AKSIEL #16

3K 68 0
                                    

Hai, akhirnya ada part baru

Masih adakah yang nunggu?

Happy reading
.
.
.











Seorang laki- laki dengan seragam sekolah SMA Pancasila melangkahkan kakinya menuju salah satu kamar yang ada di rumah sakit jiwa Pelita Harapan.

"Aksa.." Seorang perempuan menoleh lemah ke arah pintu.

"Gue bukan Aksa" Jawab laki- laki itu.

"Dimana Aksa?! DIMANA?!" Tanya perempuan itu mulai histeris.

"Kak kendalikan diri lo!"

"GAK!! AKSA!! TOLONGIN GUE!!" Perempuan itu mulai tidak terkendali. Ia berteriak dengan mengacak- acak rambutnya. Dan berusaha lepas dari genggaman laki- laki itu ditubuhnya.

"ALANA!" Bentak laki- laki itu yang sontak membuat perempuan yang dipanggil Alana itu diam.

"Gue janji bakal bawa Aksa kesini tapi bukan sekarang, dan syaratnya lo harus nurutin apa yang gue bilang" Alana hanya mengangguk mendengar ucapan laki-laki yang ada dihadapannya ini.

"Sekarang lo harus makan" Ucapnya membuka bungkus makanan yang dibawanya dihadapan Alana.

"Karena lo harus tetep hidup Kak" Lanjutnya dalam hati.

Alana akhirnya memilih untuk menyuapkan makanan itu kedalam mulutnya.

"Dan ketika dokter ngasih obat jangan ngamuk, gak ada orang yang mau sama cewek gila. Termasuk Aksa"

"Maksud lo apa hah?!"

"Diem! Makanya lo harus sembuh"

"Lo janji gak bakal nyakitin Aksa kan?" Tanya Alana lirih.

"Hm, gue bakal ngasih Aksa buat lo dan gue bakal dapet apa yang gue mau" Ucapnya.

"Gue pulang, turutin apa yang dokter mau. Masih untung lo hidup disini"

Alana memang sudah berada di rumah sakit jiwa yang ada dipinggiran kota ini sejak dua tahun yang lalu.

"Gue pegang janji lo, gue tunggu disini..." Ucap Alana menatap mata lawan bicaranya.

***

Setelah semua kesibukan terselesaikan, akhirnya Aciel memiliki banyak waktu bersama Aksa lagi seperti biasanya.

"El kamu gak mau mandi hm?" Tanya Aksa pada gadis yang sedari tadi memeluknya.

"Emang kenapa sih?! Aku bau? Aku jelek?" Tanya Aciel dengan nada judesnya.

"Enggak, hemm wangi" Ucap Aksa mengedus-endus rambut kekasihnya itu.

"Aku kangen, kemaren kamu sibuk dan nyuekin aku. Gak peka banget jadi cowok" Aciel merubah nada bicara dengan nada manjanya.

"Ya, aku tau tapi udah sejam lebih kamu meluk. Lama- lama pegel juga nih" Ucap Aksa dengan jujur, walaupun tubuh Aciel tidak terlalu berat tetap saja akan menyebabkan pegal jika terlalu lama.

"Gak mau!! Aku mau ilangin bekas uler itu dibadan kamu!" Ucap Aciel dengan emosi. Melihat itu, Aksa memilih untuk mengalah saja.

"Yaudah iya!" Ucapnya kemudian menarik kepala kekasihnya itu ke bahunya lagi.

"Punya pacar rewel terus" Ucap Aksa asal.

"Coba bilang apa tadi? Ulangin!" Tanya Aciel kembali dengan nada tegasnya.

AKSIELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang