa.."

"Aciel.." Keduanya saling melemparkan tatapan seolah berlomba siapa yang paling mengancam.

"Kalau kamu nyerah, gak akan selesai tugasnya" Peringat Aksa lagi. Sejujurnya ia juga sudah jenuh karena berkali-kali mengulang kata-kata yang sama untuk memberi penjelasan terkait soal yang tak kunjung gadis itu pahami.

"Kan ada kamu" Cicit Aciel menatap penuh harap ke arah sang kekasih yang memang lebih pintar dalam bidang akademik.

"Gak, kali ini kerjain sendiri. Kamu gak akan pernah paham kalo gini terus Yang" Aksa memainkan rambut dari kepala yang sudah tertunduk lemas di atas meja itu.

"Ayo kerjain" Aksa berusaha mengangkat kepala itu, mata gadis itu mulai terpejam meladeni rasa kantuk.

"Kepala aku mau meledak rasanya" Gumam Aciel yang masih enggan.

"Yaudah, istirahat 15 menit"

"Oke!" Seketika sikap gadis itu berubah, memberikan respon yang lebih menyenangkan.

"Disuruh istirahat baru seneng"

"Gapapa dong, nanti lagi" Aksa menatap Aciel yang sedang menyantap beberapa makanan yang disiapkan oleh ibunya.

"Kamu nanti mau kuliah dimana?" Tanya Aciel membuka obrolan.

"Belum tau, yang jelas tetap di Jakarta"

"Kamu pasti sibuk ya setelah ini" Ujar Aciel, walaupun ia tahu kekasihnya itu sudah diberkahi otak yang pintar tentu saja menyiapkan diri untuk ujian masuk universitas bukanlah sesuatu yang mudah.

"Nggak sayang, aku malah banyak dirumah. Minggu depan udah ada kepengurusan osis yang baru" Aksa memberi penjelasan terkait kekhawatiran sang kekasih.

"Berarti, festival olahraga jadi proker terakhir kamu?"

"Gak, itu nanti udah dipegang sama pengurusan baru" Aciel hanya mengangguk kepala.

"Kenapa? Apa yang kamu pikirin?" Aksa mengenggam salah satu tangan gadisnya.

"Jangan jauh-jauh"

"Aku usahin masih di Jakarta ya" Aksa mengecup tangan itu dengan lembut.

"Lagian kalau aku keluar kota juga kamu tinggal ngikut" Lanjut Aksa berbicara seolah hal itu adalah sesuatu yang mudah.

"Enak aja! Nggak mau, nanti aku nggak ada temen"

"Gapapa, biar kamu gak bandel. Mainnya cuma sama aku aja nanti"

"Yee itu mah maunya kamu!! Emang kampus impian kamu apa?"

"ITB atau UGM" Jawab Aksa sambil berpikir.

Aciel menghela nafas. "Itu Jakarta sebelah mananya Aksa?! Tuhkan kamu tu emang mau ninggalin aku" Tanya Aciel, tidak ada satupun diantara universitas itu berada di daerah Jakarta.

"Kan cuma kampus impian"

"Ya itu artinya kamu harus usahain kesana lah"

"Gak, disini aja"

AKSIELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang