AKSIEL #21

2.3K 46 0
                                    

Happy reading~
.

.


Hari ini festival dilangsungkan setelah pulang sekolah. Semua siswa SMA Pancasila tetap semangat berpartisipasi dalam acara ini kecuali Aciel. Aksa melarangnya kembali mengikuti lomba dan mengurungnya diantara teman-teman laki-laki itu sehingga ia tidak bisa ikut cuci mata bersama teman-temannya.

Sebenarnya Aksa khawatir gadis itu akan membalaskan dendamnya kepada duo nenek sihir. Aksa memiliki beberapa urusan terkait acara yang perlu ia selesaikan sehingga ia tidak bisa mengawasi Aciel. Itulah mengapa gadis itu berakhir disini.

"Eh Cil mau kemana lu?!" Tanya Dewa melihat Aciel bergerak mundur perlahan menjauh dari pasukan itu.

"Ke toilet doang Bang" Bohong Aciel. Ia belum tau akan kemana setelah ini, yang penting ia harus berhasil kabur saja dulu dari sini.

"Yaudah, awas lo kabur ntar gue yang ditelen sama Aksa" Dewa memilih mengizinkan Aciel karena ia tidak mungkin mengikuti gadis itu hingga ke toilet.

"Gak, aman" Segera Aciel pergi menjauh.

Setelah kira-kira dirinya tak terpantau lagi, Aciel pergi menjauh tak tentu arah. Ia berniat menyusul keberadaan teman-temannya.

Namun tak Aciel sadari tubuhnya melangkah menuju area belakang sekolahnya yang berdiri banyak gudang. Disini sangat sepi dan terkenal angker.

"Serem banget" Aciel memilih untuk memutar balik langkahnya menjauh dari sana.

"Jalani perintah gue!" Suara itu menghentikan langkah Aciel. Tentu saja suara itu membuatnya penasaran. Dengan langkah hati-hati ia mendekati sumber suara. Jantung berpacu lebih cepat karena suasana seram yang diberikan oleh tempat ini. Namun jiwa ibu-ibu kompleknya sedang dominan sekarang. Alias kepo.

Dengan langkah pelan ia berjalan menuju belakang gudang itu.

Duk

Ia terkejut ketika melihat sepertinya ada yang melompat keluar dinding pembatas belakang sekolahnya.

"El?"

"Anjing! Lo gak disekolahin ya?! Ngagetin aja!" Aciel menatap Alvin tajam dengan nafas yang masih memburu karena terkejut.

"Ini lagi sekolah tolol! Lo ngapain disini?" Tanya Alvin. Tentu saja Alvin mengenal Aciel karena mereka adalah teman sekelas.

"G-ga ada, lo juga yang ngapain disini?!" Tanya Aciel balik.

"Disini markas darurat Deltvior kalo lo lupa" Jawab Alvin dengan santai.

Dan benar saja, Aciel melupakan itu.

"Itu apaan??" Aciel heran terhadap kantong hitam yang dipegang oleh Alvin.

"O-oh, ada lah, kepo banget lu!!"

"EL!!" Fokus Aciel teralihkan karena panggilan itu. Terlihat Akbar dan Dewa.

"Eh kutu, lo kemana aja sih?! Dibilangin jangan kabur" Tanya Dewa melangkah mendekat kearah Aciel.

"Lu berdua ngapain disini?!" Tanya Akbar seperti mengintograsi tersangka pencurian sendal.

"Gue tadi mau ke markas tapi dia berdiri sendirian disini, gue tanyain lah" Jawab Alvin dengan santai.

"Yee kesurupan lu?!" Tanya Akbar.

"Apasih, gak ya!"

"Udah ah, ayo cepetan! Keburu ditelen ni gue sama Pak Bos" Dewa menarik Aciel untuk kembali sebelum pawangnya datang.

AKSIELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang