17. Menyibukan dirinya

851 117 23
                                    

Sudah hari kedua Velly berada di rumah sakit yang hanya ditemani oleh Marven terkadang Byan dan Renata juga datang selalu untuk menemaninya. Sebelumnya Marven sudah memberitahukan tentang sakitnya Velly kepada kedua orang tua tetapi karena kesibukan Xavier dan Yala mereka tidak bisa mengunjungi anaknya yang sedang sakit karena itu lah hanya Marven yang stay di rumah sakit.

Keadaan Velly sudah lumayan membaik dari pada kemarin yang seharian hanya di habiskan tertidur karena lemas dan sakit perutnya yang tidak kunjung reda. Tetapi hari ini Velly sudah bisa bersandar dan bisa memegang hp nya kembali bahkan sudah mulai memeriksa tugas-tugas kuliahnya yang segunung tentu saja masih di bawah pengawasan Marven.

"Setengah lagi istiragat, Vell. Inget kata dokternya kan?" ucap Marven memberitahukan apa yang di katakan kembali oleh dokter.

Velly menganggukan kepalanya, tugas-tugasnya sudah dibereskan dan rencananya akan Velly kerjakan nanti lagi. Saat ini Velly sibuk mengskroll sosial medianya yang tidak terlalu bisa membuat hatinya happy karena memang tidak ada hal yang menarik untuk ia lihat.

"Bang, aku pengen banget nonton konser Seventeen lagi deh," kata Velly.

Marven menyernyitkan dahinya. "Kenapa? Kamu mau ikutan nyanyi-nyayi lagu jaga selalu hatimu?" celetuk Marven. Dirinya tahu betul kalau keadaan hubungan adik bungsunya dengan Rendra sedang tidak baik-baik saja.

"Tenang aja kali,  Rendra mau setia pasti menjaga ha--

Velly  berdecak kesal, bukan itu yang ia maksud.

"Bukan, Bang. Seventeen lain ini," kesal Velly.

"Lah, emang ada berapa Seventeen?" tanya Marven kebingungan, yang ia tahu Seventeen adalah band Indonesia yang lagu-lagunya trend dimana-mana.

Tapi bukan Seventeen itu yang Velly maksud.

"Ini yang boyband Korea ih, Bang. Kan yang Seventeen lokal aku udah pernah nonton dulu banget sama Papah, ini yang aku maksud Seventeen yang Korea yang dulu aku pernah nonton konsernya di Jepang," cerocos Velly sambil tetap mengskroll sosial medianya.

"Ah lier."

Kedua kalinya Velly berdecak.

"Mau nonton ih, Bang. Mau healing sama mereka, setidaknya sampe mereka belum pada wamil."

"Wamil apaan?" heran Marven lagi.

"Wajib militer ih gitu aja gak tahu," kesal Velly.

"Ya emang Abang mah gak tahu, Vell. Harus banget Abang tahu?"

"Ya harus lah, Bang. Kan mendukung hobi adiknya yang cegil cowok-cowok Korea."

"Yang gua tahu mah lo cegilnya si Narendra Pradipta," celetuk Marven tanpa rasa bersalah.  Mendengar nama itu membuat wajah Velly berubah, ia ingat bahwa sampai sekarang lelaki itu tidak mengirimkan kabar apa-apa atau bahkan menanyakan kabar saja tidak ada.

"Bang jangan bahas dia, aku males."

"Kenapa? Gak mau baikan aja? Bisa kamu lama-lama diem-dieman gini sama Rendra?"

Velly terdiam.

"Yaudah-yaudah nanti kabarin Abang kalau Seventeen itu konser di Indonesia biar Abang bayarin," kata Marven tidak tega melihat wajah adiknya yang berubah menjadi muram karena itu lah kenapa Marven mengalihkan pembicaraanya.

***

Byan
|Ndra, lo gak kesini? Velly belum sembuh nih, Bang Marven juga harus balik ke Nangor lagi kan kasian gak ada yang jagain.|
|Kalau lo gak bisa jagain, boleh gua jagain gak Ndra?|

Rendra berdecak kesal, bisa-bisanya Byan mengirimkan pesan yang membuatnya kepikiran. Rendra tidak masalah jika Byan ingin membantunya dalam menjaga Velly, hanya saja Rendra takut ada maksud lain yang Byan maksudkan.

My Youth | Sequel Narendra vers IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang