Happy reading~
.
.Setelah beberapa bulan Aksa menyiapkan berkas masuk universitas dan Aciel yang telah melaksanakan ujian akhir semesternya. Tiba saat dimana Aksa akan memulai pengalaman pendidikannya di Bandung.
Tangan Aciel bergerak merapikan pakaian-pakaian milik Aksa kedalam koper. Ia hari ini membantu Aksa untuk menyiapkan barang-barang yang akan laki-laki itu bawa ke tempat tinggalnya yang baru.
"Yakin cukup segini aja pakaiannya?" Tanya Aciel lagi tentang Aksa yang hanya membawa satu koper berisi pakaian. Laki-laki biasanya lebih simpel daripada perempuan.
"Hm, cukup" Ucap Aksa yang sejak tadi terus memeluk kekasihnya.
"Apalagi yang perlu dibawa?" Tanya Aciel yang semangat untuk membantu.
"Kamu" Laki-laki itu mendusel di leher kekasihnya.
"Serius, besok udah mau berangkat loh kamu"
"Ngga mau, aku ngga jadi pergi"
"Apa sih... Kan besok aku ikut nganterin" Ucap Aciel menenangkan kekasihnya yang terus merengek tidak mau pergi.
"Kamu stay disana dulu sampai liburan habis" Pinta Aksa. Pasalnya gadis itu memiliki waktu libur semester yang cukup panjang.
"Ngga boleh sama Bunda, Sayang"
"Nanti aku bujuk Bunda"
"Aksa." Peringatan Aciel mampu membuat kekasihnya berhenti merengek.
Besok rencananya Aciel bersama teman-temannya akan mengantar rombongan Aksa ke Bandung. Ternyata rombongan itu tidak bisa dipisahkan. Mungkin mereka sekalian menghabiskan waktu beberapa hari disana untuk liburan.
"Yang, nanti kita ke cafe yang aesthetic itu ya— tadi lewat di fyp aku" Ucap Aciel yang sudah tidak sabar ingin mengeksplor daerah Bandung dan sekitarnya.
Bertolak belakang dengan Aciel, Aksa justru merasa kelimpungan sekarang. Ia benci situasi ini. Bagaimana ia bisa jauh dari gadis gembul di depannya ini.
"Aksa.."
"Sayang, answer me!" Aciel terus memanggil namun tiada sahutan apapun dari lawan bicaranya.
"Hm" Gumam Aksa yang sedari tadi menatap lesu Aciel yang sibuk dengan ponselnya.
"Kamu seneng banget aku pergi?" Tanya Aksa yang memulai dramanya.
"Bukan gitu, aku kan seneng mau liburan" Aciel terus berusaha menjelaskan.
Aksa menarik pinggang Aciel agar dirinya bisa memeluk gadisnya itu.
"Jangan sedih terus.." Aciel mengusap lembut helaian rambut kekasihnya. Kepala itu tertunduk tanpa daya di bahunya.
"Aku juga sedih pastinya harus jauh dari kamu, tapi kan ini fase yang harus kita jalani" Tangan Aciel bergerak untuk menyapu halus wajah kekasihnya.
"Kamu harus selesaikan pendidikan kamu supaya nanti anak kita bisa banggain kamu"
"Ayah aku arsitek loh" Ujar Aciel menirukan gaya bicara anak kecil.
Namun tanpa Aciel sadari ucapannya mampu membuat seorang Aksa Niandro memerah karena salah tingkah. Berusaha menahan bibirnya agar tidak senyum merekah dengan lebarnya.
Mulut gadis itu terus bergerak tanpa ingin berhenti berbicara. Aksa hanya terus memperhatikan pergerakan itu sambil terus menahan gejolak keinginan untuk menerkam gadis itu sekarang juga.
Aksa sulit untuk menahan fokusnya sekarang. Tangannya terus mengusap halus bibir cerewet itu.
"Shit! Gue ngga kuat" Gumamnya sebelum beraksi.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSIEL
Teen FictionCewek galak vs cowok kulkas, kok jadian?! ⚠️ Yang uwuphobia menjauh!! "Gue ga mungkin milih yang lain sedangkan hidup gue ada disini" - Aksa Aciel Azzura, gadis yang terkenal cuek dan galak. Namun sifatnya bisa berubah menjadi manja tetapi hanya ke...