AKSIEL #30

2K 44 2
                                    

Happy reading

Part ini lumayan panjang, baca pelan-pelan ya

Vote dulu sebelum baca, biar ngga lupa hehe
.
.

Keesokan harinya, pasangan itu memilih untuk melakukan kencan pertama mereka di kota Bandung.

"Sayang.. Bangun" Aciel yang sudah siap, cukup terkejut ketika melihat pasangannya masih bermanja dengan kasur dan selimutnya.

"Aksa.. Ayo ih kita ngedate!!" Aksa sudah mulai bangun tapi masih setia menutup kedua matanya.

"5 menit, Yang"

"Ngga!! Kamu keterlaluan, udah dibangunin dari tadi!!"

"Bangun! Kamu jahat, aku udah siap gini" Tentu saja Aciel marah, dimana-mana harusnya si cowok yang nungguin ceweknya dandan. Sedangkan Aksa belum beranjak disaat Aciel sudah sempat menyiapkan sarapan dan bersiap-siap.

"BANGUN GAK?!"

Bugh

Bugh

Aciel dengan perasaan kesal terus melempar bantal kearah kekasihnya.

"Ck, Aciel!"

"Makanya bangun!"

"Iya, sebentar"

"Ngga! SEKARANG!"

"Iya ini bangun!" Aksa bangun mendudukkan dirinya. Menangkap tangan nakal yang menganggunya.

"Nakal banget sih!"

"Nyebelin.." Nafas memburu dan wajah cemberutnya mampu menggambarkan perasaan Aciel.

"Lah jangan nangis princess, udah cantik gini" Aksa menarik kekasihnya itu untuk ia peluk dan cium pipinya.

"Mandi!"

"Jam berapa sih?" Aksa mengecek jam di layar ponselnya.

"Belum jam 10"

"Kita rencana pergi jam 8 ya!"

"Yaudah sih, kenapa harus buru-buru"
Aksa lanjut mendusel di bahu kekasihnya itu.

"Kamu tuh emang ngga pernah ngerti! Sana mandi! 15 menit ngga keluar aku pergi sendiri!" Aciel pergi meninggalkan Aksa dengan perasaan pundung.

"Kenapa lagi Neng?" Tanya Gilang yang tengah sarapan bersama yang lainnya ketika Aciel datang menghampiri mereka.

"Tau ah temen lo Bang!"

"Sabar.. Masih pagi, jangan ribut dulu" Tata berusaha menenangkan temannya.

"Tenang ya tenang.. Takutnya ni meja makan ancur ni" Akbar sudah was-was menyelamatkan makanannya.

"Lagian, masa dari tadi dia belum bangun!"

"Parah memang si Aksa. Masa pagi-pagi udah mancing emosi Nyonya" Dewa berkacak pinggang, ikut menunjukkan ekspresi marah. Laki-laki itu memilih masuk pada kubu pendukung Aciel. Nyari aman.

"Udah, lo sarapan duluan aja" Karina menunjuk makanan dihadapan Aciel.

"Ya, liat aja! Kalo makanan ini habis dia belum turun juga, gue pergi sendiri!" Aciel menyantap makanannya dengan agresif membuat teman-temannya menatap ngeri.

Setelah itu teman-temannya tidak lagi fokus ke makanan mereka. Setiap suapan Aciel bagaikan jam pasir yang terus mengalir.

Mereka bergidik ngeri pada detik-detik suapan terakhir perempuan itu. Mereka saling menatap satu sama lain.

AKSIELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang